Rabu, 12 November 2008

Ditemukan Gua Bawah Tanah baru di Tuban

Julukan Kabupaten Tuban sebagai Kota Seribu Goa, secara perlahan mulai terbukti. Satu lagi goa ditemukan di Bumi Ronggolawe ini. Goa yang lantai dasarnya terdapat sungai bawah tanah yang aktif mengalir ditemukan di Desa Banyubang, Kecamatan Grabagan.

Goa yang dikenal warga setempat sebagai tempat yang angker ini sempat diteliti tim dari Himpunan Speleologi Indonesia (Hikespi) dan Mahipal Universitas PGRI Ronggolawe (Unirow) Tuban pada Jumat (29/8/2008).

"Melihat kondisinya, lorong goa ini masih jauh lebih dari dua kilometer. Karena kondisi dalamnya hiper ventilasi (oksigen tipis), kita hentikan dulu penelusuran di dalamnya," kata Kabid Konservasi Kawasan Kars se-Indonesia Hikespi, Edy Toyibi, saat ditemui detiksurabaya.com di lokasi goa di Desa Banyubang, Grabagan, Tuban, Minggu (31/8/2008).

Goa User, demikian warga Banyubang menamai goa itu, berada sekitar 3 Km arah barat dari pusat kota Kecamatan Grabagan. Temuan ini dianggap warga sebagai berkah, karena selama ini Desa Banyubang, Desa Ngrejeng dan desa sekitarnya merupakan desa paceklik air bersih jika musim kemarau berlangsung.

"Kami sangat bersyukur ada sungai yang ditemukan di dalam Goa User. Sekarang pemerintah harus memasang pompa agar airnya bisa diangkat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat," kata Suratman (51), di samping Karjono (43) dan sejumlah petani setempat yang ditemui detiksurabaya.com di sekitar mulut goa.

Goa dengan mulut selebar 7 meter menurun secara vertical. Jalanan ke dasar goa berupa batuan berundak dengan panjang undakkan berkisar 5-15 meter, sedalam 150 meter hingga lantai dasar. Begitu masuk lantai dasar langsung bertemu dengan sungai bawah tanah yang mengalirkan air jernih.

Goa ini berada di tengah-tengah pertemuan dua punggungan setinggi 50-75 meter. Yakni punggungan Ngrejeng dan Banyubang. Dua lembah ini merupakan cathment area untuk memperkuat posisi Goa User.

Stalagtit maupun stalagmit di lorong dan dinding goa tak begitu banyak. Justru puluhan goulder (bongkahan batu secara alami) dengan berbagai ukuran, terdapat di setiap undakan jalan masuk. "Goa ini merupakan kombinasi goa fosil (kering) dan goa vadosa (goa yang didasarnya terdapat aliran air)," tambah Edy Toyibi.

Meski belum dihitung secara matang, potensi debit air yang deras mengalir di sungai dasar goa, mampu menutup kebutuhan irigasi dan air bersih warga setempat. Apalagi di dalam air terdapat hunian fauna ikan jenis udang dan gastropada (sejenis kerang).(sumber : Detik.com)

Tidak ada komentar: