Sabtu, 20 Desember 2008

Catatan Kecil Sejarah Jakarta





METROPOLITAN WELTEVREDEN

PADA tahun 1648, pemerintah kolonian Hindia Belanda memberikan tanah yang kini menjadi pusat kota Jakarta pada Anthonij Paviljoun. Dan kemudian, pada 1657, sebuah benteng kecil yang disebut Noordwijk didirikan di kawasan yang kini letaknya tidak jauh dari Jl. Pintu Air Raya dan pekarangan Masjid Istiqlal. Keberadaan benteng ini dimaksudkan untuk mengantisipasi sisa-sisa tentara Mataram dan patroli tentara Banten yang masih cukup banyak kala itu.

Pemilik tanah Paviljoen berikutnya adalah Cornelis Chastelein, seorang anggota Dewan Hindia (1693). Ia membeli banyak budak dari raja-raja Bali untuk membuka persawahan. Chastelein, termasuk orang pertama di Indonesia yang berusaha mengembangkan sebuah perkebunan kopi di tengah-tengah kota Jakarta saat ini. Rumah-rumah persitirahatan kecil, yang terletak di tanah yang kini dipakai oleh Rumahsakit Pusat Angkatan Darat, dinamainya Weltevreden (Benar-benar puas). Nama ini kemudian diberikan kepada hampir seluruh daerah Jakarta Pusat sekarang sampai masa Pendudukan Jepang (1942).

Pada 1733, Justinus Vinck membeli tanah luas Weltevreden dan membuka dua pasar besar, yakni Pasar Senen dan pasar Tanah Abang. Pada tahun 1735, ia menghubungkan kedua pasar tersebut dengan sebuah jalan, yang sekarang disebut Jl. Prapatan dan Jl. Kebon Sirih yang juga merupakan jalur penghubung timur-barat pertama di Jakarta Pusat kini.

Pemilik berikutnya, Gubernur Jenderal Jacob Mossel (1704-1761), membangun rumah mewah di tikungan Ciliwung. Mossel juga menggali Kali Lio untuk memudahkan sekoci kecil mengangkut kebutuhan pasar. Pada 1767, rumah Weltevreden dibeli Gubernur Jenderal van der Parra. Kala itu, sebuah kampung di sekitar pasar telah terbentuk. Namun, tanah itu kemudian dijual lagi pada gubernur jenderal VOC terakhir, van Overstraten. Sejak masa itu, Weltevreden menjadi kedudukan resmi gubernur jenderal dan pemerintahannya. Di samping itu, markas militer akan dibangun pula di kawasan ini. Inilah langkah penting dalam pengembangan kota Jakarta selanjutnya.


Daerah sekitar Istana Weltevreden (di sekeliling Pasar Senen dan Lapangan Banteng sekarang) pada awal abad ke-19 sudah menggantikan kota sebagai pusat militer dan pemerintahan. Karena itu, makin banyaklah orang meninggalkan kota yang mulai tidak sehat itu, akibat tertimbunnya kali dengan lumpur, pendangkalan karena pembuangan kotoran, sampah serta ampas tebu serta oleh pasir Gunung Salak setelah ledakannya pada 1699 serta oleh salah urus, misalnya akibat penggalian Mookervaart (kini Kali Pesing).

Tak lama setelah Overstraten memutuskan untuk membangun markas militer baru, dua belas batalion Prancis tiba dari Pulau Mauritius. Para tentara ini ditempatkan di daerah antara Jl. Dr. Wahidin dan Kali Lio. Sampai beberapa tahun yang lalu, daerah bekas Jl. Siliwangi I - V masih merupakan daerah perumahan personel militer. Dan, sejak abad ke-18 selalu terdapat tangsi-tangsi di sekitar Lapangan Banteng (kini tinggal markas Korps Komando (KKO) Marinir; Brimob dan RSPAD). Sejak saat inilah Lapangan Banteng disebut Paradeplaats, yakni lapangan untuk mengadakan parade.

Pada awal pemerintahan Daendels (1809), ia telah mulai membangun sebuah istana yang besar dan megah di lapangan banteng dan kini dipakai Departemen Keuangan. Daendels bermaksud menjadikan istana ini sebagai pusat ibukota barunya di Weltevreden. Istana dirancang oleh Kolonel J.C.Schultze. Adapun bahan bangunannya diambil dari benteng lama atau Kasteel Batavia yang mulai dirobohkan pada 1809. Namun, bangunan ini baru dapat diselesaikan pada 1826 dan 1828 oleh Insinyur Tromp atas perintah Pejabat Gubernur Jenderal Du Bus de Ghisignies. Di sebelah utara istana didirikan gedung Hoogeregtshof (Mahkamah Agung).

Pada awal pemerintahan Daendels (1809), ia telah mulai membangun sebuah istana yang besar dan megah di lapangan banteng dan kini dipakai Departemen Keuangan. Daendels bermaksud menjadikan istana ini sebagai pusat ibukota barunya di Weltevreden. Istana dirancang oleh Kolonel J.C.Schultze. Adapun bahan bangunannya diambil dari benteng lama atau Kasteel Batavia yang mulai dirobohkan pada 1809. Namun, bangunan ini baru dapat diselesaikan pada 1826 dan 1828 oleh Insinyur Tromp atas perintah Pejabat Gubernur Jenderal Du Bus de Ghisignies. Di sebelah utara istana didirikan gedung Hoogeregtshof (Mahkamah Agung).

Pada 1828 pula, di tengah lapangan banteng didirikan Monumen Pertempuran Waterloo (Belgia), tempat dimana Napoleon mendapatkan kekalahan secara definitif. Dan karena itu pula, lapangan di sekitarnya mendapat nama Waterlooplein (Lapangan Waterloo). Selama abad ke-19, lapangan Waterloo merupakan pusat kehidupan sosial. Orang-orang Batavia pada sore hari berkumpul dengan menunggang kuda atau kerata untuk saling bertemu.


Untuk latihan militernya, Daendels mengalokasikannya di lapangan Buffelsveld (lapangan kerbau) yang kini menjadi Lapangan Monumen Nasional. Kala itu, mereka menyebutnya sebagai Champs de Mars. Sesudah masa kuasa sementara Inggris, lapangan itu diberi nama baru lagi (1818), yakni Koningsplein (Lapangan Raja), karena gubernur jenderal mulai tinggal di Istana Merdeka (sekarang).

Tentang Istana Merdeka ini sebetulnya masih relatif lebih muda dibanding Istana Negara yang terletak di kawasan yang sama tetapi menghadap Jl. Veteran. Gedung Istana Negara dibangun untuk J.A. van Braam pada tahun 1796 sebagai rumah peristirahatan luar kota kala itu. Kala itu, kawasan ini merupakan lokasi paling bergengsi di Batavia Baru. Selain itu, di kawasan ini juga terdapat kediaman Pieter Tency (1794).

Gedung ini sempat menjadi Hotel der Nederlanden, pada masa Raffles gedung menjadi Raffles House, kemudian menjadi Hotel Dharma Nirmala, dan kini setelah dibongkar dibangun gedung Bina Graha.

Pada tahun 1820 rumah peristirahatan van Braam ini disewa dan kemudian dibeli (1821) oleh pemerintah kolonial untuk dijadikan tempat kediaman gubernur jenderal bila berurusan di Batavia. Sebab, kediaman resminya adalah Istana Bogor. Rumah van Braam atau Istana Rijswijk (namun resminya disebut Hotel van den Gouverneur-Generaal, untuk menghindari kata Istana), dipilih untuk kepala koloni, karena istana Daendels di Lapangan Banteng belum selesai. Dan, setelah diselesaikan pun gedung itu hanya dipergunakan untuk kantor-kantor pemerintah saja.

Pada abad ke-19 dan selama bagian pertama abad-20, gubernur jenderal kebanyakan tinggal di Istana Bogor yang lebih sejuk. Tetapi, kadang-kadang harus turun ke Batavia, khususnya untuk pertemuan Dewan Hindia, yang pada abad ke-19 dan ke-20 bersidang di Istana Negara setiap hari Rabu. Dan, baru pada abad ke-19, karena Istana Rijswijk dianggap mulai terasa sesak, dibangunlah istana baru pada kaveling yang sama, khususnya untuk berbagai upacara resmi yang dihadiri banyak orang. Istana tambahan ini menghadap ke Lapangan Merdeka.

Di depan istana baru ini dalam suatu upacara yang mengharukan pada tanggal 27 Desember 1949 bendera Belanda diturunkan dan Dwikora Indonesia dinaikkan ke langit biru. Pada hari itu, ratusan ribu orang memenuhi tanah lapangan dan tangga-tangga gedung ini dengan diam mematung. Mata mereka terpaku pada tiang bendera dan tanpa malu-malu meneteskan air mata. Tetapi, ketika Sang Merah-Putih menjulang ke atas dan berkibar, meledaklah kegembiraan mereka dan terdengar teriakan: Merdeka! Merdeka! Oleh karena itu diputuskanlah menamai gedung ini Istana Merdeka.

Pengakuan atas Kemerdekaan Indonesia ditandatangani di gedung ini pada tahun 1949 oleh Sultan Hamengkubuwono IX dan wakil Ratu Belanda A.H.J. Lovink. Dan, dengan demikian, berakhirlah Perang Kemerdekaan (1945-1949).

Sementara itu, di seberang Mahkamah Agung, di Jl. Budi Utomo pada 1848 dibangun tempat pertemuan yang kini dipakai Kimia Farma. Tempat pertemuan ini pada 1925 dipindah ke gedung baru yang kini dipakai Bappenas di Taman Suropati. Beberapa meter lebih jauh, di pojokan Jl. Gedung Kesenian dan Jl. Pos berdiri Gedung Kesenian Jakarta. Gedung ini didirikan pada 1821.

Gedung yang pada masa penjajahan Belanda disebut Stadtsschouwburg (teater kota) ini dikenal juga sebagai Gedung Komidi. Sejarah gedung yang berpenampilan mewah ini pernah digunakan untuk Kongres Pemoeda yang pertama (1926). Dan, di gedung ini pula pada 29 Agustus 1945, Presiden RI I Ir. Soekarno meresmikan Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) dan kemudian beberapa kali bersidang di gedung ini pula. Pada masa penjajahan Jepang nama gedung ini diganti menjadi Kiritsu Gekitzyoo, dipakai sebagai markas tentara. Pada tahun 50-an, gedung ini sempat dipakai sebagai ruang kuliah malam Universitas Indonesia. Dan, antara tahun 1968 hingga 1984 digunakan sebagai bioskop dengan nama Bioskop Dana dan kemudian menjadi City Theatre. Dan, setelah dikeluarkannya SK Gubernur KDKI Jakarta No. 24/1984, maka bangunan kuno ini dipugar dan dikembalikan ke fungsi semula sebagai pentas kesenian serta ditetapkan namanya menjadi Gedung Kesenian Jakarta (GKJ).

Di sekitar Lapangan Monumen Nasional, di Jl. Medan Merdeka Barat, terdapat Museum Nasional, kerap lebih dikenal sebagai Museum Gajah. Museum ini didirikan oleh Lembaga Kesenian dan Pengetahuan Batavia (Het Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen) yang sangat tersohor dan diduga merupakan lembaga ilmiah tertua di Asia.

Museum ini menyimpan tidak kurang dari 109.342 koleksi yang berasal dari berbagai kurun. Untuk koleksi zaman neolitik dipamerkan di Ruang Koleksi Pra-Sejarah. Koleksi zaman batu muda itu antara lain, kapak batu persegi yang ditemukan di Sunter dan Kebayoran (No. 2380; 2494;4290); sebuah beliung dari batu akik (No. 4180), mangkuk terakota dari India Selatan yang ditemukan di Buni dekat Babelan (abad ke-2 SM; No. 7049); sebuah ujung tombak dari masa perunggu-besi yang ditemukan di Lenteng Agung (No. 4545); dan alat-alat logam lainnya yang antara lain ditemukan di Kelapa Dua, Tanjung Barat, Pasar Minggu dan Jatinegara. Semua benda yang ditemukan pada lokasi yang sekarang menjadi bagian wilayah DKI Jakarta ini membuktikan bahwa wilayah Jakarta saat ini sudah dihuni orang pada zaman neolitikum. Masa ini berlangsung sejak abad ke 15 SM.

Benda tua lainnya yang menjadi koleksi museum ini berasal dari abad ke-5, yakni Prasasti Tugu (No. D 214) dengan pahatan huruf-huruf Palawa yang cukup jelas. Hampir semasa dengan prasasti tersebut adalah dua patung Vishnu yang dipamerkan dalam ruang dekat pintu masuk. Boleh jadi, kedua arca ini merupakan arca tertua jenis itu di seluruh Jawa.

Kedua arca ini ditemukan di Cibuaya, sebelah utara Karawang. Dari tahun-tahun terakhir zaman Hindu Sunda Kalapa (nama pertama untuk Jakarta), terdapat batu Padrao, yang berasal dari abad ke-16. Batu ini dipamerkan di sayap selatan gedung utama. Para pelaut Portugis menancapkannya untuk memperingati perjanjian persahabatan antara Kerajaan Pajajaran dan Portugal pada tahun 1522.

Salah satu bagian yang kerap membuat kita berdegup adalah koleksi perhiasan emas berlian yang dipadukan dengan bebatuan yang terkenal mahal harganya, sisa peninggalan abad ke-5 hingga ke-15 ketika bangsa-bangsa maju di Asia kala itu, terutama India dan Cina melakukan banyak perjalanan perdagangan ke negeri ini. Terdapat pula singgasana emas para raja dan berbagai perabotan milik para bangsawan. Koleksi emas berlian itu disimpan di ruang khusus yang selalu dijaga petugas keamanan.

Penjagaan ini mulai diperketat sejak koleksi Museum ini digasak oleh Kusni-Kasdut serta penggasak lainnya yang antara lain menguapkan dua puluh benda koleksi keramik Tionghoa yang nilainya sangat mahal sekali. Namun kemudian, pada sekitar tahun 1996 sejumlah lukisan berharga tinggi koleksi Museum Nasional ini diboyong ke Singapura untuk dilelang. Dan, hasil lelangnya kemana, sampai saat ini tidak ada catatan untuk hal itu.

Memasuki abad ke-20, di Batavia terjadi berbagai perubahan. Dikukuhkannya Undang-Undang Desentralisasi tahun 1903 dan berbagai ordonansi tentang kewenangan lokal dalam pengaturan kota, medorong terjadinya perubahan secara signifikans. Perkembangan kota menjadi demikian pesat, demikian juga pola lingkungan kota, skala ruang-ruang kota dan lain sebagainya yang banyak dipengaruhi oleh hadirnya kereta api, trem, mobil, truk serta jaringan listrik dan telpon. Berbagai prasarana kota dalam skala makro juga mulai digarap. Saluran pengendali banjir atau Banjir Kanal juga sudah mulai dibangun dari Karet-Tanah Abang terus ke laut. Demikian pula rel kereta api yang dimulai dengan jalur tengah dan timur, kemudian ditambah dengan jalur barat melalui Manggarai - Tanah Abang - Duri - Kota.

Dalam pembangunan Banjir Kanal, perencanaannya telah dilakukan sejak 1870, tidak lama setelah Batavia dilanda banjir besar dan baru pada selesai pada tahun 1920. Dalam asumsi para perencana kota kala itu, Batavia akan dihuni oleh penduduk sebanyak 600 ribu jiwa. Menteng dan Kuningan disiapkan untuk menjadi daerah elit. Tanah Abang untuk orang Arab dan Melayu. Glodok untuk pecinan. Senen untuk daerah perdagangan umum serta untuk kelompok elitnya di Pasar Baru dan Gambir untuk pusat pemerintahan.

Upaya-upaya tersebut, khususnya untuk mengembangkan lingkungan permukiman yang telah teratur dilakukan dengan membeli tanah-tanah partikelir, seperti Menteng, Gondangdia, Kramat Lontar, Jatibaru, Karet dan Bendungan Hilir. Rencana Pengembangan itu ditetapkan tahun 1917-1918. Demikian juga dengan perbaikan kampung yang mulai dilakukan sejak 1925, kemudian terhenti oleh Perang Dunia II dan kemudian diteruskan oleh Pemerintah DKI Jakarta pada 1969 dan terus berlangsung hingga kini.

Untuk pengembangan lingkungan permukiman, Niew Gondangdia dan Menteng adalah contoh praktek tata kota modern. Sebuah kota taman yang mulai sepenuhnya mengadopsi mobil dalam tata kota modern, suatu real estate komersial yang pertama menandai liberalisasi ekonomi dan otonomi pemerintahan kota. Ini terutama sekali berkaitan dengan Batavia yang sejak tahun 1926 mendapatkan status kotamadya. Dan Menteng, yang sebenarnya dulu terdiri dari Niew Gondangdia dan Menteng, merupakan salah satu contoh perancangan kota modern pertama di negeri ini.


Menteng dibangun oleh developer swasta NV de Bouwploeg yang dipimpin arsitek PJS Moojen yang tampaknya juga merencanakan tata letak dasar keseluruhan kawasan tersebut. Organisasi ini, dalam semangat ekonomi liberal dan otonomi daerah yang sedang marak pada masa itu, mengelola perencanaan dan pembangunan fisiknya, sementara pemerintah kotamadya hanya melibatkan diri dalam pembebasan lahan dan penyediaan jaringan prasarana.

Batas antara Menteng dan Niew Gondangdia adalah kanal drainase yang diapit oleh sekarang Jalan Sutan Syahrir dan Jalan M. Yamin. Rancangan rinci Menteng dilakukan Kubatz, sementara Niew Gondangdia oleh Moojen sendiri. Yang menjadikan acuan bersama kedua arsitek itu dan yang menyatukan kedua bagian kawasan baru itu adalah Jalan Teuku Umar yang membentuk aksis utara-selatan yang sangat kuat. Ketika berkunjung pada tahun 1931, Berlage, arsitek Belanda yang paling terkenal, memberi komentar: 'tampillah suatu keseluruhan menyatu yang menarik".

Dua bangunan yang sangat indah dan penting sampai sekarang menandai ujung utara aksis tersebut: kantor de Bouwploeg itu sendiri, yang sekarang menjadi Masjid Cut Meutia, dan gedung kesenian Nederlans-Indische Kunstkring yang sekarang bermasalah sebagai bekas gedung imigrasi Jakarta Pusat. Jelas sekali pentingnya kedua bangunan bersejarah itu sebagai penentu ciri dan karakter keseluruhan kawasan Menteng sekarang sekalipun. Aksis ini diberi hiasan berupa bundaran berikut air mancur di tengah-tengahnya. Ujung selatannya adalah Taman Suropati yang dilengkapi dengan bangunan yang cukup besar dan mengesankan sehingga sebanding dengan kekuatan aksis itu sendiri, yaitu yang sekarang gedung Bappenas. Sepanjang aksis ini berjejer kavling dan rumah-rumah besar yang memperkuat statusnya.

Pada Gondangdia Baru, Moojen merupa-rupa pertemuan-pertemuan jalan yang tidak selalu perempatan. Ini dicapainya dengan menggariskan jalan-jalan diagonal dan melengkung yang memotong atau menghentikan jalan-jalan pararel pada arah utara-selatan. Hasilnya adalah keragaman pertemuan jalan yang luar biasa - meskipun agak membingungkan - beserta kavling-kavling sudutnya yang rupa-rupa, yang masing-masing mempunyai hadapan berlainan. Taman Lembang merupakan keharusan teknis (sebagai penampung air) yang berhasil digubah menjadi taman lingkungan yang sampai sekarang boleh dibilang paling indah dan fungsional.

Rancangan Kubatz relatif lebih "berdisiplin". Satu bulevard timur-barat (Jalan Imam Bonjol - Diponegoro sekarang) ditambahkan sebagai aksis lagi, dan memotong aksis Teuku Umar di Taman Suropati. Yang juga menonjol pada rancangan Kubatz ini adalah diperkenalkannya ruang-ruang terbuka semi-publik di tengah-tengah blok-blok besar sehingga membentuk lingkungan-lingkungan sekunder yang berbeda. Tipe baru rumah pun muncul: bangunan dua lantai. Umumnya rumah-rumah ini berbentuk bungalow atau vila yang dikelilingi halaman dan memilki teras depan. Rumah-rumah yang besar lantainya berlapis marmer dan jendelnya berkaca warna.

Ciri bungalow berhalaman keliling ini kini mulai rusak, misalnya di sepanjang Jalan Diponegoro, di mana rumah-rumah baru dibangun seperti istana besar yang tidak menyisakan ruang terbuka di samping dari bawah sampai atas. Thamrin-Sudirman adalah era Soekarno dengan ciri Hotel Indonesia, bundarannya, patung-patung, Senayan dan Ganefo. Kebayoran Baru yang mulai dibangun pada tahun 1949 sejauh delapan kilometer dari Lapangan Monas adalah tata kota modern dengan alusi oriental yang ditandai dengan empat jalan utama yang menyebar dari satu pusat persis ke empat penjuru. Ini adalah karya tata kota pertama seorang Indonesia, Ir M Soesilo.

Kebayoran Baru mengintegrasikan rumah-rumah besar dengan rumah-rumah kecil di dalam setiap blok: yang besar di luar, di tepi jalan besar, yang lebih kecil di dalam, mengelilingi taman lingkungan.


Sementara itu, di sekitar Lapangan Medan Merdeka juga terjadi pengembangan cukup menonjol, seperti dibangunnya Kantor Telpon (1909); Gedung Perhubungan Laut, dulu Kantor KPM/Koninklijke Paketvaart Maatschappij (1916); Gedung Departemen Pertahanan dan Keamanan, dulu Sekolah Tinggi Hukum (1928); Gedung Pertamina, dulu Kantor BPM/Bataafsche Petroleum Maatschappij dengan menara yang dibangun pada tahun 1938 dan lain sebagainya.

Di tengah areal Lapangan Merdeka tersebut terdapat taman, lapangan olahraga dan beberapa bangunan seperti Stasion Gambir. Salah satu lapangan di sini kemudian dipakai sebagai Pasar Gambir, yang juga dikenal sebagai Jaarmarkt atau Pasar malam yang diselenggarakan setiap tahun. Kegiatan ini sempat menghilang dan kemudian diadakan kembali pada 1968 dengan nama Jakarta Fair, di lokasi yang kurang lebih sama dan sejak 1992 dipindahkan di bekas Bandar Udara Kemayoran.

Untuk tempat-tempat rekreasi yang kala itu dipelihara sangat baik antara lain, Wilhelminapark (komplek Masjid Istiqlal); Frombergspark (depan Mabes AD); Burgemeester Bisschopplein (Taman Suropati); sementara untuk wisata lautnya tersedia pantai Zandvoort (Sampur) yang mulai dikembangkan pada pertengahan abad ke-19 dan sebagainya. Karena itu, Niew Batavia, Metropolitan Weltevreden pun secara meyakinkan mengembalikan gelar, "Ratu Timur" yang terkait dengan Oud Batavia. Ini semuanya merupakan godaan besar bagi Jepang untuk merebutnya dan menjadikannya Bintang Selatan pada Cakrawala Matahari terbit. Malahan, pengunjung-pengunjung dari Inggris, sebagaimana diungkap Willard A. Hanna (Hikayat Jakarta), menganggap Weltevreden cukup baik jika dibandingkan dengan Singapura, yang pada waktu itu dan juga kini, merupakan kota yang patut dipamerkan di khatulistiwa.

Di daerah pemukiman orang-orang Eropa dan Cina, jalan-jalan lebar diaspal dengan baik dan dinaungi pohon-pohon rindang yang secara teratur disapu serta disiram dengan air, sehingga sebagian besar kota itu setiap waktu siap untuk diperiksa kebersihannya. Rumah-rumah yang ada besar dan mewah atau kecil tetapi bersih, semua terletak jauh dari jalanan dengan halaman dan kebun. Lalu lintas kendaraan tidak merupakan masalah; ada beberapa ratus kendaraan bermotor yang akhirnya meningkat hingga beberapa ribu, cukup banyak kereta listrik dan delman yang kemudian punah, dan banyak sekali sepeda, yang kesemuanya tidak pernah menimbulkan kemacetan.

Dengan disiplin, kuli-kuli mendorong gerobaknya yang penuh dengan muatan atau memikul barang-barang dengan pikulan bambu, dan secara teratur menepi untuk memberi jalan kepada kendaraan yang lebih penting. Banyak pula orang yang membawa bambu yang diikat menjadi rakit di dalam kanal-kalan atau Kali Ciliwung, sambil berhati-hati agar tidak mengganggu orang yang sedang mandi, mencuci atau buang air. Banyak pejalan kaki membawa payung dari kertas minyak untuk melindungi diri dari terik matahari atau hujan. Di mana-mana terdapat pedagang keliling yang membawa barang jualan, dan menabuh gendang atau seruling, atau gong untuk menarik perhatian.

