Minggu, 22 November 2009

Laksamana MALAHAYATI

MALAHAYATI (Panglima Armada para Janda)

Dia adalah laksamana yang jadi panglima armada wanita pertama di dunia.

Perang itu pun pecah di Teluk Haru (Selat Malaka) di pengujung abad ke-16. Armada Portugal bentrok dengan armada Aceh. Kala itu armada Tanah Rencong dipimpin langsung oleh Sultan Alaiddin Riayat Syah Al Mukammil, pemimpin Aceh Darussalam selama 1589-1604, yang dibantu dua laksamana.

Pertempuran besar itu berakhir dengan kemenangan armada Aceh. Namun, korban yang jatuh di kedua belah pihak tidaklah sedikit. Portugal kehilangan ribuan serdadunya. Sekitar 1.000 mujahid Aceh juga meninggal, termasuk dua laksamananya. Salah satu laksamana itu adalah suami dari Laksamana Malahayati,

Dalam buku Malahayati Srikandi dari Aceh (Gema Salam, 1995) karya Solichin Salam disebutkan bahwa Malahayati bernama lengkap Keumala Hayati. Tanggal kelahirannya tidak dapat dipastikan, tapi dia diketahui adalah putri Laksamana Mahmud Syah. Kakeknya dari garis ayah adalah Laksamana Muhammad Said Syah, putra dari Sultan Salahuddin Syah, yang memerintah Aceh sekitar 1530-1539. Sultan Salahuddin adalah putra dari Sultan Ibrahim Ali Mughayat Syah (1513-1530), pendiri kerajaan Aceh Darussalam.

Malahayati adalah alumni jurusan angkatan laut di Mahad Baitul Makdis, akademi militer kerajaan Aceh yang dibangun atas bantuan pemerintahan Usmaniyah Turki di bawah Sultan Selim II. Di akademi yang sekitar 100 instrukturnya dari Turki inilah konon Malahayati bertemu dengan seorang calon perwira yang lebih senior yang kemudian menjadi suaminya setelah keduanya lulus. Sang suami kemudian menjadi seorang laksamana dan Malahayati diangkat Sultan menjadi Komandan Protokol Istana Darud-Dunia Kerajaan Aceh Darussalam.

Karena suaminya gugur dalam perang Teluk Hara, maka Laksamana Malahayati memohon kepada Sultan Al Mukammil untuk membentuk sebuah armada yang semua prajuritnya adalah para janda yang suaminya gugur dalam pertempuran itu. Sultan mengabulkan dan mengangkat Laksamana Malahayati sebagai Panglima Armada Inong Balee (Armada Perempuan Janda).

Menurut Rusdi Sufi, dalam artikel "Laksamana Keumalahayati" di buku Wanita Utama dalam Lintasan Sejarah terbitan Kementerian Negara Urusan Peranan Wanita, salah satu kemungkinan alasan Sultan Al Mukammil mengangkat Malahayati sebagai laksamana adalah banyaknya intrik di istana kala itu. Sang Sultan sudah sepuh, usianya sekitar 94 tahun, sehingga isu mengenai suksesi dan upaya menyingkirkannya merebak di istana. Hal ini membuat Sultan curiga terhadap kaum lelaki, sehingga mengangkat perempuan sebagai laksamana. Pada waktu yang sama Sultan mengangkat pula Seorang perempuan, Cut Limpah, sebagai pemimpin dewan rahasia istana (intelijen).

Armada Inong Balee pimpinan Malahayati berpangkalan di Teluk Lamreh Kraung Raya. Bentengnya bernama Kuto Inong Balee yang dibangun di atas perbukitan yang tingginya 100 meter dari permukaan laut dan menghadap ke teluk. Temboknya, yang menghadap ke laut, tingginya tiga meter dengan lubang-lubang meriam yang moncongnya mengarah ke laut. Sisa-sisa benteng itu masih ada di Aceh hingga kini.

Armada Inong Balee pada awal pembentukannya berkekuatan sekitar 1.000 janda. Tapi kemudian berangsur-angsur membesar menjadi 2.000 orang, yang tak hanya beranggotakan janda tapi juga gadis-gadis muda yang gagah berani.

Sebuah laporan dari masa itu menyatakan armada yang dipimpin Malahayati memiliki 100 kapal perang bersenjata meriam, yang sebagian mampu mengangkut 400-500 orang. Kekuatan angkatan laut Aceh pada masa itu termasuk yang terkuat di Asia Tenggara.

Salah satu peristiwa penting yang melibatkan Laksamana Malahayati adalah dalam menangani empat kapal dagang Belanda di bawah pimpinan dua bersaudara Cornelis de Houtman dan Frederijk de Houtman. Armada dagang yang dipersenjatai ini memasuki pelabuhan Banda Aceh pada 21 Juni 1599.

Ketika armada De Houtman berlabuh, mereka diterima selayaknya kapal dagang negara sahabat. Namun, air susu dibalas air tuba. Dua bersaudara itu mengkhianati kepercayaan Sultan Aceh. Mereka berkhianat dengan melakukan memanipulasi perdagangan, mengacau, dan menghasut.

Sultan lantas memerintahkan Panglima Armada Inong Balee Laksamana Malahayati untuk menyelesaikan pengkhianatan itu. Armada itu kemudian menyerbu armada De Houtman. Pertempuran satu lawan satu pun pecah di geladak kapal-kapal Belanda. Cornelis de Houtman mati ditikam rencong Malahayati dan Frederijk menjadi tawanan. Frederijk dipenjara selama dua tahun. Selama di bui, dia menyusun sebuah kamus bahasa Melayu-Belanda dan menerjemahkan injil ke bahasa Melayu.

Laksamana Malahayati memegang banyak jabatan penting. Selain memimpin Armada Inong Balee, dia juga menjadi panglima angkatan laut kerajaan Aceh dan komandan pasukan wanita pengawal istana. Malahayati juga dikenal sebagai seorang diplomat ulung.

Setahun setelah peristiwa De Houtman, Aceh dikhianati lagi oleh dua kapal dagang Belanda pimpinan Paulus van Caerden. Kapal Belanda itu merampok dan menenggelamkan sebuah kapal dagang Aceh yang bermuatan lada di pantai Aceh.

Akibat kelakukan Van Caerden, kedatangan armada dagang Belanda pimpinan Laksamana Jacob van Neck kena getahnya. Ketika rombongan Van Neck yang tak tahu apa-apa itu tiba di Aceh pada 31 Juni 1601, rombongan itu langsung ditangkap pasukan Malahayati.

Saat itu Belanda sedang sibuk berjuang melawan Spanyol yang ingin merdeka dan tak ingin menambah masalah dengan Aceh. Prins Maurits lalu mengirim surat kepada Sultan yang berisi permohonan maaf atas peristiwa masa lalu dan ingin mempererat hubungan Belanda dengan Aceh.

Maurits mengirim utusannya, sebuah rombongan yang terdiri dari empat kapal yang dipimpin Komisaris Gerard de Roy dan Laksamana Laurens Bicker. Mereka tiba di Aceh pada 23 Agustus 1601. Kedua pemimpin itu berunding dengan Laksamana Malahayati dan menghasilkan beberapa keputusan, yakni perdamaian antara Belanda dengan Aceh, Frederijk de Houtman dibebaskan, Belanda membayar ganti rugi atas kapal-kapal yang dibajak Van Caerden sebesar 50 ribu gulden, dan Sultan mengirim tiga duta ke Belanda sebagai balasan.

Setelah Belanda, giliran Inggris yang ingin menjalin hubungan diplomatik dengan Aceh. Ratu Elizabeth I (1558-1603) mengirim utusan yang dipimpin Laksamana Sir James Lancester ke Aceh pada 6 Juni 1602. Kedatangan Lancester disambut Laksamana Malahayati. Kedatangan utusan Inggris ini bertepatan dengan perayaan ulang tahun Sultan Aceh, yang sangat bangga dengan kunjungan tersebut. Perundingan Malahayati dengan Lancester berlangsung dengan baik dan menyepakati terbangunnya hubungan diplomatik kedua kerajaan.

Malahayati wafat dalam sebuah pertempuran laut melawan armada Portugis di Teluk Krueng Raya. Tanggal wafatnya tak diketahui hingga kini, namun makamnya masih ada di lereng Bukit Kota Dalam, sebuah bukit di desan nelayan Krueng Raya, 34 kilometer dari Kota Banda Aceh. Dia dimakamkan berdampingan dengan wakilnya, Laksamana Muda Pocut Meurah Inseun.

Malahayati adalah laksamana yang jadi panglima armada wanita pertama di dunia. Sebagai perbandingan, laksamana wanita pertama yang pernah tercatat dalam sejarah adalah Artemisya, permaisuri Raja Mosul di Anatolia, yang hidup pada tahun 480 sebelum Masehi.

Sebenarnya Aceh telah melahirkan banyak tokoh perempuan. Selain Cut Nyak Dien dan Cut Meutia yang sudah terkenal, Aceh juga memiliki tokoh-tokoh lain, seperti Putri Pahang, permaisuri dari Sultan Iskandar Muda, yang menggagas pembentukan Balai Majelis Mahkamah Raya, semacam parlemen di masa kini. Sayang, belum banyak literatur yang menggali kehidupan dan peran mereka dalam sejarah

SUMBER : http://www.ruangbaca.com/ruangbaca/?doky=MjAwOQ==&dokm=MDQ=&dokd=Mjc=&dig=YXJjaGl2ZXM=&on=Q1JT&uniq=ODYz
sumber lain dapat dilihat di http://www.hagemman.wordpress.com/2009/04/28/laksamana-malahayati/

Haji Omar Said TJokroaminoto (Potret Pemikiran Nasionalisme Islam Indonesia)

edit dr tulisan Humaidi

Dalam kontruksi sejarah Indonesia, perdebatan antara kelompok nasionalis sekuler dengan nasionalis-agama tidak pernah selesai. Keduanya terus bertarung memperebutkan hegemoni dalam kekuasaan. Para sejarawan Indonesia cenderung menelusuri pertarungan tersebut sejak perdebatan piagam Jakarta, tetapi ada juga yang mengambil klaim lebih jauh lagi hingga pertarungan dalam tubuh Sarekat Islam di tahun 1910-an.
Beberapa studi sejarah mengenai hal diatas, memunculkan anggapan bahwa dalam pertarungan itu, kelompok nasionalis-sekuler senantiasa selalu menjadi kelompok pemenang. Klaim ini mungkin benar, tetapi pada beberapa kasus, kemenangan kelompok sekuler bukannya tanpa syarat. Terdapat banyak contoh dimana pergumulan politik di Indonesia telah menghasilkan kultur politik hibrida, yang mencampur-baurkan ide-ide yang mungkin secara prinsip memiliki perbedaan. Dengan bahasa lain, kepentingan “kelompok Islam” juga sudah membaur didalamnya.
Adanya kultur hibrida ini, menyiratkan bahwa kontruksi religiusitas/keberagamaan di Indonesia mengalami proses modifikasi. Dalam arti agama yang datang tidak pernah “taken for granted”, melainkan mengalami adaptasi dalam bentuk akulturasi (percampuran dengan budaya setempat). Dalam konteks politik, hal ini sangat tampak terjadi ketika munculnya pergerakan nasional. Ide-ide nasionalisme, demokrasi dan keadilan sosial yang menjadi wabah di seantero dunia, mulai di pikirkan oleh para pemikir Islam di Indonesia. Hasilnya, lahirlah pemikiran yang menyebutkan bahwa nasionalisme dan Islam adalah suatu hal yang memiliki kepentingan yang sama, tidak bertentangan.
Tulisan yang coba disajikan dalam paper ini, mencoba menelusuri faktisitas cara berfikir seorang tokoh Sarekat Islam (SI) yaitu H.O.S Tjokroaminoto. Hal ini dinilai penulis penting, mengingat Tjokroaminoto adalah kunci untuk membuka tabir pemikiran bagaimana tokoh Islam memikirkan nasionalisme dalam konteks ke-Indonesiaan, melewati tapal batas sektarian dan primordial. Selain itu mempelajari cara manusia berfikir pada zamannya, dapat menggambarkan sebuah struktur jiwa jaman yang sedang membentuk –bukan terbentuk-. Dan yang paling penting, belum adanya sejarawan yang mencoba memikirkan pemikiran Tjokro secara tematis.
Pemikiran teman-teman seangkatan Tjokro, seperti Haji Misbach, Mas Marco, Dr. Sutomo, Wahidin serta Tjipto Mangunkusumo sudah banyak ditulis orang. Bahkan Sukarno, Kartosuwiryo dan Musso, yang notabenenya adalah murid-murid Tjokro juga telah banyak ditulis orang. Lantas mengapa Sang Guru, kita telantarkan, padahal -jika boleh mengklaim- Tjokro adalah guru bagi nasionalisme dan aktivis pergerakan di Indonesia. Sadar atau tidak, ia adalah ruh yang sesungguhnya bagi aktivis pergerakan hingga sekarang.
Tjokroaminoto dan Perjuangan Nasionalisme
Oemar Said Tjokroaminoto lahir pada 1882, dari keluarga priyayi di Ponorogo. Pada awalnya, ia juga mengikuti jejak kepriyayian ayahnya, sebagai pejabat pangreh praja. Ia masuk pangreh praja pada tahun 1900 setelah menamatkan studi di OSVIA, Magelang. Pada tahun 1907, ia keluar dari kedudukannya sebagai pangreh pradja karena ia muak dengan praktek sembah-jongkok yang dianggapnya sangat berbau feodal. Ia kemudian hijrah ke Surabaya, ikut sekolah malam tehnisi dan kemudian bekerja menjadi tehnisi di pabrik gula Rogojampi. Setelah SI berdiri, ia keluar dari pekerjaan dan menjadi pemimpin pergerakan di Surabaya. Dari pergerakan inilah –lewat memimpin SI dan Perusahaan Setia Oesaha- ia mampu mencukupi kehidupannya.
Sebagai pemimpin SI, ia dipuja bak ksatria menang setelah perang. Ia dianggap orang yang berbakat dan mampu memikat massa. Bahkan ia juga merupakan guru yang baik, dan mampu melahirkan tokoh-tokoh pergerakan hingga awal kemerdekaan. Diantara murid-murid Tjokro yang terkenal adalah Sukarno, Kartosuwiryo dan juga Musso-Alimin. Sukarno, sebagaimana dikenal luas, adalah murid dan penghuni pondokan Tjokro, serta juga menantu Tjokro.[3] Sukarno menyerap kecerdasan Tjokro, terutama dari gaya berpidato. Pada masa kemerdekaan, Sukarno dikenal sebagai tokoh nasionalis, proklamator dan presiden R.I. Kartosuwiryo, juga pernah beberapa tahun tinggal bersama Tjokro.[4] Setelah kemerdekaan, Kartosuwiro mendirikan Darul Islam sebagai perlawanan terhadap Sukarno. Musso-Alimin, dua tokoh Partai Komunis Indonesia (PKI), juga merupakan murid Tjokro.[5] Keduanya, Pada tahun 1948 di Madiun, juga bertarung dengan Sukarno. Jadi pertarungan Nasionalisme Sukarno- Islam Kartosuwiryo-Komunis Musso/Alimin, adalah pertarungan antara murid-murid Tjokro. Hal ini mengisyaratkan bahwa Tjokro ditafsirkan berbeda oleh para muridnya. Dalam beberapa hal, ide Tjokro lebih dimengerti Sukarno yang mengolahnya menjadi Nasakom, sebagai lambang persatuan nasional.
Disaat masuk dalam wilayah pergerakan nasional, Tjokro pada awalnya mulai dikenal sebagai pemimpin lokal Sarekat Islam (SI) di Surabaya. Dalam aktivitas-aktivitas SI, Tjokroaminoto yang kemudian menduduki posisi sentral di tingkat pusat, menjadi demikian berpengaruh bukan hanya karena ia adalah redaktur Suara Hindia, tetapi juga karena tidak adanya orator saingan dalam vargadering-vargadering SI yang sanggup mengalahkan “suara baritonnya yang berat dan dapat didengar ribuan orang tanpa mikrofon”.[6] Dibawah kepemimpinannya, Sarekat Islam menjadi organisasi yang besar dan bahkan mendapat pengakuan dari pemerintahan kolonial. Hal ini tidak lain, adalah sebagai hasil pendekatan kooperatif yang dijalankan Tjokroaminoto.
Ketika terjadi polemik keanggotaan ganda dalam tubuh Sarekat Islam, Tjokro adalah tokoh yang menginginkan persatuan SI dapat dipertahankan. Ia lebih mengidentifikasikan dirinya sebagai perekat antar pihak yang bertikai, walau dalam beberapa hal ia lebih dekat kepada kelompok SI- Putih. Menjelang perpecahan SI, personalitas Tjokro mulai banyak dipertanyakan. Pada 6, 7 dan 9 Oktober 1920, Dharsono membuat artikel panjang mengkritik Tjokro yang dianggap menyengsarakan SI dengan pengeluaran kepentingan pribadinya yang berjumlah besar (3000 gulden). Dharsono menuduh secara tidak langsung dengan mengatakan bahwa Tjokro terlibat penggelapan, “mengapa CSI tidak punya uang…sedangkan Tjokro kelimpahan”, demikian tulis Dharsono.[7]
Pada Agustus 1921, Tjokro diciduk penguasa Belanda. Hal ini merupakan kesempatan untuk membersihkan nama baiknya, karena dipenjara artinya menjadi martir dan memberinya kekuatan dimasa yang akan datang.[8] Pada April 1922, ia dibebaskan tetapi ia tidak kembali ke Jogjakarta, melainkan ia mendirikan markas baru di Kedung Jati (sebuah kota kecil strategis yang merupakan titik temu jalur kereta api Semarang dan Jogjakarta). Dikota ini, ia mulai memofuskan diri pada persatuan Islam, tetapi independen atau lepas dari Muhammadiyah. Pada tahun itu juga, ia mendirikan Pembangunan Persatuan bersama Raja Mogok, Soepjopranoto untuk menarik dukungan Perserikatan Pegawai Pegadaian Bumiputera (PPPB) kepada CSI.[9] Setelah propagandanya gagal, ia pun kembali ke Markas CSI di Jogjakarta. Kelak dari kegagalannya inilah, pada akhirnya Tjokro mulai merubah pandangan persatuan nasionalismenya, menuju pandangan nasionalisme yang dibangun atas dasar Islam. Jika sebelumnya, Islam dipandang secara kurang serius, hanya berfungsi sebatas pemaknaan simbolik. Maka sesudahnya ia mulai merapatkan barisan nasionalisme, dengan menyatukan kelompok Islam terlebih dahulu.
Menuju Pemikiran Nasionalisme-Islam
Selanjutnya, tepat ketika ia berumur 40 tahun, Tjokro mulai beralih kepada Islam dalam arti yang lebih serius. Pada September 1922, ia mulai menerbitkan artikel berseri “Islam dan Sosialisme” di Soeara Boemiputera dan mencoba mendasarkan pandangan sosialismenya pada Islam. Pada Kongres Al-Islam di Cirebon, 31 Oktober-2 November 1922, ia juga diangkat sebagai ketua kongres. Arti penting kongres ini, seperti dikatakan Agus Salim, yaitu untuk “mendorong persatuan segala golongan orang Islam di Hindia atau Orang Islam di seluruh dunia dan Bantu-membantu” dan melihat Kemal Attaturk sebagai pemimpin teladan yang bekerja demi persatuan Islam (baca, Pan Islamisme).
Sebagai tokoh SI, ia kemudian melakukan tur propaganda ke pertemuan SI-SI local. Dalam pidatonya ia sudah melakukan pendikotomian antara Islam dan komunis. Baginya SI adalah berdasarkan Islam, dan karena kaum komunis itu Atheis (tidak bertuhan) maka komunisme tidak sesuai dengan SI.[10] Sesudah kongres CSI di Madiun, 17-23 Februari 1923, Tjokro semakin mengecam kaum komunis. Bahkan ia juga akan membentuk SI dan PSI tandingan, ditempat-tempat dimana kaum komunis melakukan kontrol terhadap SI.[11] Dengan demikian, dimulailah suatu upaya disiplin partai, untuk membersihkan SI dari unsur komunis. Akibatnya kelompok SI pro-komunis, mengadakan kongres tandingan di Bandung dan Sukabumi pada Maret 1923. Dalam forum itu, Tjokro dikecam oleh HM Misbach, bahkan Tjokro dianggapnya sebagai racun karena dianggap melakukan pembohongan dengan dikotomi Islam-komunis. Misbach menuding bahwa Tjokro hendak menjadi raja dan juga mengungkit kembali skandal Tjokro yang pernah diungkap Dharsono. Secara substansial, Misbach juga menolak dikotomi Tjokro, baginya Islam dan komunis adalah sama, karena memperjuangkan sama rata-sama rasa.[12] Kecaman Misbach terhadap Tjokro, mendapat kecaman balik dari Sukarno, sehingga pada akhirnya Misbach-pun meminta maaf atas pidatonya yang menyinggung.
Sambil merapatkan barisan Islam dalam SI, pada 1924 Tjokro kemudian mulai aktif dalam komite-komite pembahasan kekhalifahan yang dicetuskan pemimpin politik Wahabiah di Arabia, Ibnu Saud. Tentu saja, sikap Tjokro kali ini mendapat tantangan dari kelompok Islam-tradisional yang kemudian mendirikan NU.[13] Selanjutnya pecah pemberontakan PKI pada tahun 1925, yang kontra-produktif terhadap gelombang pasang pergerakan nasional. Hal ini juga menimpa kegiatan Tjokroaminoto dan PSI-nya.
Pada 1928, kegiatan kaum pergerakan mulai mengarah kepada suatu persekutuan organisasi. Dalam hal ini, PSI masuk kedalam Permufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI), bersama dengan PNI dan organisasi-organisasi kedaerahan. Untuk mempertahankan PSI dari ancaman nasionalisme sekuler PNI, Tjokro juga mengingatkan anggotanya agar tidak masuk organisasi yang tidak berdasar agama.[14] Sentimen PSI yang menimbulkan serangan balik nasionalis-sekuler serta kecurigaan bahwa akan ada penguasaan atas PPKI yang dilakukan PNI atau PSI, menimbulkan hubungan yang kurang harmonis dalam PPPKI.
Dalam posisi ini, Tjokro bertindak sebagai tokoh kompromi untuk menyelamatkan PSI. Namun, pada 1930, PSI yang mengubah nama menjadi PSII akhirnya keluar dari PPPKI.[15] Dalam kondisi pergerakan politik yang penuh kecurigaan ditambah lagi dengan pembatasan yang dilakukan pemerintahan kolonial, karir politik Tjokro pun berjalan meredup. Pada bulan Desember tahun 1934, Tjokroaminoto pun meninggal dunia pada usia 52 tahun.
Pemikiran-Pemikiran Tjokroaminoto
Sebenarnya, dalam paparan kehidupan Tjokro diatas, sudah menyiratkan sejauhmana Tjokro memikirkan nasionalisme dan Islam. Namun, penulis melihat ada dua perbedaan dalam diri Tjokro dalam menafsir dan memahami nasionalisme dan Islam. Dan perubahan hal ini terjadi ketika Tjokro berumur 40 tahun, yaitu pada 1922. Penulis memberi istilah bagi masa sebelum dan sesudah Tjokro berumur 40 tahun dengan dikotomis “Tjokro Muda” dan “Tjokro Tua”. “Tjokro Muda” adalah Tjokro yang bersemangat, dan melihat Islam sebagai alat untuk memperjuangkan nasionalisme, memperjuangkan persatuan nasional. Sementara “Tjokro Tua” adalah Tjokro yang mulai berfikir secara dikotomis yaitu membedakan Islam dan komunisme sebagai bagian terpisah dalam menafsirkan nasionalisme.
Dalam paruh “Tjokro Muda”, kita dapat menemui klaim kecenderungan Islam sebagai alat. Dalam sebuah pidatonya disebuah vargedering di Semarang, Tjokro bercerita mengenai maksud pendirian SI sebagai sebuah perkumpulan yang dipertalikan agama. Lebih jauh ia mengungkapkan:“
Dengan alasan agama itu, kita akan berdaya upaya menjunjung martabat kita kaum bumi putera dengan jalan yang syah. Menurut dalil dari kitab (kita lupa dalilnya dan namanya kitab tadi, red), orang pun mesti menurut pada pemerintahan rajanya. Siapakah sekarang yang memerintahkan pada kita, bumi putra? Ya, itulah kerajaan Belanda, oleh sebab itu menurut syara agama islam juga, kita harus menurut kerajaan Belanda. Kita mesti menepi dengan baik-baik dan setia wet wet dan pengaturan belanda yang diadakan buat kerajaan belanda. “[16] Setelah itu ia berkata dengan nada lantang“ lantaran diantara bangsa kita banyaklah kaum yang memperhatikan kepentingannya sendiri dengan menindas pada kaum yang bodoh. Maka kesatriaan kaum yang begitu sudah jadi hilang dan kesatriaannya sudah berbalik jadi penjilat pantat”[17]
Untuk mengejar ketertinggalan kaum bumi putera, Tjokro juga tidak lupa menuturkan cerita Subali dan Sugriwa yang mencari Cupu Manik Astragino. Dalam cerita tersebut, digambarkan mengenai Subali dan Sugriwa yang siap mati untuk mendapatkan senjata itu. Tentu, penceritaan ini adalah sebuah ajakan simbolik, dengan menggunakan pendekatan “world view” masyarakat Jawa. Cupu diartikan sebagai adalah lambang kemajuan, sedang Subali dan Sugriwa adalah merujuk kepada kaum bumi putera yang sedang mengejar kemajuan, yang bersedia mengorbankan diri demi sebuah cita-cita. Arti penting dari pemaparan ini menunjukkan beberapa hal. Pertama, kadar pemahaman Tjokro mengenai Islam tidaklah mendalam, cenderung biasa-biasa saja. Ia menjadikan Islam hanya sebatas klaim legitimasi, tetapi ia lupa mendasarkan klaimnya dari kitab apa, ayat apa. Kedua, terlihat watak sinkretis dalam pemahaman ke-Islaman Tjokro. Pada satu sisi ia mengambil pembenaran secara agama, tetapi pada sisi lain ia juga menyandarkan pada cerita wayang yang notabenenya bekas peninggalan budaya hinduisme-jawa yang membekas pada pemahaman golongan Islam abangan.[18]
Pada perkembangan pemikiran Tjokro selanjutnya, tidak banyak berubah. Saat ia berpidato mengenai Islam, hal ini banyak ditujukan bagi symbol persatuan nasional. Tjokro misalnya berpendapat bahwa solidaritas bumi putra dibangun atas nama Islam. Dan orang-orang diberitahu bahwa semua anggota SI bersaudara, terlepas dari umur, pangkat dan status.[19] Pada Kongres CSI 1917 di Batavia, melihat tantangan radikalisme dari Semaun. Tjokro bahkan dengan berani mengatakan:

“Yang kita inginkan adalah: sama rasa, terlepas dari perbedaan agama. CSI ingin mengangkat persamaan semua ras di Hindia sedemikian rupa sehingga mencapai (tahap) pemerintahan sendiri. CSI menentang kapitalisme. CSI tidak akan mentolerir dominasi manusia terhadap manusia lainnya. CSI akan bekerjasama dengan saja yang mau bekerja untuk kepentingan ini.
Dengan demikian, apabila kita melihat pidato diatas, maka istilah “sama-rasa” secara awam merujuk kepada konsepsi pembentukan kelas khas Marxis. Entah, apakah disini kosa-kata ini muncul sebagai sesuatu konsep yang sadar, atau hanya bersifat reaktif terhadap Semaun yang saat itu semakin radikal.
Memang, terdapat juga kecenderungan bahwa pada beberapa kesempatan, Tjokro mulai berfikir serius mengenai Islam. Misalnya, adalah kasus artikel “Djojodikoro” dalam Djawi Hiswara yang ditulis pada awal Januari 1918. Dalam artikel itu Martodharsono menulis bahwa “Gusti Kandjeng Nabi Rasul minum A.V.H gin, minum opium dan kadang suka menghisap opium”. Artikel ini mendapat perhatian Tjokro untuk menunjukkan simpatinya terhadap Islam. Tjokro membalas artikel itu dengan tulisan tandingan, bahkan juga ia membentuk dan memimpin Tentara Kanjeng Nabi Muhammad (TKNM) di Surabaya untuk mempertahankan kehormatan Islam, Nabi dan kaum Muslim.[21] Namun terbukti kemudian, bahwa kerja-kerja Tjokro ini bukan hanya bertujuan membela Islam, tetapi juga sebagai alat atau upaya untuk memperluas jaringan politiknya. Hal ini terbukti dengan banyaknya berdiri cabang-cabang SI yang berjalan seiring dengan pendirian TKNM.
Hal yang menandai perubahan dalam diri Tjokro, yang membuatnya lebih memikirkan Islam, adalah pada 1922. Ada dua hal yang kiranya dinilai penting atau bahkan memicu terjadinya perubahan dalam diri Tjokro. Pertama, sejak Agustus 1921 hingga April 1922, Tjokro berada dalam penjara. Keadaan ini, tentu saja dilihat Tjokro sebagai suatu proses simbolik untuk melakukan refleksi. Sangat mungkin juga, ada pemaknaan lain bahwa umur 40 tahun dalam penjara, adalah daulat akan keberadaannya sebagai pemimpin pergerakan, sama dengan umur Nabi Muhammad ketika diangkat menjadi utusan Allah. Kedua, Setelah keluar dari penjara, ia berusaha untuk kembali ke CSI dan menarik pengikut dari kaum buruh. Usahanya ini gagal! Tentunya, hal ini semakin menguatkan perspektif Tjokro bahwa untuk membangun nasionalisme dalam arti yang luas, tidak dapat dibangun dari sesuatu yang general. Nasionalisme harus dibangun atas dasar kesamaan, dan untuk itu diperlukan unsur pembeda guna membersihkannya dari unsur lain. Tjokro percaya hal itu adalah Islam.
Pemahaman “baru” Tjokro mengenai Islam, secara substansial tampak dalam brosur “Sosialisme didalam Islam”. Brosur ini, selain sebagai hasil kerja pikiran Tjokro, juga sebuah pembentukan opini dan upaya untuk menarik mereka yang sudah teracuni komunis untuk kembali kepada SI. Brosur tersebut berisikan beberapa hal pokok, yaitu perikemanusiaan sebagai dasar bangunan Islam, perdamaian, sosialisme dan persaudaraan. Islam sama dengan sosialisme karena tiga hal, yaitu unsur kemerdekaan, persamaan dan persaudaraan. Dari segi isi, kelihatannya Tjokroaminoto sudah ingin memberi batasan antara Sosialisme Islam dan komunisme. Karena sosialisme Islam, menyandarkan kekuatannya kepada Allah.[22]
Selanjutnya sebagai bukti kecenderungan pemahaman Islam sebagai sebuah ideology, juga diarahkan secara politik. Sejak 1922 hingga 1924, Tjokro bahkan aktif menjadi pemimpin dari kongres Al-Islam yang disponsori kaum modernis (diantaranya Agus Salim dan tokoh-tokoh Muhammadiyah dan Al-Irsyad). Selanjutnya Tjokro juga amat bersemangat dalam menanggapi isu kekhalifahahan yang digulirkan Ibnu Saud. Hal yang mengakibatkan ia di curigai berpaham Wahabiah, yang kelak menyingkirkan keberadaan empat mazhab yang berkembang di Indonesia (khususnya di Jawa). Jelas, dalam konteks ini ide-ide pan-Islamisme sudah membayang dalam pemikiran Tjokro.
Pada akhirnya kecenderungan pan-Islamis semakin menguat dalam pemikiran Tjokro. Ketika muncul federasi PPPKI, PSI yang diketuai Tjokro sangat ingin muncul sebagai kekuatan yang menguasainya. Bahkan ia juga semakin keras berpidato mengenai dikotomi nasionalisme Islam dan sekuler. Kaum beragama, harus memilih organisasi yang didasarkan agama, tutur Tjokro. Arti dari gerakan Pan-Islamis Tjokro ini, menyiratkan bahwa setidaknya yang dibayangkan Tjokro adalah sebuah nasionalisme, sebuah kebangsaan yang didasarkan semangat persatuan nasib. Islam maupun sekuler, dalam dikotomi ini, di akui sebagai unsur yang sedang berjuang demi nasionalisme.
Catatan Penutup
Setelah menelusuri kehidupan dan sedikit pemikiran Tjokro, kita akan mendapatkan kesimpulan singkat bahwa Tjokro berjuang bagi nasionalisme dan juga bagi Islam. Pemahaman Islam pada diri Tjokro, memang tidak terlalu mendalam, tetapi cukup besar diarahkannya bagi suatu praktik propaganda politik. Satu hal yang penting bagi Tjokro, ia berfikir reflektif sebagai respons atas pertautan zamannya. Islam ditemukannya sebagai suatu ideology, dari lorong sempit terali penjara dan juga dari kegagalannya membangun komunitas di Kedung Jati. Islam ditemukannya, setelah nama baiknya dihempaskan akibat skandalnya yang diungkap Dharsono.
Setelah menemukan Islam, maka Tjokro memberi geist baru bagi Islam yaitu dengan sosialisme, yang coba digali dari dalam Al-Qur’an. Tampaknya, Tjokro sadar akan bahaya sosialisme yang dengan “keseksiannya” banyak menarik pengikut dari aktivis pergerakan. Jika Islam dimaknai secara pasif, bukan suatu unsur yang “seksi”, menarik dan berjuang bagi perubahan, maka langkah Islam tidak akan beranjak dari fungsi praktik ritual belaka. Bagi Tjokro, Islam adalah sesuatu yang harus diperjuangkan dan di persatukan, sebagai dasar kebangsaan yang dibangun dalam proses menuju Indonesia.
Selain melihat Tjokro dari konteks ke-Indonesiaan, tipekal Tjokro adalah type-type manusia perubah. Ia identik dengan Al-Afghani, yang juga merupakan tokoh politik Pan-Islamisme. Tjokro dan Afghani, juga sama-sama menemui kegagalan dalam perjuangan Pan-Islamismenya. Namun, arti penting keduanya, bukan pada kemenangan atau kekalahan. Keduanya menjadi penting, karena menggulirkan sebuah momentum perubahan pemikiran dalam Islam. Keduanya juga menjadi ruh perjuangan bagi kepentingan Islam Politik. Al-Afghani memberi inspirasi kepada Abduh, Ridha dan juga Iqbal dalam praktik pergerakan Mesir dan Pakistan. Sedangkan Tjokro, justru lebih plural, karena inspirasinya mengalir bagi nasionalisme-Islam bahkan komunis. Adapun kelompok Islam yang menjadikannya sebagai inspirasi adalah kaum modernis Masyumi, seperti Mohammad Natsir, Kasman, Prawoto dan tentu saja anak-anaknya, Anwar dan Harsono. Dengan demikian, Tjokro merupakan mitra dialog aktif bagi zamannya dan juga bagi zaman sesudahnya. Dan ruh Tjokro, masih akan terus “bergerak”, ketika Islam diartikulasikan sebagai penggerak yang aktif, tidak statis!
DAFTAR PUSTAKA
Amelz, H.O.S Tjokroaminoto: Hidup dan Perjuangannya, Jakarta: Bulan Bintang, 1952.
Brackman, Arnold. Indonesian Communism, New York: Preager, 1963.
Dengel, Holk. Darul Islam dan Kartosuwiryo: Sebuah Angan-Angan yang Gagal, Jakarta: Sinar Harapan, 1997.
Fealy, Greg. Ijtihad Politik Ulama: Sejarah NU 1952-1967, Yogyakarta: LkiS, 1998.
Legge, J.D. Sukarno, Biografi Politik, Jakarta: Sinar Harapan, 2000.
Geertz, Clifford. Santri, Abangan dan Priyayi, Jakarta: PT Gramedia, 1982.
Ingleson, John. Jalan Ke Pengasingan: Pergerakan Nasionalis Indonesia 1927-1934, Jakarta: LP3ES, 1988
Mc.Vey, Ruth. The Rise of Indonesian Communism, Ithaca.NY:Cornell University Press, 1965.
Shiraishi, Takashi. Zaman Bergerak: Radikalisme Rakyat di Jawa 1912-1926, Jakarta: Grafiti Press, 1997.
Tjokroaminoto, HOS. Sosialisme di dalam Islam, dikutip dari Islam, Sosialisme dan Komunisme (editor: Herdi Sahrasad), Jakarta: Madani Press, 2000

Sabtu, 21 November 2009

PEMILU 1955

Ini merupakan pemilu yang pertama dalam sejarah bangsa Indonesia. Waktu itu Republik Indonesia berusia 10 tahun. Kalau dikatakan pemilu merupakan syarat minimal bagi adanya demokrasi, apakah berarti selama 10 tahun itu Indonesia benar-benar tidak demokratis? Tidak mudah juga menjawab pertanyaan tersebut.

Yang jelas, sebetulnya sekitar tiga bulan setelah kemerdekaan dipro-klamasikan oleh Soekarno dan Hatta pada 17 Agustus 1945, pemerin-tah waktu itu sudah menyatakan keinginannya untuk bisa menyele-nggarakan pemilu pada awal tahun 1946. Hal itu dicantumkan dalam Maklumat X, atau Maklumat Wakil Presiden Mohammad Hatta tanggal 3 Nopember 1945, yang berisi anjuran tentang pembentukan par-tai-partai politik. Maklumat tersebut menyebutkan, pemilu untuk me-milih anggota DPR dan MPR akan diselenggarakan bulan Januari 1946. Kalau kemudian ternyata pemilu pertama tersebut baru terselenggara hampir sepuluh tahun setelah kemudian tentu bukan tanpa sebab.

Tetapi, berbeda dengan tujuan yang dimaksudkan oleh Maklumat X, pemilu 1955 dilakukan dua kali. Yang pertama, pada 29 September 1955 untuk memlih anggota-anggota DPR. Yang kedua, 15 Desember 1955 untuk memilih anggota-anggota Dewan Konstituante. Dalam Maklumat X hanya disebutkan bahwa pemilu yang akan diadakan Januari 1946 adalah untuk memilih angota DPR dan MPR, tidak ada Konstituante.

Keterlambatan dan ?penyimpangan? tersebut bukan tanpa sebab pula. Ada kendala yang bersumber dari dalam negeri dan ada pula yang berasal dari faktor luar negeri. Sumber penyebab dari dalam antara lain ketidaksiapan pemerintah menyelenggarakan pemilu, baik karena belum tersedianya perangkat perundang-undangan untuk mengatur penyelenggaraan pemilu maupun akibat rendahnya stabilitas keamanan negara. Dan yang tidak kalah pentingnya, penyebab dari dalam itu adalah sikap pemerintah yang enggan menyelenggarakan perkisaran (sirkulasi) kekuasaan secara teratur dan kompetitif. Penyebab dari luar antara lain serbuan kekuatan asing yang mengharuskan negara ini terlibat peperangan.

Tidak terlaksananya pemilu pertama pada bulan Januari 1946 seperti yang diamanatkan oleh Maklumat 3 Nopember 1945, paling tidak disebabkan 2 (dua) hal :
1. Belum siapnya pemerintah baru, termasuk dalam penyusunan perangkat UU Pemilu;
2. Belum stabilnya kondisi keamanan negara akibat konflik internal antar kekuatan politik yang ada pada waktu itu, apalagi pada saat yang sama gangguan dari luar juga masih mengancam. Dengan kata lain para pemimpin lebih disibukkan oleh urusan konsolidasi.

Namun, tidaklah berarti bahwa selama masa konsolidasi kekuatan bangsa dan perjuangan mengusir penjajah itu, pemerintah kemudian tidak berniat untuk menyelenggarakan pemilu. Ada indikasi kuat bahwa pemerintah punya keinginan politik untuk menyelengga-rakan pemilu. Misalnya adalah dibentuknya UU No. UU No 27 tahun 1948 tentang Pemilu, yang kemudian diubah dengan UU No. 12 tahun 1949 tentang Pemilu. Di dalam UU No 12/1949 diamanatkan bahwa pemilihan umum yang akan dilakukan adalah bertingkat (tidak langsung). Sifat pemilihan tidak langsung ini didasarkan pada alasan bahwa mayoritas warganegara Indonesia pada waktu itu masih buta huruf, sehingga kalau pemilihannya langsung dikhawatirkan akan banyak terjadi distorsi.

Kemudian pada paroh kedua tahun 1950, ketika Mohammad Natsir dari Masyumi menjadi Perdana Menteri, pemerintah memutuskan untuk menjadikan pemilu sebagai program kabinetnya. Sejak itu pembahasan UU Pemilu mulai dilakukan lagi, yang dilakukan oleh Panitia Sahardjo dari Kantor Panitia Pemilihan Pusat sebelum kemudian dilanjutkan ke parlemen. Pada waktu itu Indonesia kembali menjadi negara kesatuan, setelah sejak 1949 menjadi negara serikat dengan nama Republik Indonesia Serikat (RIS).

Setelah Kabinet Natsir jatuh 6 bulan kemudian, pembahasan RUU Pemilu dilanjutkan oleh pemerintahan Sukiman Wirjosandjojo, juga dari Masyumi. Pemerintah ketika itu berupaya menyelenggarakan pemilu karena pasal 57 UUDS 1950 menyatakan bahwa anggota DPR dipilih oleh rakyat melalui pemilihan umum.

Tetapi pemerintah Sukiman juga tidak berhasil menuntaskan pembahasan undang-undang pemilu tersebut. Selanjutnya UU ini baru selesai dibahas oleh parlemen pada masa pemerintahan Wilopo dari PNI pada tahun 1953. Maka lahirlah UU No. 7 Tahun 1953 tentang Pemilu. UU inilah yang menjadi payung hukum Pemilu 1955 yang diselenggarakan secara langsung, umum, bebas dan rahasia. Dengan demikian UU No. 27 Tahun 1948 tentang Pemilu yang diubah dengan UU No. 12 tahun 1949 yang mengadopsi pemilihan bertingkat (tidak langsung) bagi anggota DPR tidak berlaku lagi.

Patut dicatat dan dibanggakan bahwa pemilu yang pertama kali tersebut berhasil diselenggarakan dengan aman, lancar, jujur dan adil serta sangat demokratis. Pemilu 1955 bahkan mendapat pujian dari berbagai pihak, termasuk dari negara-negara asing. Pemilu ini diikuti oleh lebih 30-an partai politik dan lebih dari seratus daftar kumpulan dan calon perorangan.

Yang menarik dari Pemilu 1955 adalah tingginya kesadaran berkom-petisi secara sehat. Misalnya, meski yang menjadi calon anggota DPR adalah perdana menteri dan menteri yang sedang memerintah, mereka tidak menggunakan fasilitas negara dan otoritasnya kepada pejabat bawahan untuk menggiring pemilih yang menguntungkan partainya. Karena itu sosok pejabat negara tidak dianggap sebagai pesaing yang menakutkan dan akan memenangkan pemilu dengan segala cara. Karena pemilu kali ini dilakukan untuk dua keperluan, yaitu memilih anggota DPR dan memilih anggota Dewan Kons-tituante, maka hasilnya pun perlu dipaparkan semuanya.

Hasil Pemilu 1955 untuk Anggota DPR

---------------------------------------------------------------------------------
No Partai/Nama Daftar Suara %(prosentase) Kursi
---------------------------------------------------------------------------------
1. Partai Nasional Indonesia (PNI) 8.434.653 22,32 57
2. Masyumi 7.903.886 20,92 57
3. Nahdlatul Ulama (NU) 6.955.141 18,41 45
4. Partai Komunis Indonesia (PKI) 6.179.914 16,36 39
5. Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII) 1.091.160 2,89 8
6. Partai Kristen Indonesia (Parkindo) 1.003.326 2,66 8
7. Partai Katolik 770.740 2,04 6
8. Partai Sosialis Indonesia (PSI) 753.191 1,99 5
9. Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI) 541.306 1,43 4
10. Pergerakan Tarbiyah Islamiyah (Perti) 483.014 1,28 4
11. Partai Rakyat Nasional (PRN) 242.125 0,64 2
12. Partai Buruh 224.167 0,59 2
13. Gerakan Pembela Panca Sila (GPPS) 219.985 0,58 2
14. Partai Rakyat Indonesia (PRI) 206.161 0,55 2
15. Persatuan Pegawai Polisi RI (P3RI) 200.419 0,53 2
16. Murba 199.588 0,53 2
17. Baperki 178.887 0,47 1
18. Persatuan Indoenesia Raya (PIR) Wongsonegoro 178.481 0,47 1
19. Grinda 154.792 0,41 1
20. Persatuan Rakyat Marhaen Indonesia (Permai) 149.287 0,40 1
21. Persatuan Daya (PD) 146.054 0,39 1
22. PIR Hazairin 114.644 0,30 1
23. Partai Politik Tarikat Islam (PPTI) 85.131 0,22 1
24. AKUI 81.454 0,21 1
25. Persatuan Rakyat Desa (PRD) 77.919 0,21 1
26. Partai Republik Indonesis Merdeka (PRIM) 72.523 0,19 1
27. Angkatan Comunis Muda (Acoma) 64.514 0,17 1
28. R.Soedjono Prawirisoedarso 53.306 0,14 1
29. Lain-lain 1.022.433 2,71 -
----------------------------------------------------------------------------
Jumlah 37.785.299 100,00 257


Pemilu untuk anggota Dewan Konstituante dilakukan tanggal 15 Desember 1955. Jumlah kursi anggota Konstituante dipilih sebanyak 520, tetapi di Irian Barat yang memiliki jatah 6 kursi tidak ada pemilihan. Maka kursi yang dipilih hanya 514. Hasil pemilihan anggota Dewan Konstituante menunjukkan bahwa PNI, NU dan PKI meningkat dukungannya, sementara Masyumi, meski tetap menjadi pemenang kedua, perolehan suaranya merosot 114.267 dibanding-kan suara yang diperoleh dalam pemilihan anggota DPR. Peserta pemilihan anggota Konstituante yang mendapatkan kursi itu adalah sebagai berikut:

Hasil Pemilu 1955 untuk Anggota Konstituante.

-------------------------------------------------------------------------------
No. Partai/Nama Daftar Suaraa %(prosentase) Kursi
-------------------------------------------------------------------------------
1. Partai Nasional Indonesia (PNI) 9.070.218 23,97 119
2. Masyumi 7.789.619 20,59 112
3. Nahdlatul Ulama (NU) 6.989.333 18,47 91
4. Partai Komunis Indonesia (PKI) 6.232.512 16,47 80
5. Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII) 1.059.922 2,80 16
6. Partai Kristen Indonesia (Parkindo) 988.810 2,61 16
7. Partai Katolik 748.591 1,99 10
8. Partai Sosialis Indonesia (PSI) 695.932 1,84 10
9. Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI) 544.803 1,44 8
10. Pergerakan Tarbiyah Islamiyah (Perti) 465.359 1,23 7
11. Partai Rakyat Nasional (PRN) 220.652 0,58 3
12. Partai Buruh 332.047 0,88 5
13. Gerakan Pembela Panca Sila (GPPS) 152.892 0,40 2
14. Partai Rakyat Indonesia (PRI) 134.011 0,35 2
15. Persatuan Pegawai Polisi RI (P3RI) 179.346 0,47 3
16. Murba 248.633 0,66 4
17. Baperki 160.456 0,42 2
18. Persatuan Indoenesia Raya (PIR) Wongsonegoro 162.420 0,43 2
19. Grinda 157.976 0,42 2
20. Persatuan Rakyat Marhaen Indonesia (Permai) 164.386 0,43 2
21. Persatuan Daya (PD) 169.222 0,45 3
22. PIR Hazairin 101.509 0,27 2
23. Partai Politik Tarikat Islam (PPTI) 74.913 0,20 1
24. AKUI 84.862 0,22 1
25. Persatuan Rakyat Desa (PRD) 39.278 0,10 1
26. Partai Republik Indonesis Merdeka (PRIM) 143.907 0,38 2
27. Angkatan Comunis Muda (Acoma) 55.844 0,15 1
28. R.Soedjono Prawirisoedarso 38.356 0,10 1
29. Gerakan Pilihan Sunda 35.035 0,09 1
30. Partai Tani Indonesia 30.060 0,08 1
31. Radja Keprabonan 33.660 0,09 1
32. Gerakan Banteng Republik Indonesis (GBRI) 39.874 0,11
33. PIR NTB 33.823 0,09 1
34. L.M.Idrus Effendi 31.988 0,08 1

lain-lain 426.856 1,13

Jumlah 37.837.105 514

Jumat, 20 November 2009

Penelitian sejarah

Berdasarkan teknik pengumpulan datanya , penelitian sejarah dibagi 2 yaitu:
a. penelitian lapangan: data diperoleh dari wawancara,tempat kejadian,tempat penemuan,
b. penelitian kepustakaan/ dokumenter: data diperoleh dari kitab kuno, buku-buku, arsip-arsip, rekaman video, naskah pidato

Penulisan kembali peristiwa masa lalu
Tahap penelitian sejarah dan kegiatannya
NO Tahap Kegiatan
1 Menentukan topik Membuat daftar alternatif pilihan Menentukan topik penelitian
2 Heuristik(mengumpulkan sumber) Wawancara,ke museum,ke perpustakaan, membaca buku, internet
3 Verifikasi (menguji data) Kritik Intern ( thdp isi) dan Ekstern ( thdp keaslian)
4 Interpretasi Menafsirkan
5 Historiografi Menyusun kisah sejarah berdasar norma/aturan

Subjektifitas dalam penulisan sejarah
a. sikap berat sebelah
b. Prasangka kelompok
c. Pandangan hidup yang berbeda tentang penggerak sejarah

Ilmu Dasar dan ilmu bantu Sejarah
Ilmu dasar sejarah:
a. Kronologi : ttg waktu
b. Ikonografi : ttg arca
c. Efigrafi : ttg tulisan kuno
d. Numismatik : ttg mata uang kuno

Ilmu bantu sejarah:
a. Arkeologi : benda purbakala
b. Sosiologi: manusia dan interaksi sosialnya
c. Antropologi: manusia dan kebudayaannya
d. Kimia :unsur-unsur dalam zat,reaksi-reaksi dll
e. Fisika: perubahan energi,gerak dll

Prinsip-prinsip dasar dalam penelitian sejarah Lisan
Tokoh-tokoh sejarah dan kegiatannya
Herodotus : Sejarawan Yunani Pertama ( bapak Sejarah)
Thucydides: peneliti sejarah lisan dalam perang Peloponesos
James Morison: lebih suka menggunakan istilah penelitian lisan: pengumpulan bahan-bahan melalui perbincangan atau wawancara dengan satu orang atau lebih mengenai satu masalah yang sedang dipelajari oleh pewawancara.

Penelitian lisan mencakup 2 hal:
a. sejarah lisan : sumber langsung dari pelaku/saksi
b. tradisi lisan : sumber dari generasi ke 2, ke 3 dst

Kelebihan dan kelemahan sejarah lisan
Kelebihan Sejarah Lisan:
a. pengumpulan data bisa dua arah/lebih lengkap
b. penulisan lebih demokratis
c. melengkapi kekurangan data /informasi
Kelemahan Sejarah Lisan:
a. terbatasnya daya ingat seseorang/keakuratan data
b. subjektifitas penulis

Jenis-jenis Sejarah
Berdasarkan Cakupan wilayah pembahasan
a. Sejarah Dunia : Perang Dunia I,II, Perang Asia Timur Raya
b. Sejarah Nasional: Masa Pergerakan Nasional,G 30 S, Reformasi
c. Sejarah Lokal : Perkembangan Agama Islam di Malang, Perkembangan Perdagangan di Dampit abad XVII-XIX

Sasaran sejarah lokal menurut HPR.Finberg:
a. asal-usul
b. pertumbuhan
c. perkembangan
d. kejatuhan
( dari kelompok masyarakat lokal)

Aspek multidimensional sejarah lokal:
a. aspek sosial
b. aspek budaya
c. aspek politik
d. aspek agama
e. aspek teknologi
f. aspek ekonomi

Ciri-ciri pemberontakan rakyat menurut Sartono Kartodirjo:
a. singkat
b. lokal
c. tradisional
d. radikal

Proses-proses pembentukan kebudayaan:
a. difusi
b. adopsi
c. adaptasi
d. asimilasi
e. akulturasi

Objek Sejarah kebudayaan:
a. artefak
b. peninggalan bangunan
c. ornamen
d. tulisan
e. seni sastra

Tema-tema sejarah mentalitas:
a. aborsi,
b. pelacuran
c. kekejaman/kekerasan
d. bunuh diri
e. petualangan dll
Berdasarkan tingkat kekunoan
a. Sejarah sebelum mengenal tulisan /Prasejarah
b. Sejarah Klasik/Kuno
c. Sejarah Modern
d. Sejarah Kontemporer

Berdasarkan Tema
a. Sejarah Kebudayaan
b. Sejarah Perekonomian
c. Sejarah Hukum
d. Sejarah Militer
e. Sejarah Agama
f. Sejarah Mentalitas, dll

Berdasarkan wilayah kajian
a. Sejarah Eropa
b. Sejarah Afrika
c. Sejarah Asia
d. Sejarah Amerika
e. Sejarah Australia
f. Sejarah Pasifik

JEJAK-JEJAK MASALAMPAU
a. Bangunan peninggalan sejarah: candi,kraton,bangunan,tugu
b. Monumen: Monumen Tugu Pahlawan,Tugu Muda,Monas
c. Kesaksian: dari para pelaku maupun saksi sejarah

Dasar dalam pemilihan topik untuk menuliskan masa lampau
a. kedekatan emosional
b. kedekatan intelektual

Sabtu, 17 Oktober 2009

SEKITAR PROKLAMASI (kiriman Lionie Adhi; Guru Sej SMA BPK I Jkt

Tulisan berikut dikutip benar-benar persis dari Harian Suara Merdeka, hari Jumat, tanggal 18 Agustus 1995, halaman VII, dalam rangka memperingati 50 tahun kemerdekaan Indonesia.

Sebuah refleksi sejarah sekaligus hiburan segar, di tengah-2 himpitan krisis di tanah air.

Mungkinkah Revolusi Kemerdekaan Indonesia disebut sebagai revolusi dari kamar tidur? Coba simak ceritanya. Pada 17 Agustus 1945 pukul 08.00, ternyata Bung Karno masih tidur nyenyak di kamarnya, di Jalan Pegangsaan Timur 56, Cikini. Dia terkena gejala malaria tertiana. Suhu badannya tinggi dan sangat lelah setelah begadang bersama para sahabatnya menyusun konsep naskah proklamasi di rumah Laksamana Maeda.
"Pating greges", keluh Bung Karno setelah dibangunkan dokter kesayangannya. Kemudian darahnya dialiri chinineurethan intramusculair dan menenggak pil brom chinine. Lalu ia tidur lagi.
Pukul 09.00, Bung Karno terbangun. Berpakaian rapi putih-putih dan menemui sahabatnya, Bung Hatta. Tepat pukul 10.00, keduanya memproklamasikan kemerdekaan Indonesia dari serambi rumah.
"Demikianlah Saudara-saudara! Kita sekalian telah merdeka!", ujar Bung Karno di hadapan segelintir patriot-patriot sejati. Mereka lalu menyanyikan lagu kebangsaan sambil mengibarkan bendera pusaka Merah Putih. Setelah upacara yang singkat itu, Bungk Karno kembali ke kamar tidurnya. Masih meriang. Tapi sebuah revolusi telah dimulai...
**********************
Upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ternyata berlangsung tanpa protokol, tak ada korps musik, tak ada konduktor dan tak ada pancaragam. Tiang bendera pun dibuat dari batang bambu secara kasar, serta ditanam hanya beberapa menit menjelang upacara. Tetapi itulah, kenyataan yang yang terjadi pada sebuah upacara sakral yang dinanti-nanti selama lebih dari tiga ratus tahun!
***********************
Setelah merdeka 43 tahun, Indonesia baru memiliki seorang menteri pertama yang benar-benar "orang Indonesia asli". Karena semua menteri sebelumnya lahir sebelum 17 Agustus 1945. Itu berarti, mereka pernah menjadi warga Hindia Belanda dan atau pendudukan Jepang, sebab negara hukum Republik Indonesia memang belum ada saat itu.
"Orang Indonesia asli" pertama yang menjadi menteri adalah Ir Akbar Tanjung (lahir di Sibolga, Sumatera Utara, 30 Agustus 1945), sebagai Menteri Negara Pemuda dan Olah Raga pada Kabinet Pembangunan V (1988-1993).
***********************
Menurut Proklamasi 17 Agustus 1945, Kalimantan adalah bagian integral wilayah hukum Indonesia. Kenyataannya, pulau tersebut paling unik di dunia. Di pulau tersebut, ada 3 kepala negara yang memerintah! Presiden Soeharto (memerintah 4 wilayah provinsi), PM Mahathir Mohamad (Sabah dan Serawak) serta Sultan Hassanal Bolkiah (Brunei).
************************
Hubungan antara revolusi Indonesia dan Hollywood, memang dekat. Setiap 1 Juni, selalu diperingati sebagai Hari Lahir Pancasila semasa Presiden Soekarno.
Pada 1956, peristiwa tersebut "hampir secara kebetulan" dirayakan di sebuah hotel Hollywood.
Bung Karno saat itu mengundang aktris legendaris, Marylin Monroe, untuk sebuah makan malam di Hotel Beverly Hills, Hollywood. Hadir di antaranya Gregory Peck, George Murphy dan Ronald Reagan (25 tahun kemudian menjadi Presiden AS). Yang unik dari pesta menjelang Hari Lahir Pancasila itu, adalah kebodohan Marilyn dalam hal protokol. Pada pesta itu, Maryln menyapa Bung Karno bukan dengan "Mr President" atau "Your Excellency", tetapi dengan "Prince Soekarno!"
*************************
Ada lagi hubungan erat antara 17 Agustus dan Hollywood. Judul pidato 17 Agustus 1964, "Tahun Vivere Perilocoso" (Tahun yang Penuh Bahaya), telah dijadikan judul sebuah film The Year of Living Dangerously. Film tersebut menceritakan pegalaman seorang wartawan asing di Indonesia pada 1960-an. Pada 1984, film yang dibintangi Mel Gibson itu mendapat Oscar untuk kategori film asing!
*************************
Naskah asli teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang ditulis tangan oleh Bung Karno dan didikte oleh Bung Hatta, ternyata tidak pernah dimiliki dan disimpan oleh Pemerintah! Anehnya, naskah historis tersebut justru disimpan dengan baik oleh wartawan BM Diah. Diah menemukan draft proklamasi itu di keranjang sampah di rumah Laksamana Maeda, 17 Agustus 1945 dini hari, setelah disalin dan diketik oleh Sajuti Melik.
Pada 29 Mei 1992, Diah menyerahkan draft tersebut kepada Presiden Soeharto, setelah menyimpannya selama 46 tahun 9 bulan 19 hari.
************************
Ketika tiba di Pelabuhan Sunda Kelapa 9 Juli 1942 siang bolong, Bung Karno mengeluarkan komentar pertama yang janggal didengar. Setelah menjalani pengasingan dan pembuangan oleh Belanda di luar Jawa, Bung Karno justru tidak membicarakan strategis perjuangan menentang penjajahan. Masalah yang dibicarakannya, hanya tentang sepotong jas!
"Potongan jasmu bagus sekali!" komentar Bung Karno pertama kali tentang jas double breast yang dipakai oleh bekas iparnya, Anwar Tjikoroaminoto, yang menjemputnya bersama Bung Hatta dan segelintir tokoh nasionalis.
*************************
Rasa-rasanya di dunia ini, hanya the founding fathers Indonesia yang pernah mandi air seni. Saat pulang dari Dalat (Cipanasnya Saigon), Vietnam, 13 Agustus 1945, Soekarno bersama Bung Hatta, dr Radjiman Wedyodiningrat dan dr Soeharto (dokter pribadi Bung Karno) menumpang pesawat fighter bomber bermotor ganda. Dalam perjalanan, Soekarno ingin sekali buang air kecil, tetapi tak ada tempat. Setelah dipikir, dicari jalan keluarnya untuk hasrat yang tak tertahan itu. Melihat lubang-lubang kecil di dinding pesawat, di situlah Bung Karno melepaskan hajat kecilnya. Karena angin begitu kencang sekali, bersemburlah air seni itu dan membasahi semua penumpang. Byuuur...
***************************
Berkat kebohongan, peristiwa sakral Proklamasi 17 Agustus 1945 dapat didokumentasikan dan disaksikan oleh kita hingga kini. Saat tentara Jepang ingin merampas negatif foto yang mengabadikan peristiwa penting tersebut, Frans Mendoer, fotografer yang merekam detik-detik proklamasi, berbohong kepada mereka. Dia bilang tak punya negatif itu dan sudah diserahkan kepada Barisan Pelopor, sebuah gerakan perjuangan. Mendengar jawaban itu, Jepang pun marah besar.
Padahal negatif film itu ditanam di bawah sebuah pohon di halaman Kantor harian Asia Raja. Setelah Jepang pergi, negatif itu diafdruk dan dipublikasi secara luas hingga bisa dinikmati sampai sekarang. Bagaimana kalau Mendoer bersikap jujur pada Jepang?
****************************
Kali ini, Bung Hatta yang berbohong demi proklamasi. Waktu masa revolusi, Bung Karno memerintahkan Bung Hatta untuk meminta bantuan senjata kepada Jawaharlal Nehru. Cara untuk pergi ke India pun dilakukan secara rahasia. Bung Hatta memakai paspor dengan nama "Abdullah, co-pilot".
Lalu beliau berangkat dengan pesawat yang dikemudikan Biju Patnaik, seorang industrialis yang kemudian menjadi menteri pada kabinet PM Morarji Desai. Bung Hatta diperlakukan sangat hormat oleh Nehru dan diajak bertemu Mahatma Gandhi. Nehru adalah kawan lama Hatta sejak 1920-an dan Gandhi mengetahui perjuangan Hatta.
Setelah pertemuan, Gandhi diberi tahu oleh Nehru bahwa "Abdullah" itu adalah Mohammad hatta. Apa reaksi Gandhi? Dia marah besar kepada Nehru, karena tidak diberi tahu yang sebenarnya. "You are a liar !" ujar tokoh kharismatik itu kepada Nehru
****************************
Bila 17 Agustus menjadi tanggal kelahiran Indonesia, justru tanggal tersebut menjadi tanggal kematian bagi pencetus pilar Indonesia. Pada tanggal itu, pencipta lagu kebangsaan "Indonesia Raya", WR Soepratman (wafat 1937) dan pencetus ilmu bahasa Indonesia, Herman Neubronner van der Tuuk (wafat 1894) meninggal dunia.
***************************
Bendera Merah Putih dan perayaan tujuh belasan bukanlah monopoli Indonesia. Corak benderanya sama dengan corak bendera Kerajaan Monaco dan hari kemerdekaannya sama dengan hari proklamasi Republik Gabon (sebuah negara di Afrika Barat) yang merdeka 17 Agustus 1960.
****************************
Jakarta, tempat diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia dan kota tempat Bung Karno dan Bung Hatta berjuang, tidak memberi imbalan yang cukup untuk mengenang co-proklamator Indonesia. Sampai detik ini, tidak ada "Jalan Soekarno-Hatta" di ibu kota Jakarta. Bahkan, nama mereka tidak pernah diabadikan untuk sebuah objek bangunan fasilitas umum apa pun sampai 1985, ketika sebuah bandara diresmikan dengan memakai nama mereka.
****************************
Gelar Proklamator untuk Bung Karno dan Bung Hatta, hanyalah gelar lisan yang diberikan rakyat Indonesia kepadanya selama 41 tahun! Sebab, baru 1986 Permerintah memberikan gelar proklamator secara resmi kepada mereka.
****************************
Kalau saja usul Bung Hatta diterima, tentu Indonesia punya "lebih dari dua" proklamator. Saat setelah konsep naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia rampung disusun di rumah Laksamana Maeda, Jl Imam Bonjol no 1, Jakarta, Bung Hatta mengusulkan semua yang hadir saat rapat din hari itu ikut menandatangani teks proklamasi yang akan dibacakan pagi harinya. Tetapi usul ditolak oleh Soekarni, seorang pemuda yang hadir. Rapat itu dihadiri Soekarno, Hatta dan calon proklamator yang gagal : Achmad Soebardjo, Soekarni dan Sajuti Melik.
"Huh, diberi kesempatan membuat sejarah tidak mau", gerutu Bung Hatta karena usulnya ditolak.
****************************
Perjuangan frontal melawan Belanda, ternyata tidak hanya menelan korban rakyat biasa, tetapi juga seorang menteri kabinet RI. Soepeno, Menteri Pembangunan dan Pemuda dalam Kabinet Hatta, merupakan satu-satunya menteri yang tewas ditembak Belanda.
Sebuah ujung revolver, dimasukkan ke dalam mulutnya dan diledakkan secara keji oleh seorang tentara Belanda. Pelipis kirinya tembus kena peluru. Kejadian tersebut terjadi pada 24 Februari 1949 pagi di sebuah tempat di Kabupaten Nganjuk , Jawa Timur. Saat itu, Soepeno dan ajudannya sedang mandi sebuah pancuran air terjun.
****************************
Belum ada negara di dunia yang memiliki ibu kota sampai tiga dalam kurun waktu relatif singkat. Antara 1945 dan 1948, Indonesia mempunyai 3 ibu kota, yakni Jakarta (1945-1946), Yogyakarta (1946-1948) dan Bukittinggi (1948-1949).
****************************
Panglima Besar Tentara Nasional Indonesia Jenderal Soedirman, pada kenyatannya tidak prnah menduduki jabatan resmi di kabinet RI.
Beliau tidak pernah menjadi KSAD, Pangab, bahkan menteri pertahanan sekalipun!
****************************
Wayang ternyata memiliki simbol pembawa sial bagi rezim yang memerintah Indonesia. Betapa tidak, pada 1938-1939, Pemerintah Hindia Belanda melalui De Javasche Bank menerbitkan uang kertas seri wayang orang dan pada 1942, Hindia Belanda runtuh dikalahkan Jepang.
Pada 1943, Pemerintah Pendudukan Jepang menerbitkan uang kertas seri wayang Arjuna dan Gatotkoco dan 1945, Jepang terusir dari Indonesia oleh pihak Sekutu.
Paa 1964, Presiden Soekarno mengeluarkan uang kertas baru seri wayang dengan pecahan Rp 1 dan Rp 2,5 dan 1965 menjadi awal keruntuhan pemerintahannya menyusul peristiwa G30S/PKI.
*****************************
Perintah pertama Presiden Soekarno saat dipilih sebagai presiden pertama RI, bukanlah membentuk sebuah kabinet atau menandatangani sebuah dekret, melainkan memanggil tukang sate !!!
Itu dilakukannya dalam perjalanan pulang, setelah terpilih secara aklamasi sebagai presiden. Kebetulan di jalan bertemu seorang tukang sate bertelanjang dada dan nyeker (tidak memakai alas kaki).
"Sate ayam lima puluh tusuk!", perintah Presiden Soekarno.
Disantapnya sate dengan lahap dekat sebuah selokan yang kotor. Dan itulah, perintah pertama pada rakyatnya sekaligus pesta pertama atas pengangkatannya sebagai pemimpin dari 70 juta jiwa lebih rakyat dari sebuah negara besar yang baru berusia satu hari.
*****************************
Kita sudah mengetahui, hubungan antara Bung Karno dan Belanda tidaklah mesra. Tetapi Belanda pernah memberikan kenangan yang tak akan pernah dilupakan oleh Bung Karno.
Enam hari menjelang Natal 1948, Belanda memberikan hadiah Natal di Minggu pagi, saat orang ingin pergi ke gereja, berupa bom yang menghancurkan atap dapurnya. Hari itu, 19 Desember 1948, ibu kota Yogyakarta jatuh ke tangan Belanda.
******************************
Sutan Sjahrir, mantan Perdana Menteri RI pertama, menjadi orang Indonesia yang memiliki prestasi "luar biasa" dan tidak akan pernah ada yang menandinginya. Waktu beliau wafat 1966 di Zurich, Swiss, statusnya sebagai tahanan politik. Tetapi waktu dimakamkan di Jakarta beberapa hari kemudian, statusnya berubah sebagai Pahlawan Nasional Indonesia.