Sangatlah mudah bagi seorang ibu rumah tangga untuk menunggu tukang sayur, tukang daging, tukang ayam, tukang telur, tukang buah-buahan di rumah daripada pergi ke pasar. Malahan juga tukang-tukang untuk memperbaiki segala macam keperluan rumah tangga, seperti ledeng, listrik, sepatu, lewat di depan rumah, bahkan juga pemangkas rambut, tukang jahit, tukang pijat, pedagang barang-barang antik dan pedagang-pedagang kecil lainnya. Pendeknya, Batavia keadaannya aman dan tenang. Walaupun, kemiskinan dan kemelaratan terlihat dengan nyata, tetapi sama sekali tidak menonjol.
dikoetip dari arsiep sitoesnja Bapedda DKI

Senin, 15 Desember 2008

SEJARAH ISLAM DI INDONESIA (Versi Eramuslim)

Pada tahun 30 Hijri atau 651 Masehi, hanya berselang sekitar 20 tahun dari wafatnya Rasulullah SAW, Khalifah Utsman ibn Affan RA mengirim delegasi ke Cina untuk memperkenalkan Daulah Islam yang belum lama berdiri. Dalam perjalanan yang memakan waktu empat tahun ini, para utusan Utsman ternyata sempat singgah di Kepulauan Nusantara. Beberapa tahun kemudian, tepatnya tahun 674 M, Dinasti Umayyah telah mendirikan pangkalan dagang di pantai barat Sumatera. Inilah perkenalan pertama penduduk Indonesia dengan Islam. Sejak itu para pelaut dan pedagang Muslim terus berdatangan, abad demi abad. Mereka membeli hasil bumi dari negeri nan hijau ini sambil berdakwah.

Lambat laun penduduk pribumi mulai memeluk Islam meskipun belum secara besar-besaran. Aceh, daerah paling barat dari Kepulauan Nusantara, adalah yang pertama sekali menerima agama Islam. Bahkan di Acehlah kerajaan Islam pertama di Indonesia berdiri, yakni Pasai. Berita dari Marcopolo menyebutkan bahwa pada saat persinggahannya di Pasai tahun 692 H / 1292 M, telah banyak orang Arab yang menyebarkan Islam. Begitu pula berita dari Ibnu Battuthah, pengembara Muslim dari Maghribi., yang ketika singgah di Aceh tahun 746 H / 1345 M menuliskan bahwa di Aceh telah tersebar mazhab Syafi'i. Adapun peninggalan tertua dari kaum Muslimin yang ditemukan di Indonesia terdapat di Gresik, Jawa Timur. Berupa komplek makam Islam, yang salah satu diantaranya adalah makam seorang Muslimah bernama Fathimah binti Maimun. Pada makamnya tertulis angka tahun 475 H / 1082 M, yaitu pada jaman Kerajaan Singasari. Diperkirakan makam-makam ini bukan dari penduduk asli, melainkan makam para pedagang Arab.

Sampai dengan abad ke-8 H / 14 M, belum ada pengislaman penduduk pribumi Nusantara secara besar-besaran. Baru pada abad ke-9 H / 14 M, penduduk pribumi memeluk Islam secara massal. Para pakar sejarah berpendapat bahwa masuk Islamnya penduduk Nusantara secara besar-besaran pada abad tersebut disebabkan saat itu kaum Muslimin sudah memiliki kekuatan politik yang berarti. Yaitu ditandai dengan berdirinya beberapa kerajaan bercorak Islam seperti Kerajaan Aceh Darussalam, Malaka, Demak, Cirebon, serta Ternate. Para penguasa kerajaan-kerajaan ini berdarah campuran, keturunan raja-raja pribumi pra Islam dan para pendatang Arab. Pesatnya Islamisasi pada abad ke-14 dan 15 M antara lain juga disebabkan oleh surutnya kekuatan dan pengaruh kerajaan-kerajaan Hindu / Budha di Nusantara seperti Majapahit, Sriwijaya dan Sunda. Thomas Arnold dalam The Preaching of Islam mengatakan bahwa kedatangan Islam bukanlah sebagai penakluk seperti halnya bangsa Portugis dan Spanyol. Islam datang ke Asia Tenggara dengan jalan damai, tidak dengan pedang, tidak dengan merebut kekuasaan politik. Islam masuk ke Nusantara dengan cara yang benar-benar menunjukkannya sebagai rahmatan lil'alamin.

Dengan masuk Islamnya penduduk pribumi Nusantara dan terbentuknya pemerintahan-pemerintahan Islam di berbagai daerah kepulauan ini, perdagangan dengan kaum Muslimin dari pusat dunia Islam menjadi semakin erat. Orang Arab yang bermigrasi ke Nusantara juga semakin banyak. Yang terbesar diantaranya adalah berasal dari Hadramaut, Yaman. Dalam Tarikh Hadramaut, migrasi ini bahkan dikatakan sebagai yang terbesar sepanjang sejarah Hadramaut. Namun setelah bangsa-bangsa Eropa Nasrani berdatangan dan dengan rakusnya menguasai daerah-demi daerah di Nusantara, hubungan dengan pusat dunia Islam seakan terputus. Terutama di abad ke 17 dan 18 Masehi. Penyebabnya, selain karena kaum Muslimin Nusantara disibukkan oleh perlawanan menentang penjajahan, juga karena berbagai peraturan yang diciptakan oleh kaum kolonialis. Setiap kali para penjajah - terutama Belanda - menundukkan kerajaan Islam di Nusantara, mereka pasti menyodorkan perjanjian yang isinya melarang kerajaan tersebut berhubungan dagang dengan dunia luar kecuali melalui mereka. Maka terputuslah hubungan ummat Islam Nusantara dengan ummat Islam dari bangsa-bangsa lain yang telah terjalin beratus-ratus tahun. Keinginan kaum kolonialis untuk menjauhkan ummat Islam Nusantara dengan akarnya, juga terlihat dari kebijakan mereka yang mempersulit pembauran antara orang Arab dengan pribumi.

Semenjak awal datangnya bangsa Eropa pada akhir abad ke-15 Masehi ke kepulauan subur makmur ini, memang sudah terlihat sifat rakus mereka untuk menguasai. Apalagi mereka mendapati kenyataan bahwa penduduk kepulauan ini telah memeluk Islam, agama seteru mereka, sehingga semangat Perang Salib pun selalu dibawa-bawa setiap kali mereka menundukkan suatu daerah. Dalam memerangi Islam mereka bekerja sama dengan kerajaan-kerajaan pribumi yang masih menganut Hindu / Budha. Satu contoh, untuk memutuskan jalur pelayaran kaum Muslimin, maka setelah menguasai Malaka pada tahun 1511, Portugis menjalin kerjasama dengan Kerajaan Sunda Pajajaran untuk membangun sebuah pangkalan di Sunda Kelapa. Namun maksud Portugis ini gagal total setelah pasukan gabungan Islam dari sepanjang pesisir utara Pulau Jawa bahu membahu menggempur mereka pada tahun 1527 M. Pertempuran besar yang bersejarah ini dipimpin oleh seorang putra Aceh berdarah Arab Gujarat, yaitu Fadhilah Khan Al-Pasai, yang lebih terkenal dengan gelarnya, Fathahillah. Sebelum menjadi orang penting di tiga kerajaan Islam Jawa, yakni Demak, Cirebon dan Banten, Fathahillah sempat berguru di Makkah. Bahkan ikut mempertahankan Makkah dari serbuan Turki Utsmani.

Kedatangan kaum kolonialis di satu sisi telah membangkitkan semangat jihad kaum muslimin Nusantara, namun di sisi lain membuat pendalaman akidah Islam tidak merata. Hanya kalangan pesantren (madrasah) saja yang mendalami keislaman, itupun biasanya terbatas pada mazhab Syafi'i. Sedangkan pada kaum Muslimin kebanyakan, terjadi percampuran akidah dengan tradisi pra Islam. Kalangan priyayi yang dekat dengan Belanda malah sudah terjangkiti gaya hidup Eropa. Kondisi seperti ini setidaknya masih terjadi hingga sekarang. Terlepas dari hal ini, ulama-ulama Nusantara adalah orang-orang yang gigih menentang penjajahan. Meskipun banyak diantara mereka yang berasal dari kalangan tarekat, namun justru kalangan tarekat inilah yang sering bangkit melawan penjajah. Dan meski pada akhirnya setiap perlawanan ini berhasil ditumpas dengan taktik licik, namun sejarah telah mencatat jutaan syuhada Nusantara yang gugur pada berbagai pertempuran melawan Belanda. Sejak perlawanan kerajaan-kerajaan Islam di abad 16 dan 17 seperti Malaka (Malaysia), Sulu (Filipina), Pasai, Banten, Sunda Kelapa, Makassar, Ternate, hingga perlawanan para ulama di abad 18 seperti Perang Cirebon (Bagus rangin), Perang Jawa (Diponegoro), Perang Padri (Imam Bonjol), dan Perang Aceh (Teuku Umar)

Jumat, 12 Desember 2008

GLOBALISASI : Realitas dan Mitos

MITOS 1: Demokrasi dan kapitalisme berjalan seiring

REALITAS: Demokrasi dan ekonomi pasar yang sehat memang merupakan cita-cita ba gus karena merupakan basis bagi berkembangnya masyarakat yang mampu mengorganisasikan diri dan memperlakukan anggotanya secarasetara.


Tapi, kapitalisme adalah pembunuh maut bagi keduanya. Kapitalisme menciptakan ilusi di dalam pikiran mereka yang berkuasa bahwa ideology ini merupakan mesin kemakmuran, sementara faktanya merupakan mesin perusak dan pencipta ketimpangan. Dalam definisi, desain dan praktek, kapitalisme adalah sistem yang akan mengkonsentrasikan kekuasaan ekonomi ke tangan segelintir orang dan mengesempingkan banyak orang, artinya: tidak demokratis.

MITOS 2: Globalisasi akan mengakhiri kemiskinan

REALITAS: Globalisasi ekonomi menciptakan kemakmuran, tapi hanya untuk
segelintir elit yang diuntungkan oleh konsolidasi kapital, merger,
teknologi skala global, dan aktivitas finansial seperti bursa saham
dan bursa uang. Pasang naik perdagangan bebas dan globalisasi
semestinya "mengangkat semua kapal" dan mengakhiri kemiskinan. Tapi,
dalam setengah abad setelah diperkenalkan, lebih banyak kemiskinan di
dunia ketimbang sebelumnya, dan situasinya terus memburuk.

MITOS 3: Globalisasi akan mengakhiri kelaparan dunia

REALITAS: Globalisasi pertanian telah gagal dalam mengatasi krisis
kelaparan di dunia. Pada kenyataannya, justru telah memperburuk
krisis. Selama dua dasawarsa terakhir, jumlah pangan di dunia terus
meningkat, namun meningkat pula jumlah kelaparan. Sebuah studi PBB
belum lama ini menunjukkan bahwa dunia sebenarnya cukup akan pangan.
Problemnya ada dalam distribusi yang tak merata. Globalisasi produksi
pangan telah meminggirkan petani kecil dari tanahnya dan menggantinya
dengan industri pertanian kimiawi yang padat mesin. Globalisasi
produksi pangan memproduksi pangan yang salah dalam suatu proses yang
membuat jutaan petani kehilangan tanah, tak punya rumah, miskin uang,
dan bahkan tak bisa memberi makan sendiri.

MITOS 4: Globalisasi baik untuk lingkungan

REALITAS: Globalisasi secara inheren bersifat merusak alam karena
menuntut produk dan jasa bergerak ribuan kilometer keliling dunia,
melonjakkan ongkos lingkungan yang demikian mahal dalam bentuk polusi
uadara dan air, peningkatan konsumsi energi, dan penggunaan bahan
kemasan serta pengawet kimiawi yang tak terurai. Kemakmuran yang
diperoleh dari perdagangan dunia sangat sedikit yang dibelanjakan
untuk program perbaikan lingkungan. IMF dan Bank Dunia justru praktis
memastikan perusakan lingkungan.

MITOS 5: Globalisasi ekonomi tidak bisa dihindari

REALITAS: Para pendukung globalisasi ekonomi cenderung melukiskan
globalisasi sebagai proses yang tak terhindarkan, atau merupakan muara
logis dari seluruh benturan gaya ekonomi dan teknologi yang berjalan
selama berabad-abad. Mereka melihat globalisasi sebagai hukum alam.

Tapi, globalisasi ekonomi bukanlah evolusi yang natural.
Lembaga-lembaga dunia seperti IMF, Bank Dunia, GATT, NAFTA dan WTO
menempatkan nilai ekonomi di atas nilai-nilai lainnya, serta menindas
kemampuan tiap negara untuk melindungi lingkungan, buruh, dan
konsumen. Globalisasi semacam itu bahkan cenderung menolak kedaulatan
serta demokrasi sebuah negeri jika negeri itu nampak merintangi
"perdagangan bebas". Tapi, tak satupun dari itu tak bisa dihindari.
Menyebut globalisasi sebagai tak terhindarkan adalah upaya
menghipnotis orang untuk meyakini bahwa tak ada yang bisa dilakukan
untuk mencegah globalisasi, sehingga menciptakan sikap pasrah dan pasif.

Inti Pandangan Neoliberalisme

PASAR YANG BERKUASA
Mempreteli peran dan kewajiban pemerintah, serta membebaskan
perusahaan "swasta" dari setiap ikatan yang dikenakan oleh pemerintah
tak peduli seberapa besar kerusakan sosial yang bisa disebabkannya.

PANGKAS ANGGARAN PUBLIK UNTUK LAYANAN SOSIAL
Kurangi anggaran sosial seperti pendidikan, kesehatan, dan air bersih,
semua itu atas nama pengurangan peran negara.