Serangan Mataram ke Batavia thn 1629

sumber http://www.nurdayat.wordpress.com/page/4/

Meskipun Mataram tidak berhasil merebut benteng Batavia dan menundukkan Kompeni pada tahun 1628, mereka tidak begitu saja menyerah. Tahun berikutnya, yaitu pada tahun 1629 tentara Mataram berangkat lagi menuju Batavia dengan perlengkapan senjata-api. Keberangkatan mereka dari ibukota Mataram adalah pada bulan Juni. Pada akhir bulan Agustus 1629 penjaga-penjaga Kompeni yang ditempatkan beberapa kilometer di sungai Ciliwung telah melihat barisan depan.[i] Sebagian pasukan Mataram mencoba mengusir ternak Kompeni akan tetapi hal itu dapat dicegah oleh Kompeni.

Pada tanggal 31 Agustus 1629 hampir keseluruhan pasukan tiba di daerah sekitar Batavia. Mereka datang berkuda membawa bendera, panji-panji dan mereka juga membawa gajah. Cara yang dipakai Mataram untuk membawa beras ke sekitar Batavia sebagai bekal bagi prajurit-prajurit adalah pengiriman seorang utusan yang bernama Warga, untuk (pura-pura?-peng.) minta maaf kepada Kompeni mengenai hal yang telah terjadi. Kompeni menerima warga dengan baik. Sementara itu orang-orang Mataram mengumpulkan padi di Tegal. Padi itu akan ditumbuk di Tegal untuk diperdagangkan ke Batavia. Siasat ini kemudian dibocorkan oleh seorang anak buah dari salah satu perahu warga, sehingga ketika Warga tiba di Batavia untuk kedua kalinya ia ditangkap dan ditanyai tentang kebenaran berita, bahwa Mataram hendak menyerang Batavia lagi. Hal ini dibenarkan oleh Warga dan rahasia bahwa Tegal menjadi gudang persediaan beras bagi tentara Mataram pun terbuka. Setelah mendapat keterangan ini Kompeni mengirimkan armadanya ke Tegal, di mana perahu-perahu Mataram, rumah-rumah dan gudang-gudang beras bagi tentara Mataram dibakar habis, setelah Tegal mendapat perusakan, Kompeni mengarahkan perhatiannya terhadap Cirebon. Kota ini juga mendapat gilirannya. Persediaan padi di sini pun habis dibakar oleh VOC. Akibat dari dimusnahkannya gudang beras Mataram, usaha pengepungan Batavia tidak berlangsung lama. Meskipun demikian mereka toh mendekati benteng Hollandia dengan mengadakan pendekatan melalui parit-parit. Benteng Hollandia dapat mereka rusakkan. Setelah berhasil, mereka menuju benteng Bommel, akan tetapi di sini mereka gagal.

Pada hari-hari berikutnya Mataram maju ke Benteng dan pada tanggal 21 September 169 tembakan mulai terhadap benteng VOC. Mereka membiarkan menembak benteng hingga persediaan mesiu habis. Sementara tembakan-tembakan dilancarkan terhadap benteng Belanda, Jan Pieterszoon Coen mendadak meninggal diserang suatu penyakit.

Dari beberapa tawanan diketahui bahwa pasukan Mataram menderita kelaparan, dan hal ini memang menyebabkan kelemahan mereka. Setelah berusaha untuk menyerang selama kurang lebih 10 hari pada akhir bulan September 1629 mereka mulai menarik diri sambil banyak meninggalkan korban.


Antara Tahun 1630-1645

Setelah gagal menduduki Batavia, perundingan antara Mataram dan VOC dibuka kembali pada tahun 1630, akan tetapi utusan-utusan yang dikirim Kompeni tidak memenuhi syarat Mataram. Desas-desus bahwa Mataram akan melancarkan suatu serangan lagi terhadap Batavia terdengar oleh Kompeni. Dengan cepat mereka mengirim armada terdiri dari 8 buah kapal, awaknya berjumlah 693 orang. Mereka mendapat perintah untuk memusnahkan semua perahu-perahu Mataram dan memusnahkan gudang-gudang perbekalan sepanjang pantai utara Jawa. Pelayaran ke Timur tidak begitu berhasil.[ii] Tetapi sementara itu hubungan dengan Mataram diusahakan.

Mataram antara tahun 1630-1634 sering mengadakan penyerbuan terhadap kapal-kapal Kompeni. Armada diperkuat dengan pembuatan perahu baru di Jepara. Dengan perahu-perahu ini mereka membuat perairan antara Banten dan Batavia tidak aman. Mereka sangat berhasil membuat Kompeni pusing dengan serangan-serangan kecil-kecilan yang dilancarkan Mataram terhadap kapal-kapal Kompeni setelah perang tahun 1629 M.

Mataram terus menerus mencari bantuan dari Malaka yang ada di bawah kekuasaan Portugis. Harapan akan bantuan ini kemudian hilang, karena pada tahun 1641 VOC menguasai Malaka dan orang-orang Portugis kehilangan tempat berpijak di kepulauan Nusantara.

Pemerintahan Mataram tahun 1641 mengadakan perpindahan penduduk dari Jawa Tengah ke Jawa Barat di daerah Sumedang yang ternyata sangat mengkhawatirkan VOC. Sebenarnya perpindahan ini adalah sebagai persiapan terhadap penyerangan terhadap Banten yang tidak mau tunduk kepada Mataram.

Hubungan antara Kompeni dan Mataram setelah tahun 1642, tidak begitu baik, karena tawanan-tawanan Belanda tidak dilepaskan oleh Mataram. Oleh sebab itu Kompeni selalu mencari jalan untuk mencoba memaksa Mataram untuk mengembalikan orang-orang Belanda itu.

Keadaan menjadi tegang ketika Inggris menawarkan membawa seorang utusan Mataram ke Mekah, yang sebenarnya suatu kemungkinan bagi Belanda, untuk melepaskan tawanannya bilamana Sultan meminta kapal Belanda untuk membawa utusan ini. Oleh sebab itu kapal Inggris yang membawa utusan ini dicegat, utusan Mataram dan hadiah untuk ke Mekah ditahan oleh VOC dan dibawa ke Batavia.

Peristiwa lain adalah ketika VOC merasa bahwa Jambi dan Palembang mengancam keamanan VOC, maka VOC mencegat suatu armada Mataram yang terjadi dari 80 perahu yang sedang menghantar kembali raja Palembang.

Hubungan antara VOC dan Mataram hingga meninggalnya Sultan Agung pada tahun 1645 tidak mengalami perbaikan.

-o0o-
sumber Pustaka :

[i] H.J. de Graaf, “De Regering van Sultan Agung vorst van Mataram 1613-1645 en Die van Zijn Voorganger Panembahan Sedeng-Krapyak”, VKI s’Gravenhage, 1958, hal. 149

[ii] H.J. de Graaf, ibid, hal. 149

Selasa, 11 Agustus 2009

istilah-istilah dalam Sejarah

KONSERVATIFISME :

Berasal dari katakerja bahasa Latin, "conservare" yang berarti "memelihara, tak terhalangi, wutuh atau lengkap" Konservatisme sebagai filsafat politik moderen menegakkan keunggulan sejarah - dalam bentuk tradisi-tradisi, lembaga-lembaga, dan kebiasaan-kebiasaan - dalam membentuk dan memelihara asosiasi sospol manusia.

IDEOLOGI :

Ideoloi adalah suatu istilah politik dan sosiologi moderen, suatu ideologi mungkin dapat diberi definisi sebagai suatu ilmu politik yang dogmatis dan sering utopis, yang dinyatakan secara positif tanpa bukti, yang erat hubungannya dengan kepentingan- kepentingan kelas sosial atau sekte politik tertentu.

Beberapa ideologi atau ideologi semu yang kuat telah muncul dalam abad-abad ke-19 dan abad ke-20. Kata ideologi telah melalui perubahan-perubahan arti dan sering disalahgunakan dalam jurnalisme populer. Di Perancis pada akhir abad ke-18, istilah ideologi dipakai oleh murid-murid Condillac, terutama Destutt de Tracy, yang buku Les elements d'ideolgie terbit dalam lima buah jilid antara thn 1801 dan 1815.

Para "ideologists" percaya bahwa semua ilmu pengetahuan berasal dari sensasi dan suatu ilmu ide-ide dapat dikembangkan atas dasar ini, yang menggambarkan sejarah dan evolusi fikirasn, dan dapat dipakai untuk politik, etika dan pedagogi. "Ideologi" semula berarti semacam klimaks dari rasionalisme zaman Pencerahan, suatu upaya untuk mensistematiskan dan menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh dari persepsi sensori

IMUNITAS
Istilah imunitas dipakai dalam arti teknis dalam hukum maupun dalam obat-obatan, mempunyai tiga arti yang berbeda-beda. 1. yang tertua, dipakai di Romawi purbakala, dan berasaldari bahasa Latin: immunitas, berarti bebas dari bekerja untuk masyarakat atau bebas dari membayar pajak.

2. imunitas juga menunjuk kepada status di mana hukum-hukum setempat ditiadakan dalam hubungan dengan diplomat-diplomat asing, atau kapal-kapal perang, atau wakil-wakil dari organisasi-organisa si internasional. Maksud dari imunitas semacam itu adalah untuk mencegah satu bangsa dari interfersensi secara efektif pada bangsa lain, atau suatu organisasi internasional untuk melaksanakan aktifitas-aktifitas diplomatik.

Diplomat-diplomat mempunyai imunitas (kebebalan diplomatik) karena mereka secara teori mewakili kepala-kepala negara, atau raja-raja, di atas mana tidak ada seorangpun yang mempunyai jurisdiksi (hak hukum). Waktu seorang kepala negara pergi ke luar negeri (mengadakan kunjungan kenegaraan), ia sudah tentu menikmati imunitas dari hukum-hukum negara-negara lain.

Wakil-wakil dari organisasi-organisa si internasional dikatakan mempunyai imunitas internasional. Angkatan bersenjata dan kapal-kapal perang (tapi tidak kapal-kapal dagang) mempunyaia imunitas waktu mereka berada dalam wilayah hukum negara lain. tapi imunitas ini dapat tidak berlaku.

KONSTITUSIONAL
Di AS, adalah tanggung jawab konstitusional dari tiap departemen pemerintah - eksekutif dan legislatif maupun judisial - untuk memutuskan apakah suatu undang-undang tertentu adalah valid secara hukum atau tidak.

Sejak thn 1803, waktu Ketua Mahkamah Agung Marshall pertama kali memakai kekuasaan ini sebagai tanggung jawab dari judisiari, dalam Marbury versus Madison, rakyat Amerika mengidentifikasikan pemerinah demokratis yang sah - dengan kekuasaan mahkamah-mahkamah untuk memutuskan apakah undang-undang pemerintah adalah layak dan adil dan valid,atau tidak layak, tidak adil dan tidak konstitusional.

To be continued . . .

Senin, 08 Juni 2009

REMEDIAL UJIAN BLOCK

SOAL REMEDIAL UJIAN BLOCK KELAS XI IPA

1. Jelaskan Latar belakang dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959
(dan apa hubungannya dengan Konsepsi Presiden )
2. Berilah 2 contoh kabinet pada masa Demokrasi liberal, dan asal partai
para pendukung kabinet tersebut
3. bagimana ciri pemerintahan Orde baru (dalam bidang politik dan ekonomi)
4. Jelaskan tentang Dwi Fungsi ABRI pada masa Orde Baru !

(Tugas diterima paling lambat pada hari Selasa, 9 juni 2009, jam 08.00)

Sabtu, 30 Mei 2009

Faham Tantri-isme di Jawa dan Sumatera (1)

(Materi ini dapat dilhat juga di facebook Mgmp Sej Jakut)

Tantrisme tumbuh dengan subur di Jawa dalam abad ketiga belas dan keempat belas. Kita tidak mempunyai informasi yang tepat mengenai bilakah dimasukkan ke pulau Jawa. Akan tetapi kita Mengetahui di Kambuja, naskah-naskah Tantri disebut-sebut dalam abad kesembilan M.

Terdapat referensi-referensi lain di prasasti-prasasti Kambuja mengenai bagaimana beberapa orang raja diinisiasikan ke dalam Vrah Guhya (Rahasia Besar) oleh guru-guru Brahmana mereka. Buddhisme Kambuja barangkali lebih bebas dari pengaruh Tantra daripada Buddhisme Jawa pada abad ketigabelas dan keempatbelas.

Akan tetapi terdapat referensi di prasasti abad kesebelas ke "Tantra-Tantra Paramis." Juga arca-arca Hewajra, kedewaan Buddhist Tantri, telah diketemukan di Angkor Thom, ibukota lama dari Kambuja.

Di JAWA, Tantrisme rupa-rupanya telah sampai kepada kepentingannya yang lebih besar. Krtanagara (1268-1292 M.), raja terakhir kerajaan Singasari (Jawa Timur) sudah sebegitu dipuja dalam masa hidup beliau sebagai seorang penganut Buddha-Siwa, yang ahli dalam latihan-latihan Tantris.
Prapanca, pengarang sejarah dalam bahasa Kawi (Jawa Kuno) yang penting, Nagarakrtagama, mengatakan bahwa Krtanagara telah mengalami sepuluh upacara purifikasi dan delapan proses inisiasi dan bahwa beliau tekun melaksanakan panca makara: 'bebas dari semua khayalan hawa nafsu.'

Selanjutnya Prapanca mengatakan: "Setelah inisiasi jina Krtanagara, nama beliau di mana-mana dikenal sebagai Sri Jnana-bajeswara. "

Kita juga mengetahui dari prasasti yang diukir pada alas arca raja ini berpakaian sebagai biarawan bahwa setelah'inisiasi jina' di tempat upacara, Krtanagara seharusnya diidentifikasikan dengan Mahakshobya. Monumen pengabuan beliau dihiasi dengan dua arca, kedua-duanya digambarkan sebagai sangat indah, satu arca Siwa dan yang lain Akshobbya.

Sekarang kita sampai kepada prasasti Tantri dari Adiyawarman, seorang pangeran dari Sumatera (kira-kira 1343-1378 M.). Sebuah prasasti dari pangeran ini bertanggal 1269 tahun saka (1347 M.), menggambarkan pentahbisan suatu kelompok patung dari Amoghapsaa-Gaganaga nja dengan teman-temannya dan dalam hubungan ini berbicara tentang latihan-latihan menjalani hidup suci yang dijalankan oleh masyarakat Buddhist, dan kemudian melanjutkan dengan memuji-muji latihan-latihan Yoga dari Mahayana.

Pada waktu yang sama, mereka memuja seorang dewa dan dewi Matanganisa dan Tara. Prof. Dr. R.A. Kern menyatakan bahwa Matanganisa dan Tara pasti adalah Amoghapasa dan Sakti nya, dan agaknya mereka itu aspek-aspek Siwa dan Durga yang disesuaikan dengan Buddhisme.

Dalam prasasti ini, Matanganisa digambarkan sebagai mabuk dan bersifat cinta-kasih - melakukan tarian mistis dengan Tara di suatu tempat yang bergema dengan nyanyian-nyanian burung-burung, yang diberi wangi-wangian harum melati. penuh dengan dengun lebah-lebah dan tangisan-tangisan masa berkelamin gajah-gajah, dan sorakan-sorakan sukaria Gandharwa (gendruwo) yang sportif.

Barangkali Adityawarman sendiri dapat diidentifikasikan dengan Matanganisa dan permaisuri Aditiyawarman dengan Tara, dan prasasti memperingati beberapa upacara yang diselenggarakan oleh pasangan kerajaan itu.

Adityawarman diduga sebagai inkarnasi dari Kama-raja-adhimukti sadasmrtijna, yakni semua usaha selalu diarahkan kepada mukti.

Upacara Ceng Beng, hari Penghormatan Terhadap Leluhur

Setiap tanggal 4 atau 5 April, menurut tradisi Tionghoa, adalah hari Cheng Beng (Mandarin: Qingming). Di mana menurut tradisi Tionghoa, orang akan beramai-ramai pergi ke tempat pemakaman orang tua atau para leluhurnya untuk melakukan upacara penghormatan. Biasanya upacara penghormatan ini dilakukan dengan
berbagai jenis, misalnya saja membersihkan kuburan, menebarkan kertas sampai dengan membakar kertas yang sering dikenal dengan Gincua (mandarin: Yinzhi=kertas perak).

Cheng beng adalah salah satu dari 24 Jieqi yang ditentukan berdasarkan posisi bumi terhadap matahari. Pada Kalender Gregorian AWAL (bukan akhir!) Cheng beng jatuh pada tanggal 5 April atau 4 April. Bila kita artikan kata Cheng beng, maka Cheng berarti cerah dan Beng artinya terang sehingga bila digabungkan maka Chengbeng berarti terang dan cerah.

Saat Chengbeng ideal untuk berziarah dan membersihkan makam karena cuaca yang bagus (cuaca cerah, langit terang). Apalagi pada jaman dahulu lokasi pemakaman cukup jauh dari tempat pemukiman.
Bahkan bila ada orang yang tinggal jauh dari kampung halamannya, mereka akan berusaha untuk pulang ke kampung halamannya, khusus untuk melakukan upacara penghormatan para luluhur.

SEJARAH CENG BENG

Sejarah Cheng beng dimulai sejak dulu kala dan sulit dilacak kapan dimulainya. Pada dinasti Zhou, awalnya tradisi ini merupakan suatu upacara yang berhubungan dengan musim dan pertanian serta pertanda berakhirnya hawa dingin (bukan cuaca) dan dimulainya hawa panas. Ada sebuah syair yang menggambarkan bagaimana cheng beng itu yaitu: "Sehari sebelum cheng beng tidak ada api" atau yang sering
disebut Hanshijie (han: dingin, shi: makanan, jie: perayaan/festival) .

Hanshijie adalah hari untuk memperingati Jie Zitui yang tewas terbakar di gunung Mianshan. Jin Wengong (raja
muda negara Jin pada periode Chunqiu akhir dinasti Zhou) memerintahkan rakyat untuk tidak menyalakan api
pada hari tewasnya Jie Zitui. Semua makanan dimakan dalam kondisi dingin, sehingga disebut perayaan makanan dingin.

Chengbeng lebih tepat jika dikatakan terjadi pada tengah musim semi. Pertengahan musim semi (Chunfen) sendiri jatuh pada tanggal 21 Maret, sedangkan awal musim panas (Lixia) jatuh pada tanggal 6 Mei.
Sejak jaman dahulu hari cheng beng ini adalah hari untuk menghormati leluhur. Pada dinasti Tang, hari cheng beng ditetapkan sebagai hari wajib untuk para pejabat untuk menghormati para leluhur yang telah meninggal, dengan mengimplementasikan nya berupa membersihkan kuburan para leluhur, sembahyang dan lain-lain.

Di dinasti Tang ini, implementasi hari cheng beng hampir sama dengan kegiatan sekarang, misalnya seperti membakar uang-uangan, menggantung lembaran kertas pada pohon Liu, sembayang dan membersihkan kuburan. Yang hilang adalah menggantung lembaran kertas, yang sebagai gantinya lembaran kertas itu ditaruh di atas kuburan. Kebiasaan lainnya adalah bermain layang-layang, makan telur, melukis telur dan mengukir kulit
telur.

Permainan layang-layang dilakukan pada saat Chengbeng karena selain cuaca yang cerah dan langit yang terang, kondisi angin sangat ideal untuk bermain layang-layang. Sedangkan pohon Liu dihubungkan dengan Jie Zitui, karena Jie Zitui tewas terbakar di bawah pohon liu. Pada dinasti Song (960-1279) dimulai kebiasaan
menggantungkan gambar burung walet yang terbuat tepung dan buah pohon liu di depan pintu. Gambar ini
disebut burung walet Zitui.

Kebiasaan orang-orang Tionghoa yang menaruh untaian kertas panjang di kuburan dan menaruh kertas di atas batu nisan itu dimulai sejak dinasti Ming. Menurut cerita rakyat yang beredar, kebiasaan seperti itu atas suruhan Zhu Yuanzhang, kaisar Sendiri dinasti Ming, untuk mencari kuburan ayahnya. Dikarenakan tidak tahu letaknya, ia menyuruh seluruh rakyat untuk menaruh kertas di batu nisan leluhurnya. Rakyatpun mematuhi perintah tersebut, lalu ia mencari kuburan ayahnya yang batu nisannya tidak ada kertas dan ia menemukannya.

Kenapa pada hari cheng beng itu harus membersihkan kuburan? Itu berkaitan dengan tumbuhnya semak belukar yang dikawatirkan akar-akarnya akan merusak tanah kuburan
tersebut. Juga binatang-binatang akan bersarang di semak tersebut sehingga dapat merusak kuburan itu juga. Dikarenakan saat itu cuaca mulai menghangat, maka hari itu dianggap hari yang cocok untuk membersihkan kuburan. Selain cerita di atas, ada pula tradisi dimana jika orang yang merantau itu ketika pulang pada saat cheng beng, orang itu akan mengambil tanah tempat lahirnya dan menaruh di kantong merah. Ketika orang tersebut tiba lagi di tanah tempat ia merantau, ia akan menorehkan tanah tersebut ke alas kakinya sebagai perlambang bahwa ia tetap menginjak tanah leluhurnya

(materi ini ada juga di blog MGMP Sej jakut)

Dinasti Syailendra di Sumatera

Lempeng tembaga Dewapala di Nalanda menegaskan mengenai pusat pendidikan tinggi yang merupakan asal dari gelombang Mahayana yang menjebar di seluruh Nusantara dan Indocina pada abad ke-delapan dan abad kesembilan. Prasasti pertengahan abad ke-sembilan Raja Dewapala dari dinasti Pala dari Bengala dan Magadha ini mencatat bantuan beberapa desa untuk pemeliharaan sebuah biara di Nalanda yang dibangun atas perintah Balaputradewa dari dinasti Suwarnadwipa (Sumatera) karena kebaktian keagamaannya kepada Buddhisme.

Ditunjuknya Suwarnadwipa (Sumatera) sebagai kerajaan Balaputra Sailendra, dan sama sekali tak dicantumkannya Jawa dalam hubungan kata-kata ini, adalah penting artinya. Karena umumnya berarti Balaputra merupakan raja Sailendra terakhir di Jawa Tengah dan waktu beliau kehilangan tahta di Jawa, beliau menduduki singgasana Sriwijaya. Balaputra dengan demikian mendirikan dinasti Sailendra untuk pertama kali di puncak negara maritim Sriwijaya yang kuat. Suatu posisi yang dipegang selama sedikitnya 150 tahun. Anggapan bahwa Balaputra adalah raja Sailendra yang pertama dari Sriwijaya harus dipertimbangkan.

Suatu keterangan baru mengemuka mengenai runtuhnya kerajaan Sailendra di Jawa. Sebuah prasasti tahun 832 M., menyebut Patapan dari garis keturunan Sanjaya (garis keturunan pangeran-pangeran yang menjadi raja-raja bawahan dinasti Sailendra) telah mendirikan kembali suatu dinasti Saiwa di bagian utara Jawa Tengah. Akan tetapi dinasti Sailendra tetap memerintah di bagian selatan. Dari prasasti lain (tahun 856 M.), kita temukan Balaputra, setelah kekalahan beliau dalam puncak perang karena dikepung di sebuah benteng oleh seorang pangeran yang bernama Kumbhayoni (Agastya).

Balaputra diduga lari ke Sumatra waktu kubu itu jatuh kepada para pengepung. Barangkali untuk memperingati kemenangan ini Kumbhayoni mendirikan kuil Saiwa di selatan Prambanan. Akan tetapi bagaimana kita dapat memahami keberuntungan Balaputra memperoleh mahkota Sriwijaya setelah kehilangan mahkota Jawa? Seorang puteri dari dinasti Sailendra yang terakhir dari Jawa Tengah, bernama Pramodawardhani, menikah dengan seorang pangeran dari dinasti aseli Hindu dari Jawa Tengah dan barangkali sebagai hasil pernikahan ini, dinasti aseli Hindu ini duduk di atas singgasana kembali, akan tetapi rupa-rupanya setelah perjuangan yang dahsyat antara suaminya, Rakai (Pangeran) Pikatan melawan Balaputra, adik laki-laki Pramodawardhani (dari ibu tiri yang berasal dari luar negeri).

Pangeran ini (Balaputra) diusir dari Jawa akan tetapi menjadi raja Suwarnadwipa (Sumatera). Suatu persektuan lain dengan pernikahan (seorang puteri mahkota Sriwijaya menikah dengan pangeran Balaputra meratakan jalan untuk Balaputa dari dinasti Sailendra naik tahta Sriwijaya. Di pihak ibu, Balaputra sudah berhubungan keluarga dengan raja-raja Sriwijaya.

Prof Cedes menberikan kesan lainnya tentang suatu pernikahan yang sangat penting dalam edisi terkakhir buku LES ETATS HINDOUISES (1964)beliau menganggap kemungkinan adanya 'hubungan ayah-putera' antar raja Sriwijaya (sang ayah) yang disebut pada prasasti Ligor dan raja Sailandra (puteranya). Putera raja Sriwijaya, dugaan Prof. Cedesm menjadi raja Sailendra setelah menikah dengan seorang puteri dari Jawa Tengah dan dengan demikian mendirikan dinasti Sailendra yang meningkatkan wilayah itu sampai sedemikian besar tingkat kemakmurannya sampai kira-kira 80 tahun.

Dalam tulisan-tulisan sebelumnya, Cedes memberikan pandangan tentang pernikahan lain sebagai suatu peristiwa politik yang penting, yaitu waktu Fu-nan (versi Tiongkok dari kata Khmer untuk Ba-phom yang artinya bukit suci, yaitu raja-raja Sri Saila) merupakan dinasti Sailendra; dan waktu dienyahkan dari Kambuja oleh raja-raja bawahan mereka, melarikan diri ke Jawa sebagai pengungsi-pengungsi . Puteri Sailendra yang menikah dengan pangeran Sriwijaya, termasuk keluarga kerajaan Fu-nan yang mendirikan kerajaan Sailendra (Fu-nan = Sri Saila)di Jawa setelah menetap di sini sebagai pengungsi-pengungsi dari kampung halaman mereka di Kambuja.

Catatan ini materi kembaran di catatan facebook MGMP Sej Jakut

Sejarah Lisan Pelabuhan Tanjung Priok

Indonesia negara kepulauan, itu pasti
Jika negara kepulauan, artinya di negara ini mesti ada Pelabuhan laut dan industri kapal sebagai pendukung negara ini menguasai kelautan.
Tulisan kali ini hanya membicarakan tinjauan sejarah lisan Pelabuhan tanjung priok, sebagai pelabuhan samudra dan pintu gerbang perdagangan menuju negara Indonesia.
Sudah lama sebetulnya data-data sejarah lisannya terkumpul, akan tetapi justru dikala fisik sedang tdk "fit" nafsu untuk menulis malah muncul.

Keberadaan pelabuhan tanjung Priok tidak bisa dilepaskan dari kehadiran Belanda ( baca VOC) di Nusantara pada abad ke 17. Saat VOC memilih J.P. Coen sebagai gubernur jenderal di New Batavia, kendala awal untuk merealisasikan semua maksud kedatangan Belanda di tanah baru ini adalah (1) keberadaan kantor, (2) Pelabuhan laut sebagai penunjang aktivitas perdagangan VOC.

Tanpa memerlukan waktu lama, kantor Gubernur Jenderal VOC dapat didirikan di dekat Pelabuhan Sunda Kelapa, yang telah jadi miliknya.

Dengan berbagai pertimbangan dan demi keuntungan dimasa depan, maka segera direalisasikan Pelabuhan Tanjung Priok. Pemilihan tempat itu bukan tanpa halangan dan resikonya, sebab jika melihat analisa lingkungannya, tanjung Priok, bukanlah lokasi yang ideal untuk sebuah pelabuhan.

pelabuhan paling ideal saat itu (mungkin juga hingga sekarang) adalah pelabuhan Banten, yang realitasnya telah dikelola oleh kesultanan banten. Akan tetapi mengingat posisi ibukota (kantor pusat VOC yang telah dan terlanjur didirikan di batavia, maka pembangunan Priok jalan terus.

LUMPUHKAN PELABUHAN BANTEN
Kedatangan Belanda ke Indonesia selain dibekali oleh spirit yang tinggi, untuk menjadi bangsa yang disegani di daratan Eropa, juga, disertai oleh modal akal. Jadi, keberadaan dan upaya untuk mengembangkan Pelabuhan Tanjung Priok tidak semata mengandalkan fisik, akan tetapi juga perjuangan otak dan muslihat.

mengetahui bahwa Pelabuhan kesultanan banten memiliki kelebihan sebagai pelabuhan internasional (misalnya lautnya dalam), maka Belanda berusaha sekuat tenaga untuk mematikan dan menundukan keberadaan.

langkah awal adalah dengan membangun dermaga yang kapabel
langkah kedua adalah dengan menarik atau lebih tepatnya mendatang kapal kapal, supaya mau berlabuh di Tanjung Priok. Dengan kehadiran kapal-kapal yang berlabuh, artinya ada pemasukan untuk pengelola Pelabuhan. Untuk upaya yang kedua ini, Belanda berani mengerahkan kapal tentara dengan senjata lengkap, untuk dikirim ke laut lepas banten, selat sunda dan sekitarnya.