DEREGULASI
Memangkas hukum dan aturan yang bisa mengurangi penciptaan laba,
termasuk ukuran-ukuran untuk melindungi hak buruh dan pelestarian
lingkungan hidup.

PRIVATISASI
Menjual perusahaan, barang dan layanan milik negara kepada investor
swasta. Walaupun dilakukan atas nama efisiensi yang lebih besar, yang
seringkali memang dibutuhkan, privatisasi mengkonsentrasikan
kemakmuran kepada segelintir tangan dan membuat rakyat miskin tak bisa
mendapatkan barang serta layanan yang mahal.

MENGENYAHKAN KONSEP "THE PUBLIC GOOD" (Kemaslahatan Bersama)
Mengurangi tanggungjawab bersama dan menggantikannya dengan "kewajiban
individu". Membiarkan kaum termiskin untuk menemukan solusi sendiri
atas mahalnya layanan kesehatan, pendidikan dan keamanan sosial serta
menyebut mereka "malas" jika mereka gagal.

……….

Nasib Suku Rimba merupakan satu contoh nyata dari dampak buruk
globalisasi (investasi).

Pengusaha asing, khususnya Malaysia, banyak menanam modal pada
perkebunan sawit di Sumatra, yang menyusutkan hutan, mengurangi
keragaman (monokultur) , dan merusak kesuburan tanah dalam jangka
panjang. Ini semua membuat problem kemiskinan yang sudah ada menjadi
makin parah, khususnya bagi petani atau perambah hutan seperti Orang
Rimba.

Problem kemisknan merupakan tanggungjawab pemerintah untuk
mengatasinya. Tapi, selalu ada dalih pemerintah tak punya uang, dan
memanggil atau memberi fasilitas kepada investor asing (atau investor
Jakarta) untuk menanm modal dengan harapan memacu pertumbuhan ekonomi
yang bisa mentes ke bawah.

Alih-alih membuat diri lebih efisien, menghapus korupsi, dan
memikirkan strategi jangka panjang, para birokrat pemerintahan
cenderung memilih mendapat modal secara cepat (dan berharap cipratan
cepat uang lewat praktek kolusi pengausa-pengusaha) , dengan
mengabaikan nasib orang-orang miskin seperti Orang Rimba.

Manfaat atau besarnya penetesan ekonomi ke bawah (trickle down effect)
dari investasi asing sudah lama diragukan di kalangan ekonom dan
pengamat sosial. [Lihat kemiskinan di daerah-daerah tambang seperti Freeport].

Harga yang dibayar masyarakat bawah justru sering menjadi sangat
mahal, yang membuat mereka makin terbenam dalam lingkaran setan
kemiskinan.

Investor Malaysia tahu, di samping tak ada lagi lahan di negerinya,
perkebunan sawit merusak ekosistem, dan karenanya menghabisi sumber
penghidupan, dalam jangka panjang.

Mereka senang bisa "mengekspor" kerusakan berkat globalisasi dan
kesediaan Indonesia menerimanya. Mereka menangguk keuntungan jangka
pendek. Karena investor sering dipandang "raja", mereka memperoleh perlakuan istimewa, termasuk jika mereka merusak hutan atau menggunakan teknik membakar hutan untuk membuka hutan, yang bisa menyebabkan bencana lebih tragis lagi.

Deregulasi investasi diranfang antara lain untuk melonggarkan antara lain standar pengamanan lingkungan, tanggungjawab investor/pengusaha terhadap dampak dari operasi bisnisnya. [Lihat pula kasus Lapindo]

Sementara investor menangguk untung cepat, ongkos mahal yang sedang dan akan dibayar oleh orang miskin seperti Orang Rimba, secara jangka panjang.

Kapitalisme global, dan globalisasi kapitalisme, tak hanya merusak
alam dan hutan; tapi juga masyarakatnya.

Globalisasi kapitalisme memungkinkan investor asing mengambil untuk tanpa bertanggungjawab atas kualitas lingkungan hidup dan kesejahteraan masyarakat setempat. penjarahan yang dilegalkan atan nama liberalisasi ekonomi. Kolonialisme dalam bentuk baru.

dari ringkasan "Take It Personally" karya Anita Roddick--fgaban

Selasa, 02 Desember 2008

Soal Ujian Block kelas XI IPA

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
DINAS PENDIDIKAN MENENGAH DAN TINGGI
SMA NEGERI 52 JAKARTA
Jl Raya Tugu Semper Telp 4405378-4416025 Fax 4405378 K Pos 14130

Mata Pelajaran : Sejarah
Hari/Tanggal : Selasa, 2 Desember 2008
Kelas : XI IPA
Waktu : 11.00 – 12.30

Pilihlah jawaban yang kamu anggap paling benar, berilah tanda silang pada lembar jawaban


1. Makam yang ditemukan berangka tahun 665 H atau 1297 M adalah nisan dengan atas nama..….
A. Fatimah bt Maimun
B. Maulana Malik Ibrahim
C. Sultan Malik al Saleh
D. Ibnu Batutah
E. Sultan Mughayat Syah

2. Gelar raja - raja Indonesia yang mengguna-kan kata “SHAH” menunjukan bahwa kebu-dayaan Islam yang masuk ke Indonesia berasal dari….
A. Mesir
B. Libya
C. Arab Saudi
D. Persia
E. India

3. Pengaruh kebudayaan Hindu kedalam praktek ajaran Islam di Indonesia dapat dilihat pada ….
A. upacara selamatan kematian seseorang
B. letak masjid yang dekat halaman luas / alun-alun
C. bangunan tempat ibadah (masjid ) yang selalu menghadap ke timur
D. membunyikan bedug sebagai pertanda waktu shalat telah datang
E. atap mesjid yang berbentuk joglo

4. Setelah selat dan kerajaan Malaka diduduki Portugis maka pedagang / saudagar-saudagar Islam banyak yang meninggalkan jalur Malaka. Mereka pindah ke ….
A. Aceh, Banten, Maluku
B. Aceh, Banten dan Demak
C. Banten, Jakarta dan Tuban
D. Aceh, Jakarta dan Demak
E. Aceh, Jakarta dan Banten

5. Penyebaran agama Islam dengan berkembangnya dunia perdagangan memiliki keterkaitan yang erat. Pernyataan yang tidak mendukung terlihat pada ….
A. Berkembangnya kota kota pelabuhan di pesisir utara pulau jawa
B. Munculnya Pekojan di pesisir utara jawa
C. Pusat kerajaan selalu berada di pesisir pantai
D. Munculnya industri-industri yang tangguh di kota pesisir, seperti Kudus dan Pekalongan
E. Berkembangnya jaringan dakwah dan pesantren-pesantren terkenal di pesisir pantai

6. Sebagai kerajaan Islam pertama di Jawa, Demak berusaha melawan bangsa asing yang akan merugikan posisinya, sehingga ….
A. melawan VOC yang berkedudukan di Batavia
B. mengutus Pati Unus menyerang Portugis ke Malaka
C. mengutus Fatahillah mengusir Portugis di Sunda Kelapa
D. menugaskan Pangeran Sabrang Lor mengusir VOC di Banten
E. memanfaatkan Maulana Malik Ibrahim melawan Portugis di Malaka

7. Persiapan Sultan Agung sebelum mengusir Belanda (VOC) dari Batavia dengan cara ….
A. memindahkan para petani ke daerah Karawang
B. mengadakan kerjasama dengan rakyat setempat
C. mengadakan hubungann baik dengan penguasa Banten
D. para bupati pesisir diperintahkan menyerang Batavia
E. bekerjasama dengan raja Pajajaran untuk menyerang Batavia

8. Yang bukan merupakan latar belakang lahirnya pergerakan nasional di Indonesia adalah ….
A. Politik etis yang dijalankan pemerintah Belanda
B. Masuknya ide-ide Barat melalui golongan terpelajar
C. Pengaruh pembaharuan – pembaharuan di dalam bidang agama
D. Pengaruh politik devide et impera yang dilakukan Belanda
E. Pengaruh politik diskriminasi yang dicanangkan pemerintah kolonial

9. Berdirinya kerajaan Ngayogyakarta Hadiningrat akibat dari ...
A. Sebagai pelaksanaan hukum waris yang ada di keraton
B. perang saudara yang menimpa kerajaan Mataram
C. perjuangan Pangeran Mangkubumi dan diakhiri dengan Perjanjian Giyanti 1755
D. sesuai dengan rencana pendiri kerajaan Mataram itu sendiri
E. politik devide et impera yang dilakukan Belanda dengan melibatkan Trunojoyo

10. Perhatikan gambar. Bangunan ini adalah wujud akulturasi antara kebudayaan Hindu –slam. Masjid ini dapat dihubungkan sebagai bukti adanya kerajaan…

A. Aceh
B. Samudra Pasai
C. Banten
D. Demak
E. Mataram

11. Makasar menjadi kerajaan besar dan makmur karena
A. kerajaan ditopang oleh pertanian
B. Makasar bekerjasama dengan VOC yang membawa barang-barang dagang dari eropa
C. Makasar sebagai keraan Maritim sangat cocok
D. Makasar menjalankan monopoli perdagangan beras dan rempah-rempah dari Maluku ditopang oleh bandar transito
E. mengalahkan kerajaan-kerajaan disekitarnya

12. Tindakan-tindakan pemerintah kolonial:
1. Mengenalkan “ekonomi uang” dalam kehidupan bermasyarakat
2. Menyelenggarakan pendidikan “sekolah rendah”
3. Membangun wilayah perkebunan besar-besaran
4. Membangun system irigasi untuk perkebunan
5. Mmemindahkan penduduk Jawa ke daerah perkebunan
yang merupakan pelaksanaan politik etis pada tindakan tersebut adalah..
A. 1,2 dan 3
B. 1,3 dan 5
C. 2,3 dan 4
D. 3,4 dan 5
E. 2,4 dan 5

13. Perhatikan informasi berikut :
1. Menghindarkan persaingan antar pengusaha Belanda
2. Untuk menyaingi EIC di India
3. mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya
4. agar tidak terjadi kelebihan produksi
5. untuk menyaingi perdagangan orang Islam
Tujuan Belanda mendirikan VOC tahun 1602 adalah …
A. 1, 2, 3
B. 1, 3, 5
C. 2, 3, 4
D. 3, 4, 5
E. 1, 2, 5

14. Perhatikan data di bawah ini !
1. Monopoli perdagangan
2. melakukan perjanjian
3. monopoli pemerintahan
4. menentukan harga barang
5. menentukan mata uang sendiri
Yang merupakan hak istimewa VOC adalah ….
A. 1, 2, 3
B. 1, 3, 5
C. 2, 3, 4
D. 3, 4, 5
E. 1, 2, 5

15. Pada tanggal 31 Desember 1799, VOC dinyatakan bangkrut oleh pemerintah kerajaan Belanda. Kebangkrutan ini disebabkan …
A. banyaknya pejabat-pejabat yang korup
B. timbulnya pertentangan dikalangan pejabat Belanda
C. pemerintah Belanda memakai taktik lain
D. serangan dari bangsa-bangsa asing
E. terjadinya gerakan-gerakan dari rakyat pribumi

16. Pada tahun 1808 – 1811 Indonesia diperintah oleh Gubernur Wilhelms Daendels, dengan tugas pokok ialah ...
A. mempertahankan pulau jawa dari serangan Inggris
B. melindungi Jawa – Madura dari serbuan Portugis
C. melindungi Kebun Raya dari serbuan Inggris
D. mempertahankan jalur lalu lintas Anyer – Panarukan
E. mempertahankan Indonesia dari serangan tentara Perancis

17. Perhatikan informasi berikut !
1. dibangunnya jalan lintas jawa dari Anyer – Panarukan
2. dibangunnya istana Bogor
3. diperkenalkan penyelenggaraan pengadilan keliling di beberapa distrik di pulau jawa
4. dibangunnya benteng Marlborough
5. diperkenalkan sistem sewa dan pajak tanah (Land Rent)
Penyelenggaraan sistem pemerintahan yang dilaksanakan oleh Sir Stanford raffles terdapat pada nomor ...
A. 1, 2, dan 3
B. 1, 2, dan 4
C. 2, 3, dan 4
D. 2, 4, dan 5
E. 3, 4, dan 5

18. Dilaksanakannya Sistem Tanam Paksa (Cultuur Stelsel) tahun 1830-1870 di Indonesia membuat rakyat Indonesia …
A. mengenal berbagai macam tanaman
B. hidup bahagia dari tanamannya yang melimpah
C. menderita dan miskin akibat sistem tanam paksa
D. mendapat perhatian dari pemerintah Belanda
E. munculnya dan berkembangnya politik asosiasi

19. Berikut ini adalah perbandingan kebijakan pemerintah kolonial Belanda pada abad 19 dengan abad 20 di Indonesia
Abad 19
A.
B.
C.
D.
E. Desentralisasi sistem pemerintahan
Pelaksanaan politik Etis
Program Tanam Paksa dan UUPA
Politik ekonomi Liberal
Sistem residen tetap dipertahankan