Tujuannya adalah mengarahkan dan bila perlu memaksa semua kapal untuk berlabuh di Tanjung Priok. usaha ini boleh dikatakan berhasil. pelan tapi pasti kapal-kapal dagang lebih memilih berlabuh di Tanjung Priok daripada Pelabuhan banten.

lambat tapi pasti, akhirnya pelabuhan banten mati dengan sendirinya. tanpa kapal-kapal dagang berlabuh, bagaimana mungkin pelabuhan meneruskan aktivitas.

Minggu, 26 April 2009

Bahan Ujian Kelas XII IPA

INDIKATOR

=MENGIDENTIFIKASI PENGERTIAN SEJARAH SECARA UMUM
=MENJELASKAN SALAH SATU KELEMAHAN SEJARAH SEBAGAI SENI
=MENJELASKAN TUJUAN INTERPRESTASI DALAM PENELITIAN SEJARAH
=MENJELASKAN TUJUAN KRITIK EKSTERNAL DAN INTERNAL DALAM PENELITIAN SEJARAH
=MENGIDENTIFIKASI CIRI-CIRI FOKLORE SEBAGAI SALAAH SATU BENTUR TRADISI LISAN
=MEMBEDAKAN MITHOS DENGAN LEGENDA
=MENYEBUTKAN EMPAT KELOMPK LEGENDA MENURUT JAN HAROLD BRUNVAND
=MENENTUKAN TEMPAT DITEMUKANNYA HASIL KEBUDAYAAN BACSON HOABINH DI WILAYAH INDONESIA
=MENENTUKAN DAERAH PENEMUAN GERABAH SEBAGAI BUKTI BAHWA INDONESIA MENDAPAT PENGARUH DARI KEBUDAYAAN SA HUYNH
=MENGIDENTIFIKASI BENDA HASIL BUDAYA YANG MENDAPAT MENGARUH DARI INDIA
=MENYIMPULKAN MASUKNYA AGAMA DAN KEBUDAYAAN HINDU KE INDONESIA DIBAWA GOLONGAN WAISYA
=MENJELASKAN ALASAN MASUKNYA AGAMA DAN KEBUDAYAAN HINDU BUDHA KE INDONESIA DI SESUAIKAN DENGAN KEPRIBADIAN MASYARAKAT
=MENENTUKAN SALAH SATU PRASASTI KERAJAAN TARUMANEGARA YANG BERISI TENTANG PEMBUATAN SUNGAI GOMETRI SEPANJANG 12 KM DAN DIKERJAKAN DALAM JANGKA WAKTU 21 HARI UNTUK KEPENTINGAN PERTANIAN MASYARAKAT
=MENGIDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB KEMAJUAN KERAJAAN SRIWIJAYA
=MENYEBUTKAN EMAPAT DARI TUJUH PRASASTI PENINGGALAN KERAJAAN SRIWIJAYA
=MENGIDENTIFIKASI NAMA TOKOH BELANDA YANG PERTAMA MENDARAT DI BANTEN
=MENJELASKAN ALASAN BELANDA MENDIRIKAN VOC
=MENGIDENTIFIKASI PERBEDAAN YANG DILAKUKAN H.W DEANDELSS DENGAN VAN DEN BOSCH SAAT BERKUASA DI INDONESIA
=MENYIMPULKAN PENYIMPANGAN ATURAN PELAKSANAAN TANAM PAKSA DI INDONESIA
=MENJELASKAN KEUNTUNGAN YANG DIRASAKAN PETANI INDONESIA DENGAN ADANYA TANAM PAKSA
=MENJELASKAN FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA PERISTIWA BANDUNG LAUTAN API
=MENENTUKAN SEORANG TOKOH YANG GUGUR DALAM PERISTIWA BANDUNG LAUTAN API SETELAH MENGHANCURKAN GEDUNG MESIU MILIK NICA
=MENJELASKAN SALAH SATU ISI HASIL PERJANJIAN LINGGARJATI
=MENENTUKAAN TIGA WILAYAH INDONESIA YANG DIDUDUKI BELANDA DI BENTUK NEGARA BONEKA SEBAGAI AKIBAT DARI AGRESI MILITER PERTAMA
=MENJELASKAN TUJUAN INDONESIA MENGADAKAN KONFERENSI INTER INDONESIA SETELAH TERCAPAINYA PERSETUJUAN ROEM RAYEN
=MENJELASKAN TUJUAN DIBENTUKNYA DEWAN PERANCANG NASIONAL
=MENJELASKAN PENYEBAB KEGAGALAN PELAKSANAAN DEKLARASI EKONOMI
=MENYEBUTKAN LIMA ASAS PEDOMAN GARIS-GARIS BESAR HALUAN NEGARA PADA MASA DEMOKRASI TERPIMPIN YANG BERLANDARKAN MANIFOL
=MENGIDENTIFIKASI CIRI YANG PALING MENONJOL MASA DEMOKRASI TERPIMPIM
=MENENTUKAN USULAN PKI UNTUK MEMBENTUKAN ANGKATAN PADA MASA DEMOKRASI TERPIMPIN
=MENGIDENTIFIKASI PENYIMPANGAN POLITIK LUAR NEGERI INDONESIA PADAA MAASA DEMOKRASI TERPIMPIN
=MENJELASKAN MANFAAT TRAKTOR DALAM SISTEM PERTANIAN
=MENJELASKAN DAMPAK PENGGUNAAN PESTISIDA DAN PUPUK UREA YANG BERLEBIHAN BAGI KEHIDUPAN SEBAGAI PENERAPAN IPTEK DI BIDANG PERTANIAN
=MENGIDENTIFIKASI FAKTOR YANG DAPAT MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN IPTEK DI INDONESIA PADA ERA 1970 AN
=MENENTUKAN WAKTU PELUNCURAN PERTAMA KALI SKSD WUJUD PERKEMBANGAN IPTEK DI BIDANG INFORMASI PADA MASA ORBA
=MENENTUKAN SEORANG TOKOH PERINTIS PENDIRI INDUSTRI PESAWAT TERBANG DI BANDUNG DALAM RANGKA MENGEMBANGKAN INDUSTRI PESAWAT TERBANG DI MASA ORDE BARU
=MENYEBUTKAN TIGA DAMPAK NEGARIF DARI PELAKSANAAN REVOLUSI HIJAU DI INDONESIA
=MENJELASKAN TUJUAN BADAN PENGAWAS PBB MEMBENTUK IAEA TAHUN 1957 DALAM RANGKA MENCEGAH TEJADINYA PERANG TERBUKA MENJELANG TERJADINYA PERANG DINGIN
=MENENTUKAN NAMA PROYEK BERANTAI NUKLIR YANG DIBENTUK AMERIKA SERIKAT DENGAN INGGRIS PASCA PERANB DUNIA II
=MENENTUKAN SEORANG AHLI FISIKA AMERIKA SERIKAT YANG MEMBANTU TERBENTUKNYA REAKTOR ATOM DI CHICAGO
=MENYIMPULKAN JENIS SENJATA YANG DIBUAT DUA NEGARA PADA PERANG DINGIN
=MENENTUKAN NAMA BADAN RUANG ANGKASA MILIK AS YANG BERDIRI TAHUN 1958 SEBAGAI BUKTI ADANYA PERSAINGAN DI BIDANG TEKNOLOGI RUANGAN ANGKASA DENGAN UNI SOVIET PADA PERANG DINGIN
=MENENTUKAN NAMA SEORANG PENGAMAT DAN SEJARAWAN RUANG ANGKASA YANG MENULIS BUKU COLS WAR PROJECT
=MENJELASKAN SALAH SATU TUGAS DIBENTUKNYA MIPI SEBAGAI UPAYA PEMERINTAH INDONESIA MENINGKATKAN KEMAJUAN IPTEK
=MENENTUKAN TEMPAT DIBANGUNNYA PUSAT PENELITIAN IPTEK BERDASARKAN KEPRES NO. 43 TAHUN 1976
=MENJELASKAN PENGARUH UTAMA ADANYA PERKEMBANGAN DAN KEMAJUAN IPTEK DI BIDANG KESEHATAN
=MENGKLASIFIKASIKAN SISTEM KOMUNIKASI TRADISIONAL
=MENJELASKAN DAMPAK PERKEMBANGAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI DALAM BUDAYA MASYARAKAT INDONESIA
=MENJELASKAN SALAH SATU MANFAAT PERKEMBANGAN DAN KEMAJUAN IPTEK BAGI KEHIDUPAN MANUSIA
=MENYEBUTKAN TIDA DAMPAK POSITIF DARI PERKEMBANGAN DAN KEMAJUAN IPTEK BAGI KEHIDUPAN MANUSIA

Bahan Ujian Kelas XII Bahasa

=MENENTUKAN SEORANG AHLI YANG MENDEFINISIKAN PENGERTIAN SEJARAH
=MENENTUKAN PENGERTIAN RUANG LINGKUP SEJARAH SEBAGAI PERISTIWA
=MENENTUKAN SALAH SATU LANGKAH DALAM PENELITIAN SEJARAH YANG DILAKUKAN DALAM PENGUMPULAN DATA
=MENJELASKAN TUJUAN KRITIK INTERNAL DALAM PENELITIAN SEJARAH
=MENGIDENTIFIKASI CARA MASYARAKAT PRA AKSARA MEWARISKAN MASA LALUNYA
=MENGIDENTIFIKASI CIRI-CIRI FOKLORE
=MEMBEDAKAN PENGERTIAN LEGENDA DENGAN MITOLOGI
=MENGIDENTIFIKASI NAMA BENDA HASIL BUDAYA MASYARAKAT PRA AKSARA PADA MASA BERBURU DAN MENGUMPULKAN MAKANAN
=MENGIDENTIFIKASI POLA KEHIDUPAN MASYARAKAT PRA AKSARA YANG DITANDAI ADANYA KERJA YANG TERATUR
=MENYEBUTKAN LIMA DARI TUJUH HASIL BANGUNAN MASYARAKAT PRA AKSARA PADA ZAMAN MEGALITIKUM
=MENENTUKAN SALAH SATU PRASASTI KERAJAAN SRIWIJAYA
=MENENTUKAN PENDETA KERAJAAN SRIWIJAYA YANG BERHASIL MENTERJEMAHKAN KITAB SUCI AGAMA BUDHA KE DALAM BAHASA CINA
=MENENTUKAN SALAH SATU PERISTIWA DI KERAJAAN MAJAPAHIT YANG TERJADI AMBISI GAJAH MADA UNTUK MEWUJUDKAN CITA-CITANYA DENGAN MENIKAHI DIAH PITA LOKA PUTRI PAJAJARAN DALAM MENAKLUKAN KERAJAAN PAJAJARAN
=MENENTUKAN SALAH SATU PEMBERONTAHAN YANG PALING BERBAHAYA DI KERAJAAN MAJAPAHIT
=MENYEBUTKAN EMPAT DARI LIMA FAKTOR PENYEBAB KEHANCURAN KERAJAAN MAJAPAHIT
=MENJELASKAN PENGARUH SASTRA DARI INDIA YANG DITERAPKAN PUJANGGA JAWA DALAM BENTUK KESENIAN PADA MASA KERAJAAN HINDU BUDHA
=MENGIDENTIFIKASI FAKTOR PENYABAB KERAJAAN KEDIRI MENGALAMI KEMAJUAN DI BIDANG SASTRA
=MEMBERIKAN CONTOH PERKEMBANGANA SENI SASTRA DI INDONESIA MENDAPAT PENGARUH DR PERSIA
=MEMBUKTIKAN BAHWA KERAJAAN ACEH PADA MASA SULTAN ISKANDAR MUDA MENGALAMI KEMAJUAN DI BIDANG SENI SASTRA
=MENJELASKAN FAKTOR PENYEBAB KARYA SASTRA ISLAM KURANG BERKEMBANG DI PULAU JAWA
=MENJELASKAN SALAH SATU FAKTOR PENDORONG LAHIRNYA NASIONALISME DI INDONESIA DARI DALAM ( INTERN )
=MENJELASKAN ALASAN BUDI UTOMO DIAKUI SEBAGAI PELOPOR PERGERAAKAN NASIONAL DI INDONESIA
=MENJELASKAN PENYEBAB SERIKAT ISLAM PADA MASA KEPEMIMPINAN HOS COKROAMINOTO BERKEMBANG BESAR
=MENJELASKAN PERKEMBANGAN NASIONALISME INDONESIA
=MENJELASKAN JUDUL PIDATO SOEKARNO YANG MENGUPAS TEGAS CARA POLITIK KOLONIAL BELANDA
=MENENTUKAN DEPERTEMEN SENI DAN BUDAYA MILIK PNI YANG BERDIRI PADA MASA DEMOKRASI TERPIMPIN
=MENJELASKAN PRINSIP DASAR BERDIRINYA MANIFESTO KEBUDAYAAN PADA MASA DEMOKRASI TERPIMPIN
=MENGIDEENTIFIKASI NAMA SASTRAWAN YANG MERUMUSKAN TEKS MANIFESTO KEBUDAYAAN PADA MASA DEMOKRASI TERPIMPIN
=MENENTUKAN SEORANG SASTRAWAN MENULIS SAJAK BANTENG DAN TIRANI YANG MENGURAI DALAM MENENTANG KEBIJAKAN PEMERINTAH DI MASA DEMOKRASI TERPIMPIN
=MENYEBUTKAN TIGA CIRI-CIRI SASTRA YANG MUNCUL PADA MASA DEMOKRASI TERPIMPIN
=MENYEBUTKAN EMPAT DARI TUJUH TOKOH SASTRA YANG TERGABUNG DALAM PARTAI KOMUNIS INDONESIA PADA MASA DEMOKRASI TERPIMPIN
=MENENTUKAN SEORANG SASTRAWAN MENGISAHKAN KEBOBROKAN PEMERINTAHAN DI MASA DEMOKRASI TERPIMPIN YANG DI TULIS DALAM SEBUAH NOVEL BERJUDUL SENJA DI JAKARTA
=MEMBERIKAN BUKTI BAHWA MASA PEMERINTAHAN ORDE BARU MENDUKUNG PERKEMBANGAN SASTRA INDONESIA
=MENENTUKAN JUDUL NOVEL YANG KONTRAVERSI YANG MENYEBABKAN HEBOHNYA DUNIA SASTRA PADA MASA ORDE BARU
=MENJELASKAN ISI JUDUL NOVEL MENCOBA TAK MENYERAH YANG MUNCUL DI TAHUN 1980 AN
=MENENTUKAN JUDUL SEBUAH NOVEL KARYA AHMAD TOHARI DI TAHUN 1980 AN YANG MENGISAHKAN SESEORANG YANG TERLIBAT PKI
=MENENTUKAN SEORANG SASTRAWAN ANGKATAN TANUN 1990 AN MEMPERTAHANKAN IDENTITAS BANGSA KAWATIT HILANGNYA KULTUR DAN CIRI KHAS BANGSA MELALUI KARYANYA SEBUAH ROMAN
=MENENTUKAN SALAH SATU SURAT KABAR MILIK PKI YANG DIJADIKAN ALAT UNTUK MEMPROPAGANDAKAN MISI POLITIKNYA DI MASA DEMOKRASI TERPIMPIN
=MENJELASKAN SYARAT YANG HARUS DIMILIKI PERSURAT KABARAN DAN MAJALAH INDONESIA SEBAGAI KEBIJAKAN PEMERINTAH PADA MASA DEMOKRASI TERPIMPIN
=MENJELASKAN FUNGSI UU NO 4 TAHUN 1974 TENTANG PERATURAN PERS YANG DISEMPURNAKAN PEMERINTAH DI AWAL ORDE BARU
=MENENTUKAN SAKAH SATU PEDOMAN UMUM YANG DIGUNAKAN SEBAGAI ISTILAH BAHASA INDONESIA
=MENGIDENTIFIKASI UPAYA PEMERNTAH INDONESIA DLM MENINGKATKAN PENGGUNAAN BHS YANG BAKU
=MENYEBUTKAN KEKKURANGAN EJAAN DAN KOSA KATA DI DALAM BAHASA INDONESIA
=MENGIDENTIFIKASI BENTUK PERKEMBANGAN SASTRA INDONESIA PADA MASA REFORMASI
=MENGIDENTIFIKASI SASTRWAN YANG MUNCUL PADA MASA REFORMASI
=MENJELASKAN KAREKTERISTIK TEMA YANG DIUNGKAPKAN PARA SASTRAWAN MASA REFORMASI
=MENENTUKAN SEORANG SASTRAWAN DAN BUDAYAWAN PELOPOR PUISI MBELING PADA MASA REFORMASI
=MENGIDENTIFIKASI PENYEBAB CERPEN DI MASA REFORMASI BERKEMBANG PESAT DI INDONESIA
=MENENTUKAN SALAH SATU SASTRAWAN ANGKATAN REFORMASI YANG TEKENAL BERGAYA KARIKATURAL DALAM MENULIS CERPEN SELALU BERTEMA KRITIKAN SOSIAL
=MENGIDENTIFIKASI PENYEBAB CERPEN DI MASA REFORMASI DAPAT BERKEMBANG SECARA CEPAT DI INDONESIA

Resume Buku : THE ASIAN MIND GAME (Strategi berpikir orang Asia – Menyingkap Agenda Tersembunyi dari Budaya Bisnis) oleh Cing Ning Chu

Buku ini, yang ditulis oleh seorang konsultan pemasaran dunia Timur-Barat Chin Ning Chu, merupakan bacaan wajib bagi orang Barat yang berhubungan atau bernegosiasi dengan dunia Timur baik dalam Bisnis, pemerintahan maupun akademik.