Abad 20
A.
B.
C.
D.
E. - Sentralisasi pemerintahan
- Pelaksanaan politik Cultuur Stelsel
- Edukasi, Irigasi, Transmigrasi
- politik Landrente dengan uang
- kedudukan bupati bukan pegawai pemerintah

20. Perhatikan data di bawah ini !
1. masuk dan berkembangnya faham-faham baru
2. munculnya kaum intelektual
3. kenangan kejayaan masa lampau
4. penderitaan rakyat akibat imperialisme
5. kemenangan Jepang atas Rusia tahun 1905
Dari pernyataan diatas yang berperan sebagai faktor intern, yang melatar belakangi lahirnya pergerakan nasional adalah . . .
A. 1, 2, dan 3
B. 1, 2, dan 4
C. 2, 3, dan 4
D. 2, 3, dan 5
E. 3, 4, dan 5

21. Partai politik yang pertama kali berdiri memiliki syarat keanggotaannya terbuka, baik bagi pribumi, maupun non pribumi, agama, jenis kelamin, suku, adalah...
A. Budi Utomo
B. Sarekat Dagang Islam
C. Syarikat Islam
D. Perhimpunan Indische
E. Indische Partij

22. Perhatikan data berikut :
1. Membela kepentingan rakyat kecil
2. Kesadaran sebagai bangsa mulai tumbuh akibat tekanan dari bangsa asing baik Belanda maupun Cina
3. Organisasi tersebut didasarkan atas Syariat Islam yang dianut mayoritas rakyat Indonesia
4. Mengembangkan jiwa dagang rakyat Indonesia
5. Membantu anggota-anggota yang kesulitan dalam bidang usaha
Dari data diatas penyebab Syarikat Islam (SI) diminati masyarakat Indonesia sampai lapisan bawah adalah ..
A. 1, 2, 3
B. 1, 3, 4
C. 2, 3, 4
D. 2, 4, 5
E. 3, 4, 5

23. Upaya dan tindakan yang dilakukan Syarikat Islam untuk membersihkan diri dari pengaruh komunis / ISDV ialah ...
A. Tokoh-tokoh syarikat islam sepakat mengganti Azas partai
B. Syarikat Islam merubah nama menjadi Syarikat Rakyat
C. Syarikat Islam mengadakan aturan disiplin partai
D. Pada tahun 1930 Partai Syarikat Islam diganti nama menjadi Syarikat Islam Indonesia
E. Mengadakan hubungan dengan gerakan islam di luar negeri dilandasi Pan Islamisme

24. Politik agitasi PNI membawa keberhasilan mereka dalam mencapai jumlah anggota yang fenomenal. Politik ini pula yang membawa pemimpin mereka Ir. Soekarno ditangkap. Judul pidato pembelaan Soekarno setelah ditangkap didepan pengadilan Bandung ialah …
A. Jas Merah
B. Indonesia Merdeka
C. Nasakom
D. Nawaksara
E. Indonesia Menggugat

25. Azas perjuangan perhimpunan Indonesia (PI) yang dipergunakan sejak tahun 1923 ...
A. Kooperatif self help – Not Medicaney – nasionalisme Radikal
B. Menentukan nasib sendiri – Self Help – Nasionalisme Radikal
C. Moderat Kooperatif – Non Kooperatif – Self Help – Nasionalisme Radikal
D. Non Kooperatif – Nasionalisme Radikal – Self Help – Not Medicancy
E. Nasionalisme Radikal – Not Medicancy - Moderat– Self Help

26. Perhatikan data-data di bawah in
1. Kami putra putri Indonesia, mengaku bertumpah darah satu tanah Indonesia
2. Kami putra putri Indonesia bertumpah darah satu tanah air Indonesia
3. Kami putra putri Indonesia mengaku berbangsa satu bangsa Indonesia
4. Kami putra putri Indonesia berbangsa satu bangsa Indonesia
5. Kami putra putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan bahasa Indonesia
Dari data – data di atas yang merupakan isi dari sumpah pemuda adalah
A. 1,2, dan 3
B. 2, 3, dan 4
C. 2, 3, dan 5
D. 1, 3, dan 5
E. 3, 4, dan 5

27. Semua organisasi politik yang didirikan pada masa penjajahan Belanda dibubarkan oleh pemerintah pendudukan Jepang, Cuma satu yang tetap diijinkan berdiri, yakni ...
A. Indische Partij
B. Muhamadiyah
C. Nahdatul Ulama
D. Perti
E. MIAI

28. Pusat-pusat pendidikan di Indonesia abad 16 – 19 sangat berperan dalam proses Integrasi bangsa Indonesia, sebab …
A. Melahirkan para cendikiawan yang akan mempelopori pergerakan Indonesia
B. Akan menampung segala aspirasi dari berbagai suku di Indonesia
C. Akan mampu mewujudkan suatu bangsa yang besar dan berwibawa
D. Merupakan perwujudan rasa solidaritas antar suku bangsa di Indonesia
E. Terwujudnya kebersamaan pola pikir para pelajar dari berbagai suku

29. Bidang yang tidak banyak memberi sumbangsih terhadap pembentukan identitas nasional ialah ...
A. semangat ukuwah Islamiyah
B. migrasi penduduk antar pulau
C. berdirinya pusat-pusat pendidikan
D. aturan disiplin partai
E. penggunaan bahasa melayu sebagai Lingua Franca

30. Pada tahun 1943 Jepang mulai memanfaatkan tenaga pemuda Indonesia untuk diberi latihan militer, diantaranya adalah Heiho yang mempunyai tugas sebagai ...
A. pembantu dinas kepolisian
B. pekerja untuk membuat benteng pertahanan
C. pembantu prajurit Jepang dalam perang
D. laksar rakyat uang dipersenjatai
E. prajurit yang diperbantukan ke depdagri

31. Siasat yang ditempuh kaum pergerakan Indonesia untuk menghadapi Jepang adalah ...
A. Bersikap radikal
B. Bersikap nonkoperatif atau gerakan bawah tanah
C. Mengadakan perlawanan dengan keras
D. Menerima kerjasama dengan Jepang
E. Menolak kerjasama dengan Jepang

32. Tujuan Jepang membentuk gerakan 3A di Indonesia ialah ….
A. Untuk menyatukan golongan nasional di Asia
B. Untuk membentuk Romusha dari pemuda-pemuda Indonesia
C. Untuk menarik simpati dan mengerahkan dukungan rakyat Indonesia
D. Mengangkat orang-orang Indonesia pada jabatan-jabatan tinggi
E. Untuk membentuk daerah persemakmuran bersama di Asia Timur Raya

33. Salah satu dampak positif pendudukan Jepang di Indonesia adalah ...
A. Bahasa Indonesia disempurnakan
B. Pembatasan penggunaan bahasa Indonesia
C. Digunakan sebagai bahasa resmi dikantor dan sekolah
D. Bahasa Indonesia hanya dipelajari di kampus / universitas
E. Dipergunakan berdampingan dengan bahasa Jepang memakai huruf Kanji

34. Dalam situasi terjepit ditengah berkecamuk Perang Dunia II, Jepang berusaha mengambil hati rakyat Indonesia dengan ...
A. menambah jumlah autarki bagi setiap daerah
B. mengajak kerjasama untuk memenang-kan PD II
C. memberikan janji kemerdekaan pada suatu hari
D. membebaskan para tawana Jepang
E. meningkatkan perlawanan para pekerja dan prajurit

35. Faktor-faktor penyebab terjadinya peristiwa Rengasdengklok adalah ...
A. adanya berunding dengan Jepang
B. adanya perbedaan pendapat masalah tempat pembacaan Proklamasi
C. adanya perbedaan pendapat tentang hari tanggal pelaksanaan Proklamasi
D. adanya perbedaan pendapat mengenai penandatanganan naskah Proklamasi
E. adanya perbedaan pendapat antara golongan tua deengan golongan muda mengenai Proklamasi, disyahkan PPKI atau tidak

36. Perhatikan data berikut ini !
1. Ir. Soekarnao
2. Drs Moh Hatta
3. Suhud
4. Mr Achmad Soebardjo
5. Latif Hadiningrat
Tokoh yang berperan dalam merumuskan teks proklamasi adalah…
A. 1, 2, 3
B. 1, 3, 5
C. 1, 2, 4
D. 2, 3, 4
E. 3, 4, 5

37. Setelah proklamasi kemerdekaan, Indonesia punya kepentingan supaya tidak diberi label sebagai negara ciptaan Jepang oleh sekutu. Pernyataan dan kebijakan pemerintah yang mendukung untuk hal itu ...
A. Maklumat tgl 16 Oktober tahun 1945
B. Maklumat No 3 tahun 1945
C. Maklumat 3 November 1945
D. Maklumat 14 November 1945
E. Maklumat No X tahun 1945

38. Partai Islam yang berdiri setelah keluar keputusan ijin pendirian partai politik bulan November adalah …
A. Masyumi
B. Syarikai Islam
C. Parmusi
D. Nahdatul Ulama
E. Perti

39. Menurut Cliford Geertz, secara garis besar ideologi partai politik di Indonesia ada 3 yakni ...
A. Islamis, abangan, nasionalis
B. Nasionalis, komunis, sekuler
C. Komunis, agamis, sekuler
D. Abangan, sekuler, komunis
E. Sekulaer, agamis, nasionalis

40. Pada tahun 1963 pemerintah RI memberikan gelar Pahlawan kepada tokoh sosialis yang dikenal sebagai tokoh anti Jepang, yakni ….
A. Sutan Syahrir
B. Tan Malaka
C. Adam Malik
D. Amir Syarifudin
E. Soemitro Djojohadikusumo

Rabu, 12 November 2008

Beberapa contoh Metode Pembelajaran Cooperatif Learning

1.KARTU ARISAN

Media : Buat kartu (10x10 cm) sejumlah siswa untuk menulis jawaban dan kartu/kertas ukuran 5x5 cm untuk menulis soal
Gelas
Langkah – langkah :
1.Bentuk kelompok 4 orang secara heterogen
2.Kertas jawaban bagikan pada siswa masing – masing 1 lembar / kartu soal digulung dan dimasukkan dalam gelas
3.Gelas yang sudah berisi soal dikocok, kemudian salah satu yang jatuh, dibacakan agar dijawab oleh siswa yang memegang kartu jawaban
4.Apabila jawaban benar maka siswa dipersilahkan tepuk tangan
5.Setiap jawaban yang benar siswa diberi point 1 sebagai nilai kelompok sehingga nilai total kelompok merupakan penjumlahan point dari para anggotanya
6.Dan seterusnya

2.EXAMPLE NON EXAMPLES

Contoh dapat dari kasus/gambar yang relevan dengan KD/K
Langkah - langkah :
1.Guru mempersiapkan gambar- gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran
2.Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan lewat OHP
3.Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk memperhatikan/menganalisa gambar.
4.Memalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas
5.Tiap kelompok diberi kesempatan membaca hasil diskusinya.
6.Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai
7.Kesimpulan

3.PICTURE AND PICTURE

Langkah - langkah :
1.Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2.Menyajikan materi sebagai pengantar
3.Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan ekonomi yang berkaitan dengan materi
4.Guru menunjuk/memanggil siswa secar bergantian
5.Memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis
6.Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gamabar tersebut
7.Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
8.Kesimpulan

4.COOPERATIVE SCRIPT

Skrip kooperatif, metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan mengihtisarkan, bagian-bagian dari materi yang dipelajari.
Langkah – langkah :
1.Guru membagi siswa untuk berpasangan
2.Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan
3.Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertma berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar
4.Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar :
a.Menyimak/mengkoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap
b.Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya.
5.Bertukar peran,semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya. Serta lakukan seperti diatas
6.Kesimpulan

5.KEPALA BERNOMOR STRUKTUR (Modifikasi Numbered Head Together)

Langkah – langkah :
1.Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor.
2.Penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomornya terhadap tugas yang berangkai
3.Misalnya : Siswa nomor satu bertugas mencatat soal. Siswa nomor dua mengerjakan soal dan siswa nomor tiga melaporkan hasil pekerjaan dan seterusnya.
4.Jika perlu, guru bisa menyuruh kerjasama antar kelompok. Siswa disuruh keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa siswa bernomor sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini siswa dengan tugas yang sama bisa saling membantu atau mencocokan hasil kerjasama mereka.
5.Laporan hasil kelompok dan tanggapan dari kelompok yang lain.
6.Kesimpulan

6.ARTIKULASI

Langkah – langkah :
1.Menympikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
2.Guru menyajikan materi sebagaimana biasa
3.Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua orang.
4.Suruhlah seseorang dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lain.
5.Suruh siswa secara bergantian/diacak menyampaikan hasil wawancaranya dengan teman pasangannya. Sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil wawancaranya.
6.Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekirannya belum dipahami siswa.
7.Kesimpulan

7.MIND MAPPING

Sangat baik digunakan untuk pengetahuan awal siswa atau untuk menemukan alternatif jawaban
Langkah – langkah :
1.Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2.Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa/sebaliknya permasalhan yang mempunyai alternatif jawaban
3.Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang
4.Tiap kelompok menginventaris/mencatat alternatif jawaban hasil diskusi
5.Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya dan guru mencatat di papan dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru.
6.Dari data-data di papan siswa diminta membuat kesimpulan atau guru memberi bandingan sesuai kensep yang diberikan guru.