Ini adalah buku pertama yang membuka tabir rahasia terdalam dari pola pikir Asia yang mempengaruhi perilaku mereka dalam bisnis, politik, gaya hidup dan pertempuran. Chu menggaris bawahi bahwa strategi berpikir Asia sudah sedemikian rumit dan halusnya selama berabad-abad, sehingga orang Amerika jarang sekali menyadari bahwa orang Asia melihat pasar – secara luas juga seluruh dunia sebagai suatu medan perang dan bertindak sesuai dengan persepsi mereka tersebut.

Dalam buku ini Chu menyoroti prinsip-prinsip teks kuno Cina yang mendasari negosiasi yang sukses, yang telah mempengaruhi seluruh Asia dan memberi para pembaca contoh pengaplikasian prinsip tersebut dalam dunia modern.

Dalam dunia Barat, kemampuan menyusun suatu strategi yang cerdik dan halus untuk memperoleh keinginan Anda dalam bisnis, politik dan kehidupoan sehari-hari, sering


dianggap muncul dari intuisi saja, namun di Asia berpikir strategis adalah sebuah disiplin formal tersendiri yang dipelajari semua orang dari berbagai latar belakang kehidupan.

Yang luar biasa, seoarang Asia masa kini bisa mendasari pandangan dan peri lakunya dengan ajaran-ajaran kuno. Bahkan di Cina, anak-anakpun sudah belajar menguasai “36 strategi klasik” yang diformulasikan oleh Sun Tzu seorang ahli strategi militer dalam abad ke – 4 SM.

Di Asia dewasa ini para pelaku bisnis maupun tokoh politik mempelajari Seni Perang Sun Tzu serta mengaplikasikan semua strategi tersebut dalam semua aktivitas mereka, sementara orang Amerika membaca buku The one-Minute Manager dan All I Really Need to know, I Learned in Kingdergarten. Tidak mengherankan klau Chu berkomentar bahwa dalam negosiasi bisnis dan politik, orang Cina sering menyebut orang Amerika sebagai “anak-anak yang polos dan tidak berdosa.”

Chu dengan brilian menganalisis bagaimana pola pikir dan budaya Cina telah banyak mempengaruhi Jepang, Korea dan Taiwan serta bagaimana ekspansi dan budaya Jepang telah mempengaruhi daerah lainnya di Asia.

Dengan adanya aliasi perdagangan dan politik Amerika yang semakin mendekati dunia Pasifik, memahami pikiran bangsa Asia menjadi sangat penting. Chu, yang dilahirkan di Cina dan di-didik diTaiwan menerjemahkan semua hal yang berkaitan dengan pola pikir Asia yang tidak akan dapat disamai oleh penjelasan orang Barat manapun.


RINGKASAN BAB DEMI BAB

Bab I

Strategi Berpikir, Bagi sebagian orang Barat yang peka terhadap isu rasial, diskusi tentang karakteristik atau ciri beberapa kelompok etnis dan nasional mungkin cenderung rasialis. Konsep Asia mengenai rasialisme sangat berbeda dengan dunia barat. Konsep superioritas dan inferioritas ras tidak pernah dipertanyakan sebagaimana di Barat. Terdapat kepercayaan yang kuat di antara orang-orang Cina, Korea dan Jepang tentang superioritas ras, meskipun hampir semua dari mereka memiliki hubungan darah dari sisi evolusinya. Di Asia konsep bahwa satu orang secara ras lebih superior dari yang lain, hampir secara universal diakui.

Orang Asia tidak sepeka orang Amerika mengenai isu rasial. Isu Rasial tidak terlalu bermuatan emosional bagi mereka. Orang Asia memendang wajar untuk berpikir bahwa ras mereka lebih baik dari yang lain. Orang Barat juga memiliki sikap seperti ini yang disebut secara rendah sebagai chauvisnisme, nasionalisme atau profisial. Tetapi rasialis adalah sebuah kata yang berkonotasi sangat buruk dalam bahasa Inggris, meskipun kata tersebut hanya menggambarkan kelemahan umum manusia untuk meyakini bahwa “milik saya lebih baik daripada milik mu”.

Dan tidaklah sulit memahami mengapa para pengusaha dan politikus Amerika sering frustasi ketika harus berdagang dengan orang Asia. Kadang-kadang orang Amerika berpikir bahwa orang Asing tidak profesional dan tidak konsisten. Kenyataannya orang-orang Asia justru mempelajari dan mematuhi aturan-aturan yang jauh lebih terpola dibanding orang Amerika. Mereka menyimpulkan aturan-aturan tersebut dari perjalanan sejarahnya, lalu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Dimasa yang akan datang peperangan militer akan diganti dengan peperangan ekonomi internasional, masyarakat global telah menyadari bahwa solusi militer tidak praktis dan tidak diperlukan karena membawa kerusakan dan dampak residu persenjataan modern.

Dalam manifestasinya yang paling tinggi, seni Thick Face, Black Heart adalah kekuatan seorang dokter untuk mengamputasi tanpa terpengaruh penderitaan pasien yang memilukan. Ini merupakan kekuatan seorang jenderal untuk mengirim pasukan yang dicintainya menuju kematian. Ini adalah kekauatan seorang pemimpin untuk melakukan apa yang harus dilaksanakan.

Bab II

Bangsa Semut, Sejarah Jepang sebagai negara yang bersatu dimulai pada abad ke –16. Sebelumnya, Jepang adalah kumpulan negara bagian feodal yang tersebar tanpa ada pemerintah pusat yang kuat. Pada abag ke –16, Shogunate Toyomi Hideyoshi mulai menerapkan sistem sentralisasi kekuatan pemerintah Jepang.

Setelah Hideyoshi wafat, Tokugawa Ieyasu membunuh ahli waris Hideyoshi yang masih muda lalu mengangkat dirinya sebagai shogun. Ia mendirikan istana Edo, disebelah Tokyo sebagai pusat pemerintahan Jepang.

Kontak Jepang dengan negara lain diantaranya ditandai dengan adanya kunjungan ke Cina dan ekspedisi dagang ke Okinawa dan Korea secara berkala. Cina merupakan satu-satunya relasi kontak luar Jepang yang signifikan karena buku-buku Cina tidak berisi pemikiran Barat.

Bangsa Jepang mengisolasi diri dalam hal gaya busana> Sampai saat ini mereka masih meyakini bahwa semua yang mereka lakukan dianggap sebagai misi yang suci. Mereka melarang pembuatan kapal besar. Jadi perahu mereka hanya bisa berlayar didalam dan disekeliling wilayah Jepang saja. Mereka melarang penggunaan senjata buatan Barat selama itu dan kembali menggunakan pedang tradisional Jepang. Dengan demikian Jepang berhasil menutup pintunya terhadap dunia selama lebih dari 200 tahun.

Keiretsu juga bisa didefinisikan sebagai sebuah kartel. Keiretsu merupakan suatu keluarga yang terdiri atas bisnis, bank dan badan pemerinatah yang bekerjasama untuk meraih satu tujuan. DI Amerika serikat hubungan yang mirip dilarang oleh lembaga anti trust, tetapi di Jepang mereka justru berkembang secara alami dari hubungan pribadi, politik, keluarga dan feodal yang kompleks dikerajaan Meiji. Keiretsu bukan merupakan fenomena yang sifatnya musiman dalam industri Jepang tetapi mereka adalah unit-unit fundamental ekonomi dan industri Jepang.

Masyarakat Jepang ibarat sebuah sarang semut. Setiap anggotanya memiliki pos dan tugas tertentu untuk melayani koloninya. Seperti layaknya sebuah koloni semut yang lebih kuat daripada sekawanan serangga lain, masyarakat Jepang pun lebih bersifat efisien dibandingkan bangsa lain yang masyarakatnya tidak memiliki keterikatan terhadap tujuan keseluruhan.

Sikap Mulia bangsa Jepang yang sekaligus menjadi kelemahan adalah kerelaan mengorbankan diri demi kepentingan bangsanya. Dalam banyak kasus, setelah lulus dan masuk kedalam perusahaan besar, seorang Jepang muda sudah mengetahui dengan pasti seprrti apa hidupnya nanti./ ketika semua orang bersedia mengorbankan individuisme meraka dan menjadi sebuah kelompok tanpa wajah dan nama yang dipekerjakan untuk satu tujuan, kesenangan ada ditangan para majikan dan pemimpin politik.

Perbedaan antara manusia dan semut adalah bahwa semut hanya tetap menjadi semut, apapun yang terjadi. Mereka tidak dapat menunjukan kepribadian mereka. Beberapa orang Jepang telah terpengaruh budaya Barat dengan menikmati saat pulang segera setelah bekerja, liburan dan menikmati pengekspresian diri dan ambisi pribadi. Tetapi perasaan-perasaan seperti ityu sulit diungkapkan dalam sebuah sarang semut.
Sulit untuk tidak mengagumi tujuan mereka, kemampuan mereka untuk meleburkan kepentingan pribadi kedalam kepentingan yang lebih besar dan perindustrian mereka. Mereka melakukan hal yang paling sederhana dalam aktivitas rutin, tetapi juga mampu mengubahnya menjadi hal luar biasa karena sifat prefesionis yang dimiliki. Tetapi tetap harus di ingat, walaupun kualitas ini dapat menjadikan seseorang sebagai sahabat baik, dipihak lawan kulitas ini sangat berbahaya.

Bangsa Cina dan bangsa-bangsa Asia lainnya percaya bahwa bangsa Jepang memanifestasikan karakter tersebut untuk menghasilakn hal-hal yang positif. Tetapi kita juga mengetahui bahwa bangsa Jepang adalah bangsa yang memiliki sifat kolektif dengan kesamaan tujuan yang kadang-kadang menjadi ancaman bagi tetangganya.

Bab III

Budaya Matriarkat, Untuk memahami bentuk dan birokrasi pemerintah Taiwan,penting dilihat bahwa Republik Cina dianggap sebagai pemerintah nasional seluruh Cina dan semenatara waktu kursi kepemimpinanya dipindahkan karena situasi tertentu. Pemerintah Taiwan meripakan pemerintah daerah propinsi Taiwan. Kota Taipe dan Kaohsiung juga mempunyai pemerintah daerah sendiri secara langsung bertanggung jawab kepada pemerintah pusat dan tidak berada di bawah kekuasaan pemerintah propinsi. Walikota dari kota-kota ini mempunyai wewenang yang sama seperti gubenrnur propinsi Taiwan.

Pada bulan juli 1997, stratwegi untuk menghadapi klaim Cina bahwa Taiwan adalah salah satu propinsi Cina diambil dengan keputusan untuk menggabungkan dua pemerintahan dalam Taiwan, menjadi satu pemerintah Taiwan.

Reunifikasi Cina merupakan masalah yang tampaknya tidak mempunyai penyelesaian hingga saat ini. Akan tetapi, Cina telah berumur 5000 tahun. Dinasti-dinasti telah bangkit, berkembang dan jatuh. Empat puluh tahun merupakan waktu yang tidak seberapa panjangnya dibanding perjalanan sejarah Cina. Masalah ini juga akan selesai dengan sendirinya.

Bab IV

Yang bertahan hidup, Tidak diragukan lagi, ciri khas orang Korea yang membedakan mereka dengan orang Cina, Jepang dan orang Asia lainnya adalah pengendalian emosi. Mereka sering disebut orang Irlandianya Asia. Panasnya tempreramen sama cepatnya dengan keinginan berdamai kembali.

Hanya merekalah orang Asia yang mau memperlihatkan tangisan atau ekspresi kasih sayang dimuka umum. Mereka bertemperamen panas, pencemburu, keras kepala dan mudah tertawa dan kadang-kadang semua sifat diperlihatkabn dalam beberapa menit saja.

Orang Korea sangat menyenangkan. Mereka suka dengan lelucon yang sifatnya fisik. Mereka juga mudah bersosialisasi. Komedia di Korea banyak yang mirip Max Brothers. Orang Korea terkenal karena kecenderungan mereka untuk minum banyak alkhol.

Kekerasan orang Korea dapat mengejutkan mereka yang melakukan bisnis dengan orang Korea. Namun hal ini telah terbukti menjadi karakteristik yang berharga. Bahkan setelah hampir lima puluh tahun penjajahan Jepang, orang Jepang tidak pernah dapat mengalahkan sifat keras kepala orang Korea. Akan tetapi dalam periode yang sama yaitu selama dominasi Taiwan, orang Jepang telah berhasil mengubah perilaku orang Taiawan.

Bab V

Akhir dari permainan, Nilai-nilai budaya Jepang, Korea dan Cina sangat dipengaruhi oleh konsep Ren Qing dalam Confusianisme. Konsep ini dilambangkan dengan karakter tulisan yang sama dalam ketiga bahasa tersebut dan diterjemahkan sebagai “perasaan manusia”. Hal ini mengharuskan adanya unsur kemanusian dalam setiap hubungan antar manusia yaitu adanya sikap saling pengertian dan mengasihi dalam hubungan yang bersifat saling memberi dan menerima antar sesama manusia.

Kehancuran ekonomi Amerika sebenarnya dapat dielakkan. Amerika harus mengerti betapa seriusnya perjuangan. Peristiwa Pearl Harbaour membangkitkan tekad nasional dan keputusan yang keras untuk melaksanakan apapun yang diperlukan untuk menang. Tetapi, tidak akan ada ekonomi terbentuk Pearl Harbaour untuk menyatukan dan memobilisasi pendapat publik. Keputusan yang harus dibuat adalah keputusan yang berat dan secara politis tidak mungkin kecuali ada bahaya yang jelas dan nyata. Jika terdapat tekad nasional untuk menang, Amerika dapat memenangkan perang ekonomi

Bangkitnya tekad nasional inilah yang paling ditakuti Jepang. Sebagai reaksi atas meningkatnya kekawatiran publik Amerika terhadap orang Jepang yang memasuki perekonomian domestik AS, diawal tahun 1990 pemerintah Jepang merumuskan rencana untuk mengatasi kekhawatiran ini. Pemerintah Jepang sangat mendorong perusahaan-perusahaan Jepang yang berbisnis di Amerika serikat agar menjadi “Warga negara yang baik”.

Pemerintah memberikan pajak yang sangat menarik bagiperusahaan Jepang untuk mau memberikan sumbangan lokal dan proyek warga kota di kota-kota Amerika dimana mereka berada. Tentu saja, ini tidak datang dari motivasi rasa kemanusiaan begitu saja. Tetapi lebih sebagai strategi untuk menidurkan kembali si singa ke impian indah dan mewah.


PENUTUP DAN REKOMENDASI

Para pengusaha Barat sering berada dalam posisi yang sangat tidak menguntungkan karena kurang memahami filosofi maupun strategi dunia Timur dengan baik. Buku Chin-ning Chu sangat menarik serta mampu membuka tabir pola berpikir bangsa Asia. Tiap manajer yang menjalankan bisnsinya di Timur jauh atau yang bernegosiasi dengan para eksekutif Asia dapat belajar banyak dari buku ini.

Sebagai penutup laporan bedah buku ini dapat saya sampaikan bahwa buku Chin-ning Chu dapat anda pergunakan sebagai salah satu bahan kajian dan referensi. Dan saya dengan rendah hati merekomendasikan anda untuk melengkapi koleksi buku ilmiah anda dengan buku ini, terima kasih.