8.MAKE A MATCH (Mencari pasangan)

Langkah – langkah :
1.Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban
2.Setiap siswa mendapat satu buah kartu
3.Tiap siswa memikirkan jawaban/soal kartu yang dipegang
4.Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya
5.Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi point
6.Setelah satu babak kartu dikocoklagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya
7.Demikian seterusnya
8.Kesimpulan

Ditemukan Gua Bawah Tanah baru di Tuban

Julukan Kabupaten Tuban sebagai Kota Seribu Goa, secara perlahan mulai terbukti. Satu lagi goa ditemukan di Bumi Ronggolawe ini. Goa yang lantai dasarnya terdapat sungai bawah tanah yang aktif mengalir ditemukan di Desa Banyubang, Kecamatan Grabagan.

Goa yang dikenal warga setempat sebagai tempat yang angker ini sempat diteliti tim dari Himpunan Speleologi Indonesia (Hikespi) dan Mahipal Universitas PGRI Ronggolawe (Unirow) Tuban pada Jumat (29/8/2008).

"Melihat kondisinya, lorong goa ini masih jauh lebih dari dua kilometer. Karena kondisi dalamnya hiper ventilasi (oksigen tipis), kita hentikan dulu penelusuran di dalamnya," kata Kabid Konservasi Kawasan Kars se-Indonesia Hikespi, Edy Toyibi, saat ditemui detiksurabaya.com di lokasi goa di Desa Banyubang, Grabagan, Tuban, Minggu (31/8/2008).

Goa User, demikian warga Banyubang menamai goa itu, berada sekitar 3 Km arah barat dari pusat kota Kecamatan Grabagan. Temuan ini dianggap warga sebagai berkah, karena selama ini Desa Banyubang, Desa Ngrejeng dan desa sekitarnya merupakan desa paceklik air bersih jika musim kemarau berlangsung.

"Kami sangat bersyukur ada sungai yang ditemukan di dalam Goa User. Sekarang pemerintah harus memasang pompa agar airnya bisa diangkat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat," kata Suratman (51), di samping Karjono (43) dan sejumlah petani setempat yang ditemui detiksurabaya.com di sekitar mulut goa.

Goa dengan mulut selebar 7 meter menurun secara vertical. Jalanan ke dasar goa berupa batuan berundak dengan panjang undakkan berkisar 5-15 meter, sedalam 150 meter hingga lantai dasar. Begitu masuk lantai dasar langsung bertemu dengan sungai bawah tanah yang mengalirkan air jernih.

Goa ini berada di tengah-tengah pertemuan dua punggungan setinggi 50-75 meter. Yakni punggungan Ngrejeng dan Banyubang. Dua lembah ini merupakan cathment area untuk memperkuat posisi Goa User.

Stalagtit maupun stalagmit di lorong dan dinding goa tak begitu banyak. Justru puluhan goulder (bongkahan batu secara alami) dengan berbagai ukuran, terdapat di setiap undakan jalan masuk. "Goa ini merupakan kombinasi goa fosil (kering) dan goa vadosa (goa yang didasarnya terdapat aliran air)," tambah Edy Toyibi.

Meski belum dihitung secara matang, potensi debit air yang deras mengalir di sungai dasar goa, mampu menutup kebutuhan irigasi dan air bersih warga setempat. Apalagi di dalam air terdapat hunian fauna ikan jenis udang dan gastropada (sejenis kerang).(sumber : Detik.com)

Senin, 08 September 2008

KERAJAAN MATARAM KUNO

KERAJAAN MATARAM KUNO (MEDANG)
Kerajaan Medang adalah nama sebuah kerajaan yang berdiri di Jawa Tengah pada abad ke-8, kemudian pindah ke Jawa Tengah abad ke-10, dan akhirnya runtuh pada awal abad ke-11.
Pada umumnya, istilah Kerajaan Medang hanya lazim dipakai untuk menyebut periode Jawa Timur saja, padahal berdasarkan prasasti-prasasti yang telah ditemukan, nama Medang sudah dikenal sejak periode sebelumnya, yaitu periode Jawa Tengah.
Sementara itu, nama yang lazim dipakai untuk menyebut Kerajaan Medang periode Jawa Tengah adalah Kerajaan Mataram, yaitu merujuk kepada salah daerah ibu kota kerajaan ini. Kadang untuk membedakannya dengan Kerajaan Mataram Islam yang berdiri pada abad ke-16, Kerajaan Medang periode Jawa Tengah biasa pula disebut dengan nama Kerajaan Mataram Kuno atau Kerajaan Mataram Hindu.
Secara Sekilas dibahas tentang :
1 Pusat Kerajaan Medang
2 Awal Berdirinya Kerajaan
3 Dinasti yang Berkuasa
4 Daftar Raja-raja Medang
5 Struktur Pemerintahan
6 Keadaan Penduduk
7 Konflik Takhta Periode Jawa Tengah
8 Teori Van Bammelen
9 Permusuhan dengan Sriwijaya
10 Peristiwa Mahapralaya
11 Peninggalan Sejarah
12 Kepustakaan
1. Pusat Kerajaan Medang

Pusat Kerajaan Medang periode Jawa Timur
Bhumi Mataram adalah sebutan lama untuk Yogyakarta dan sekitarnya. Di daerah inilah untuk pertama kalinya istana Kerajaan Medang diperkirakan berdiri (Rajya Medang i Bhumi Mataram). Nama ini ditemukan dalam beberapa prasasti, misalnya prasasti Minto dan prasasti Anjukladang. Istilah Mataram kemudian lazim dipakai untuk menyebut nama kerajaan secara keseluruhan, meskipun tidak selamanya kerajaan ini berpusat di sana.
Sesungguhnya, pusat Kerajaan Medang pernah mengalami beberapa kali perpindahan, bahkan sampai ke daerah Jawa Timur sekarang. Beberapa daerah yang pernah menjadi lokasi istana Medang berdasarkan prasasti-prasasti yang sudah ditemukan antara lain,

Medang i Bhumi Mataram (zaman Sanjaya)
Medang i Mamrati (zaman Rakai Pikatan)
Medang i Poh Pitu (zaman Dyah Balitung)
Medang i Bhumi Mataram (zaman Dyah Wawa)
Medang i Tamwlang (zaman Mpu Sindok)
Medang i Watugaluh (zaman Mpu Sindok)
Medang i Wwatan (zaman Dharmawangsa Teguh)
Menurut perkiraan, Mataram terletak di daerah Yogyakarta sekarang. Mamrati dan Poh Pitu diperkirakan terletak di daerah Kedu. Sementara itu, Tamwlang sekarang disebut dengan nama Tembelang, sedangkan Watugaluh sekarang disebut Megaluh. Keduanya terletak di daerah Jombang. Istana terakhir, yaitu Wwatan, sekarang disebut dengan nama Wotan, yang terletak di daerah Madiun.

2. Awal Berdirinya Kerajaan
Prasasti Mantyasih tahun 907 atas nama Dyah Balitung menyebutkan dengan jelas bahwa raja pertama Kerajaan Medang (Rahyang ta rumuhun ri Medang ri Poh Pitu) adalah Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya.
Sanjaya sendiri mengeluarkan prasasti Canggal tahun 732, namun tidak menyebut dengan jelas apa nama kerajaannya. Ia hanya memberitakan adanya raja lain yang memerintah pulau Jawa sebelum dirinya, bernama Sanna. Sepeninggal Sanna, negara menjadi kacau. Sanjaya kemudian tampil menjadi raja, atas dukungan ibunya, yaitu Sannaha saudara perempuan Sanna.
Nama Sanna tidak terdapat dalam daftar para raja versi prasasti Mantyasih. Bisa jadi ia memang bukan raja Kerajaan Medang. Kemungkinan besar riwayat Sanjaya mirip dengan Raden Wijaya (pendiri Kerajaan Majapahit akhir abad ke-13) yang mengaku sebagai penerus takhta Kertanagara raja Singhasari, namun memerintah sebuah kerajaan baru dan berbeda.
Kisah hidup Sanjaya secara panjang lebar terdapat dalam Carita Parahyangan yang baru ditulis ratusan tahun setelah kematiannya, yaitu sekitar abad ke-16.
3. Dinasti yang Berkuasa

Candi Borobudur, salah satu peninggalan Wangsa Syailendra.Pada umumnya para sejarawan menyebut ada tiga dinasti yang pernah berkuasa di Kerajaan Medang, yaitu Wangsa Sanjaya dan Wangsa Sailendra pada periode Jawa Tengah, serta Wangsa Isana pada periode Jawa Timur.
Istilah Wangsa Sanjaya merujuk pada nama raja pertama Medang, yaitu Sanjaya. Dinasti ini menganut agama Hindu aliran Siwa. Menurut teori van Naerssen, pada masa pemerintahan Rakai Panangkaran (pengganti Sanjaya sekitar tahun 770-an), kekuasaan atas Medang direbut oleh Wangsa Sailendra yang beragama Buddha aliran Mahayana.
Mulai saat itu Wangsa Sailendra berkuasa di pulau Jawa, bahkan berhasil pula menguasai Kerajaan Sriwijaya di pulau Sumatra. Sampai akhirnya, sekitar tahun 840-an, seorang keturunan Sanjaya bernama Rakai Pikatan berhasil menikahi Pramodawardhani putri mahkota Wangsa Sailendra. Berkat perkawinan itu ia bisa menjadi raja Medang, dan memindahkan istananya ke Mamrati. Peristiwa tersebut dianggap sebagai awal kebangkitan kembali Wangsa Sanjaya.
Menurut teori Bosch, nama raja-raja Medang dalam prasasti Mantyasih dianggap sebagai anggota Wangsa Sanjaya secara keseluruhan. Sementara itu Slamet Muljana berpendapat bahwa daftar tersebut adalah daftar raja-raja yang pernah berkuasa di Medang, dan bukan daftar silsilah keturunan Sanjaya.
Contoh yang diajukan Slamet Muljana adalah Rakai Panangkaran yang diyakininya bukan putra Sanjaya. Alasannya ialah, prasasti Kalasan tahun 778 memuji Rakai Panangkaran sebagai “permata wangsa Sailendra” (Sailendrawangsatilaka). Dengan demikian pendapat ini menolak teori van Naerssen tentang kekalahan Rakai Panangkaran oleh seorang raja Sailendra.
Menurut teori Slamet Muljana, raja-raja Medang versi prasasti Mantyasih mulai dari Rakai Panangkaran sampai dengan Rakai Garung adalah anggota Wangsa Sailendra. Sedangkan kebangkitan Wangsa Sanjaya baru dimulai sejak Rakai Pikatan naik takhta menggantikan Rakai Garung.
Istilah Rakai pada zaman Medang identik dengan Bhre pada zaman Majapahit, yang bermakna “penguasa di”. Jadi, gelar Rakai Panangkaran sama artinya dengan “Penguasa di Panangkaran”. Nama aslinya ditemukan dalam prasasti Kalasan, yaitu Dyah Pancapana.
Slamet Muljana kemudian mengidentifikasi Rakai Panunggalan sampai Rakai Garung dengan nama-nama raja Wangsa Sailendra yang telah diketahui, misalnya Dharanindra ataupun Samaratungga. yang selama ini cenderung dianggap bukan bagian dari daftar para raja versi prasasti Mantyasih.
Sementara itu, dinasti ketiga yang berkuasa di Medang adalah Wangsa Isana yang baru muncul pada ‘’periode Jawa Timur’’. Dinasti ini didirikan oleh Mpu Sindok yang membangun istana baru di Tamwlang sekitar tahun 929. Dalam prasasti-prasastinya, Mpu Sindok menyebut dengan tegas bahwa kerajaannya adalah kelanjutan dari Kadatwan Rahyangta i Medang i Bhumi Mataram.

4. Daftar Raja-raja Medang
Apabila teori Slamet Muljana benar, maka daftar raja-raja Medang sejak masih berpusat di Bhumi Mataram sampai berakhir di Wwatan dapat disusun secara lengkap sebagai berikut,

Pada daftar di atas hanya Sanjaya yang memakai gelar Sang Ratu, sedangkan raja-raja sesudahnya semua memakai gelar Sri Maharaja.
5. Struktur Pemerintahan
Raja merupakan pemimpin tertinggi Kerajaan Medang. Sanjaya sebagai raja pertama memakai gelar Ratu. Pada zaman itu istilah Ratu belum identik dengan kaum perempuan. Gelar ini setara dengan Datu yang berarti "pemimpin". Keduanya merupakan gelar asli Indonesia.
Ketika Rakai Panangkaran dari Wangsa Sailendra berkuasa, gelar Ratu dihapusnya dan diganti dengan gelar Sri Maharaja. Kasus yang sama terjadi pada Kerajaan Sriwijaya di mana raja-rajanya semula bergelar Dapunta Hyang, dan setelah dikuasai Wangsa Sailendra juga berubah menjadi Sri Maharaja.
Pemakaian gelar Sri Maharaja di Kerajaan Medang tetap dilestarikan oleh Rakai Pikatan meskipun Wangsa Sanjaya berkuasa kembali. Hal ini dapat dilihat dalam daftar raja-raja versi prasasti Mantyasih, di mana hanya Sanjaya yang bergelar Sang Ratu.
Jabatan tertinggi sesudah raja ialah Rakryan Mahamantri i Hino atau kadang ditulis Rakryan Mapatih Hino. Jabatan ini dipegang oleh putra atau saudara raja yang memiliki peluang untuk naik takhta selanjutnya. Misalnya, Mpu Sindok merupakan Mapatih Hino pada masa pemerintahan Dyah Wawa.
Jabatan Rakryan Mapatih Hino pada zaman ini berbeda dengan Rakryan Mapatih pada zaman Majapahit. Patih zaman Majapahit setara dengan perdana menteri namun tidak berhak untuk naik takhta.
Jabatan sesudah Mahamantri i Hino secara berturut-turut adalah Mahamantri i Halu dan Mahamantri i Sirikan. Pada zaman Majapahit jabatan-jabatan ini masih ada namun hanya sekadar gelar kehormatan saja. Pada zaman Wangsa Isana berkuasa masih ditambah lagi dengan jabatan Mahamantri Wka dan Mahamantri Bawang.
Jabatan tertinggi di Medang selanjutnya ialah Rakryan Kanuruhan sebagai pelaksana perintah raja. Mungkin semacam perdana menteri pada zaman sekarang atau setara dengan Rakryan Mapatih pada zaman Majapahit. Jabatan Rakryan Kanuruhan pada zaman Majapahit memang masih ada, namun kiranya setara dengan menteri dalam negeri pada zaman sekarang.
6 Keadaan Penduduk
Penduduk Medang sejak periode Bhumi Mataram sampai periode Wwatan pada umumnya bekerja sebagai petani. Kerajaan Medang memang terkenal sebagai negara agraris, sedangkan saingannya, yaitu Kerajaan Sriwijaya merupakan negara maritim.
Agama resmi Kerajaan Medang pada masa pemerintahan Sanjaya adalah Hindu aliran Siwa. Ketika Sailendrawangsa berkuasa, agama resmi kerajaan berganti menjadi Buddha aliran Mahayana. Kemudian pada saat Rakai Pikatan dari Sanjayawangsa berkuasa, agama Hindu dan Buddha tetap hidup berdampingan dengan penuh toleransi.
7. Konflik Takhta Periode Jawa Tengah
Pada masa pemerintahan Rakai Kayuwangi putra Rakai Pikatan (sekitar 856880–an), ditemukan beberapa prasasti atas nama raja-raja lain, yaitu Maharaja Rakai Gurunwangi dan Maharaja Rakai Limus Dyah Dewendra. Hal ini menunjukkan kalau pada saat itu Rakai Kayuwangi bukanlah satu-satunya maharaja di Pulau Jawa. Sedangkan menurut prasasti Mantyasih, raja sesudah Rakai Kayuwangi adalah Rakai Watuhumalang.
Dyah Balitung yang diduga merupakan menantu Rakai Watuhumalang berhasil mempersatukan kembali kekuasaan seluruh Jawa, bahkan sampai Bali. Mungkin karena kepahlawanannya itu, ia dapat mewarisi takhta mertuanya.
Pemerintahan Balitung diperkirakan berakhir karena terjadinya kudeta oleh Mpu Daksa yang mengaku sebagai keturunan asli Sanjaya. Ia sendiri kemudian digantikan oleh menantunya, bernama Dyah Tulodhong. Tidak diketahui dengan pasti apakah proses suksesi ini berjalan damai ataukah melalui kudeta pula.
Tulodhong akhirnya tersingkir oleh pemberontakan Dyah Wawa yang sebelumnya menjabat sebagai pegawai pengadilan.
8. Teori Van Bammelen
Menurut teori van Bammelen, perpindahan istana Medang dari Jawa Tengah menuju Jawa Timur disebabkan oleh letusan Gunung Merapi yang sangat dahsyat. Konon sebagian puncak Merapi hancur. Kemudian lapisan tanah begeser ke arah barat daya sehingga terjadi lipatan, yang antara lain, membentuk Gunung Gendol dan lempengan Pegunungan Menoreh. Letusan tersebut disertai gempa bumi dan hujan material vulkanik berupa abu dan batu.
Istana Medang yang diperkirakan kembali berada di Bhumi Mataram hancur. Tidak diketahui dengan pasti apakah Dyah Wawa tewas dalam bencana alam tersebut ataukah sudah meninggal sebelum peristiwa itu terjadi, karena raja selanjutnya yang bertakhta di Jawa Timur bernama Mpu Sindok.
Mpu Sindok yang menjabat sebagai Rakryan Mapatih Hino mendirikan istana baru di daerah Tamwlang. Prasasti tertuanya berangka tahun 929. Dinasti yang berkuasa di Medang periode Jawa Timur bukan lagi Sanjayawangsa, melainkan sebuah keluarga baru bernama Isanawangsa, yang merujuk pada gelar abhiseka Mpu Sindok yaitu Sri Isana Wikramadharmottungga.
9 Permusuhan dengan Sriwijaya
Selain menguasai Medang, Wangsa Sailendra juga menguasai Kerajaan Sriwijaya di pulau Sumatra. Hal ini ditandai dengan ditemukannya Prasasti Ligor tahun 775 yang menyebut nama Maharaja Wisnu dari Wangsa Sailendra sebagai penguasa Sriwijaya.
Hubungan senasib antara Jawa dan Sumatra berubah menjadi permusuhan ketika Wangsa Sanjaya bangkit kembali memerintah Medang. Menurut teori de Casparis, sekitar tahun 850–an, Rakai Pikatan berhasil menyingkirkan seorang anggota Wangsa Sailendra bernama Balaputradewa putra Samaragrawira.
Balaputradewa kemudian menjadi raja Sriwijaya di mana ia tetap menyimpan dendam terhadap Rakai Pikatan. Perselisihan antara kedua raja ini berkembang menjadi permusuhan turun-temurun pada generasi selanjutnya. Selain itu, Medang dan Sriwijaya juga bersaing untuk menguasai lalu lintas perdagangan di Asia Tenggara.
Rasa permusuhan Wangsa Sailendra terhadap Jawa terus berlanjut bahkan ketika Wangsa Isana berkuasa. Sewaktu Mpu Sindok memulai periode Jawa Timur, pasukan Sriwijaya datang menyerangnya. Pertempuran terjadi di daerah Anjukladang (sekarang Nganjuk, Jawa Timur) yang dimenangkan oleh pihak Mpu Sindok.
10. Peristiwa Mahapralaya
Mahapralaya adalah peristiwa hancurnya istana Medang di Jawa Timur berdasarkan berita dalam prasasti Pucangan. Tahun terjadinya peristiwa tersebut tidak dapat dibaca dengan jelas sehingga muncul dua versi pendapat. Sebagian sejarawan menyebut Kerajaan Medang runtuh pada tahun 1006, sedangkan yang lainnya menyebut tahun 1016.
Raja terakhir Medang adalah Dharmawangsa Teguh, cicit Mpu Sindok. Kronik Cina dari Dinasti Sung mencatat telah beberapa kali Dharmawangsa mengirim pasukan untuk menggempur ibu kota Sriwijaya sejak ia naik takhta tahun 991. Permusuhan antara Jawa dan Sumatra semakin memanas saat itu.
Pada tahun 1006 (atau 1016) Dharmawangsa lengah. Ketika ia mengadakan pesta perkawinan putrinya, istana Medang di Wwatan diserbu oleh Aji Wurawari dari Lwaram yang diperkirakan sebagai sekutu Kerajaan Sriwijaya. Dalam peristiwa tersebut, Dharmawangsa tewas.
Tiga tahun kemudian, seorang pangeran berdarah campuran JawaBali yang lolos dari Mahapralaya tampil membangun kerajaan baru sebagai kelanjutan Kerajaan Medang. Pangeran itu bernama Airlangga yang mengaku bahwa ibunya adalah keturunan Mpu Sindok. Kerajaan yang ia dirikan kemudian lazim disebut dengan nama Kerajaan Kahuripan.
11. Peninggalan Sejarah
Selain meninggalkan bukti sejarah berupa prasasti-prasasti yang tersebar di Jawa Tengah dan Jawa Timur, Kerajaan Medang juga membangun banyak candi, baik itu yang bercorak Hindu maupun Buddha.
Candi-candi peninggalan Kerajaan Medang antara lain, Candi Kalasan, Candi Plaosan, Candi Prambanan, Candi Sewu, Candi Mendut, Candi Pawon, dan tentu saja yang paling kolosal adalah Candi Borobudur. Candi megah yang dibangun oleh Sailendrawangsa ini telah ditetapkan UNESCO (PBB) sebagai salah satu warisan budaya dunia.
Daftar Kepustakaan
Marwati Poesponegoro & Nugroho Notosusanto. 1990. Sejarah Nasional Indonesia Jilid II. Jakarta: Balai Pustaka
Purwadi. 2007. Sejarah Raja-Raja Jawa. Yogyakarta: Media Ilmu
Slamet Muljana. 2005. Menuju Puncak Kemegahan (terbitan ulang 1965). Yogyakarta: LKIS
Slamet Muljana. 1979. Nagarakretagama dan Tafsir Sejarahnya. Jakarta: Bhratara
Slamet Muljana. 2006. Sriwijaya (terbitan ulang 1960). Yogyakarta: LKIS

Senin, 25 Agustus 2008

PENEMUAN MANUSIA PURBA

PENEMUAN MANUSIA PURBA DAN HASIL BUDAYANYA

v Jenis-jenis manusia purba

Charles Darwin menyatakan perkembangan manusia dengan teori evolusi manusianya. Manusia pertama diperkirakan muncul pada zaman pleistosen bawah , kurang lebih 600.000 tahun sampai 300.000 tahun yang lalu.
Manusia purba mempunyai ciri-ciri fisik, antara lain mulai dapat berdiri tegak dengan jari-jari tangan yang mampu menggenggam dan mulai mampu membuat peralatan-peralatan sederhana.
Jenis-jenisnya yaitu:
· Homo sapiens diteliti oleh Van Reictshotten.
Salah satu ciri-cirinya yaitu volume otaknya sekitar 1200cc
· Meganthropus paleojavanicus
Ditemukan oleh Ralph von Koeningswald pada tahun 1936-1941 di daerah Sangiran (Kabupaten Sragen, Jawa Tengah).
Ciri-cirinya:
- Dianggap paling tua (hidup antara 2 sampai 1 juta tahun yang lalu)
- bentuk fisik yang besar
- Rahang bawah mempunyai batang yang sangat tegap dan geraham yang besar
- Makanannya tumbuhan
- Muka terkesan kuat
- Tulang pipi tebal
- Tonjolan kening mencolok
- Tonjolan belakang kepala tajam
- Volume otaknya sekitar 1000cc
- Otot-otot tengkuk kuat dan
- Perawakan yang tegap

Meganthropus Paleojavanicus
· Pithecanthropus mojokertensis atau Pithecanthropus robustus
Ditemukan oleh Weidenreich dan Ralph von Koeningswald pada tahun 1936 di daerah Perning, Mojokerto, Jawa Timur.Penemuan ini berupa fosil purba anak-anak.Ciri-ciri fosil tersebut yaitu :
- berusia sekitar 6 tahun
- Isi tengkoraknya sekitar 650cc dan akan mencapai 1000cc setelah ia menjadi dewasa
- Adanya ruang di antara gigi seri ramping dan taring, serta
- Adanya tiga buah akar geraham muka pertama pada rahang atasnya 3 buah.Baik rahang atas maupun rahang bawah, memiliki ciri-ciri gigi geraham kedua sebagai gigi yang terbesar dan gigi depan yang kecil.

· Pithecanthropus erectus (manusia kera)
Ditemukan oleh Eugene Dubois pada tahun 1891 di desa Trinil,Lembah Bengawan Solo, Jawa Tengah.
Ciri-cirinya:
- Rahangnya menonjol ke depan
- Terdapat tonjolan kening di dahi
- Dagu tidak ada
- Hidung lebar
- Pipi menonjol ke depan dan ke samping
- Leher tegap dan miring ke belakang
- Alat pengunyah cukup kuat
- Badan tegap dan
- Volume otaknya antara kera dengan manusia

Pithecanthropus erectus
· Pithecanthropus soloensis (manusia kera dari Solo)
Ditemukan oleh Ter Haar, Oppenoorth dan Ralph von Koeningswald di desa Ngandong, Lembah Bengawan Solo, pada tahun 1931-1933.
Ciri-cirinya ;
- Tengkorak lonjong, tebal dan masif
- Dahi lebih berisi
- Akar hidungnya lebar
- Rongga matanya sangat panjang
- Volume otaknya sekitar 1250cc
Pithecanthropus Soloensis
· Homo wajakensis
Ditemukan olehVan Reictshotten, pada tahun 1889, di desa Wajak, Tulungagung, Jawa Timur.Homo Wajakensis merupakan Homo sapiens pertama di Asia.
Ciri-cirinya :
- Memiliki tengkorak besar dengan volume 1630cc
- Mukanya datar dan lebar
- Akar hidungnya lebar
- Bagian mulutnya sedikit menonjol
- Dahinya agak miring
- Di atas rongga matanya terdapat busur kening yang nyata
- Rahangnya tergolong masif
- Memiliki gigi yang besar
- Tubuhnya berdiri tegak dengan tinggi sekitar 173 cm.
· Sinanthropus pekinensis
Ditemukan di Choukoutien,Cina.
Ciri-cirinya hampir sama dengan Pithecanthropus Erectus kecuali volume otaknya yang sedikit lebih besar.

· Phitecantropus
Salah satu ciri-cirinya yaitu memiliki volume otak yang paling kecil
· Homo Rhodensiensis
Ditemukan di Broken Hill (Rhodesia Utara), Afrika.
Manusia purba ini sudah dapat berjalan tegak seperti manusia sekarang
· Homo sapiens bassilus
Ditemukan di Perancis.
Ciri-cirinya adalah dahinya tidak lagi miring dan telah memiliki dagu
· Eoabthropus dowson / Piltdown
Ditemukan di Inggris.Menurut para ahli digolongkan ke dalam Homo sapiens dan diperkirakan hidup pada zaman Divilium Muda.


Piltdown

v Hasil Kebudayaan Manusia Purba
Hasil kebudayaan manusia purba di Indonesia dibagi ke dalam dua zaman, yaitu zaman Pleistosen dan HolosenPada zaman pleistosen, terdapat dua kebudayaan besar nusantara, yaitu kebudayaan Pacitan dan kebudayaan Ngandong. Di Zaman Holosen, periodisasi kebudayaan terbagi atas dasar peralatan atau teknologi kehidupannya, yaitu zaman Batu dan zaman Logam. Zaman Batu terdiri dari zaman Batu tua (Paleolithikum), zaman Batu Madya (Mesolithikum), zaman Batu Muda (Neolithikum) dan zaman Batu Besar (Megalithikum). Zaman Logam terdiri dari zaman Tembaga, zaman Perunggu dan zaman Besi.


J Zaman Pleistosen
Kebudayaan pada zaman ini terbagi 2 yaitu, kebudayaan Pacitan dan kebudayaan Ngandong dimana kedua kebudayaan ini masih tergolong dalam kebudayaan Paleolithikum.
Hasil-hasil kebudayaan:
¯ Kebudayaan Pacitan
o Chopper atau Kapak genggam
Berguna sebagai alat pemotong atau penetak
Daerah penemuan kapak perimbas/kapak genggam selain di Punung (Pacitan) Jawa Timur juga ditemukan di daerah-daerah lain yaitu seperti Jampang Kulon, Parigi (Jawa Timur), Tambang Sawah, Lahat, dan KaliAnda (Sumatera), Awang bangkal (Kalimantan), Cabenge (Sulawesi), Sembiran dan Terunyan (Bali).
Chopper dilihat dari berbagai sisi
¯ Kebudayaan Ngandong
o Flakes yaitu alat-alat kecil yang terbuat dari batu Chalcedon,yang dapat digunakan untuk mengupas makanan.
Flakes
o Alat-alat dari tulang binatang atau tanduk rusa : alat penusuk (belati), ujung tombak bergerigi .
Hasil kebudayaan Ngandong

Kegunaan alat-alat ini pada umumnya untuk : berburu, menangkap ikan, mengumpulkan ubi dan buah-buahan.

J Zaman Holosen
Hasil kebudayaan Holosen dapat dilihat dari sudut pandang pembagiannya sebagai berikut.
« Kebudayaan Mesolithikum
3 bagian penting Kebudayaan Mesolithikum,yaitu
§ Peble-Culture (alat kebudayaan Kapak genggam) didapatkan di Kjokken Modinger.Kjokken Modinger adalah sampah dapur (timbunan atau tumpukan kulit kerang dan siput yang mencapai ketinggian ± 7 meter dan sudah membatu/menjadi fosil) yang ditemukan di sepanjang pantai timur Pulau sumatera.
§ Bone-Culture (alat kebudayaan dari Tulang)
§ Flakes Culture (kebudayaan alat serpih) didapatkan di Abris sous Roche. Abris Sous Roche adalah goa yang di pakai sebagai tempat tinggal

Abris Sous Roche
Hasil kebudayaannya :
o Kapak Sumatera/genggam (pebble culture)
Kapak Sumatera
o Kapak pendek (hache Courte)
o Serpih bilah dan mata panah bergerigi (flakes culture)
o Pipisan (batu-batu penggiling)
Kapak-kapak tersebut terbuat dari batu kali yang dibelah.
· Alat-alat di atas banyak ditemukan di daerah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Flores.

« Kebudayaan Megalithikum
Hasil kebudayaan di zaman ini mempunyai ciri khas berupa bangunan dari batu-batu besar.Oleh karena itu, ia disebut sebagai mega (besar) dan lithos (batu).
Kepercayaan yang berkembang di zaman ini adalah kepercayaan terhadap roh nenek moyang yang telah meninggal.
Hasil kebudayaan pada zaman ini digunakan sebagai media untuk pemujaan roh nenek moyang tersebut.
Pemujaan dari zaman megalithikum banyak ditemukan di wilayah Indonesia, terutama pada daerah Jawa, Sumatera dan Bali.
Hasil kebudayaan zaman Megalithikum adalah sebagai berikut :
o Menhir , adalah tugu batu yang didirikan sebagai tempat pemujaan untuk memperingati arwah nenek moyang yang telah meninggal.
Menhir
o Dolmen, adalah meja batu, merupakan tempat sesaji dan pemujaan kepada roh nenek moyang.

Dolmen
o Sarchopagus atau keranda, bentuknya seperti lesung yang mempunyai tutup berguna sebagai kubur batu.

Sarcophagus
o Arca yang menggambarkan binatang-binatang dan manusia.

Arca
o Punden berundak, bangunan tempat pemujaan yang tersusun bertingkat-tingkat yang berfungsi sebagai tempat pemujaan bersamaan dengan menhir.

Punden berundak
o Waruga yang digunakan sebagai kubur batu. Lazimnya waruga berbentuk kubus atau bulat.

o Kubur peti batu/peti mati yang terbuat dari batu besar yang masing-masing papan batunya lepas satu sama lain.Fungsinya sebagai tempat penguburan.
Kubur Peti Batu
Peninggalan kebudayaan dari zaman Megalithikum di daerah Sumatera terdapat di dataran tinggi Pasemah. Penyelidikan ini dilakukan oleh Dr. van der Hoop dan van Heine Geldern.
Penemuan kebudayaan Megalithikum di daerah Jawa terdapat di daerah Besuki. Peninggalan-peninggalan itu berupa kuburan dan oleh penduduknya disebut “Pandhusa” (dolmen yang berisi kubur batu dibawahnya).
Kebudayaan Megalithikum juga ditemukan di daerah Wonosari (Yogyakarta), Cepu dan Cirebon. Pada daerah-daerah ini ditemukan kubur-kubur batu yang berisi kerangka manusia, alat-alat perunggu dan besi dan manik-manik.
Di daerah Bali juga ditemukan Sarcopagus yang menyerupai peti-peti dari Besuki.
Penemuan benda-benda kebudayaan dari zaman Megalithikum hanya dapat ditemukan di seluruh wilayah Indonesia.

« Kebudayaan Neolithikum
Kebudayaan dizaman ini sangat dipengaruhi oleh kebudayaan Bac Son-Hoa Binh dan Dong Son di dataran Asia Tengah.
Pada zaman ini alat-alat terbuat dari batu yang sudah dihaluskan. Contoh alat tersebut yaitu :

o Kapak Persegi, misalnya : Beliung, Pacul dan Torah untuk mengerjakan kayu. Nama kapak persegi diberikan oleh Van Heine Heldern atas dasar penampang lintangnya yang berbentuk persegi panjang atau trapesium. Penampang kapak persegi tersedia dalam berbagai ukuran, ada yang besar dan kecil. Yang ukuran besar lazim disebut dengan beliung dan fungsinya sebagai cangkul/pacul. Sedangkan yang ukuran kecil disebut dengan Tarah/Tatah dan fungsinya sebagai alat pahat/alat untuk mengerjakan kayu sebagaimana lazimnya pahat. Bahan untuk membuat kapak tersebut selain dari batu biasa, juga dibuat dari batu api/chalcedon. Kemungkinan besar kapak yang terbuat dari calsedon hanya dipergunakan sebagai alat upacara keagamaan, azimat atau tanda kebesaran. Daerah asal kapak persegi adalah daratan Asia masuk ke Indonesia melalui jalur barat dan daerah penyebarannya di Indonesia adalah Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi dan Maluku.Walaupun kapak persegi berasal dari daratan Asia, tetapi di Indonesia banyak ditemukan pabrik/tempat pembuatan kapak tersebut yaitu di Lahat (Sumatera Selatan), Bogor, Sukabumi, Karawang, Tasikmalaya, Pacitan serta lereng selatan gunung Ijen (Jawa Timur).

Kapak persegi & Kapak persegi dari Choladon
o Kapak Lonjong, sebagian besar kapak lonjong dibuat dari batu kali, dan warnanya kehitam-hitaman. Bentuk keseluruhan dari kapak tersebut adalah bulat telur dengan ujungnya yang lancip menjadi tempat tangkainya, sedangkan ujung lainnya diasah hingga tajam. Untuk itu bentuk keseluruhan permukaan kapak lonjong sudah diasah halus. Ukuran yang dimiliki kapak lonjong yang besar lazim disebut dengan Walzenbeil dan yang kecil disebut dengan Kleinbeil, sedangkan fungsi kapak lonjong sama dengan kapak persegi. Daerah penyebaran kapak lonjong adalah Minahasa, Gerong, Seram, Leti, Tanimbar dan Irian. Dari Irian kapak lonjong tersebar meluas sampai di Kepulauan Melanesia, sehingga para arkeolog menyebutkan istilah lain dari kapak lonjong dengan sebutan Neolithikum Papua.
Kapak lonjong
o Kapak Bahu, sama seperti kapak persegi ,hanya di bagian yang diikatkan pada tangkainya diberi leher. Hanya di temukan di Minahasa
o Perhiasan ( gelang dan kalung dari batu indah), ditemukan di Jawa
o Pakaian (dari kulit kayu)
o Tembikar (periuk belanga), ditemukan di daerah Sumatera, Jawa, Melolo(Sumba)
Tembikar
Manusia pendukung kebudayaan Neolithikum adalah bangsa Austronesia (Austria) ,Austro-Asia (Khmer – Indochina) dan Proto Melayu (suku Nias, Toraja, Dayak dan Sasak)


« Kebudayaan Perunggu
Kebudayaan perunggu di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, sangat dipengaruhi oleh kebudayaan Dong Son di dataran Vietnam karena disanalah pusat kebudayaan perunggu.
Hasil kebudayaan perunggu yang ditemukan di Indonesia adalah :
o Nekara perunggu (Moko), berbentuk seperti dandang. Banyak ditemukan di daerah : Sumatera, Jawa Bali, Sumbawa, Roti, Leti, Selayar dan Kep. Kei. Kegunaan untuk acara keagamaan dan mas kawin.

Nekara perunggu
o Kapak Corong (Kapak perunggu) banyak ditemukan di Sumatera Selatan, Jawa, Balio, Sulawesi dan Kepulauan Selayar dan Irian. Kegunaannya sebagi alat perkakas.
Kapak corong
o Bejana perunggu, bentuknya mirip gitar Spanyol tetapi tanpa tangkai. Hanya ditemukan di Madura dan Sumatera
o Arca-arca perunggu, banyak ditemukan di Bangkinang(Riau), Lumajang (Jatim) dan Bogor (Jabar)

Arca perunggu
o Kapak sepatu
Kapak sepatu
o Senjata
o Perhiasan : gelang, anting-anting, kalung dan cincin.
Peralatan yang dibuat pada zaman kebudayaan perunggu ini menggunakan dua teknik mendasar, yaitu a cire perdue atau teknik cetak lilin dan teknik setangkup atau bivalve.